Komisi X DPR RI Berikan Dukungan terhadap Program Kebahasaan dan Kesastraan

Komisi X DPR RI Berikan Dukungan terhadap Program Kebahasaan dan Kesastraan

Jakarta, 2 Desember 2024 – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan unit utama lain di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) untuk membahas program dan anggaran tahun 2025. Kegiatan yang bertempat di Hotel Grand Sheraton Gandaria City, Jakarta, pada  2—4 Desember 2024 ini dihadiri oleh para pimpinan dan anggota Komisi X DPR RI serta pejabat eselon I dan II Kemendikdasmen.

Kepala Badan Bahasa, Aminudin Aziz, hadir bersama para eselon II dan jajarannya. Dalam kesempatan tesrsebut, Kepala Badan Bahasa menyampaikan tiga program pioritas yang masih sangat relevan untuk dilaksanakan pada tahun 2025, yaitu (1) Literasi kebahasaan dan kesastraan, (2) Pelindungan bahasa dan sastra daerah, dan (3) Internasionalisasi bahasa Indonesia. Tiap program tersebut diuraikan ke dalam kegiatan dan aktivitas serta anggaran yang dibutuhkan. Selain itu, disampaikan pula kegiatan kebahasaan yang belum terdanai dalam Pagu Alokasi TA  2025 sehingga Badan Bahasa bersama unit utama lain mengusulkan anggaran tambahan untuk mendanai beberapa program prioritas yang harus dilaksanakan.

Dalam sesi diskusi, Andi Muawiyah Ramly, Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PKB, mengungkapkan kekhawatirannya terkait kelangkaan bahasa daerah yang memiliki aksara. “Di Indonesia terdapat ratusan bahasa, tetapi hanya sedikit yang memiliki aksara. Bahkan, aksara dari banyak bahasa daerah lainnya belum ada. Jika ini tidak diperhatikan, bahasa-bahasa tersebut lama-lama bisa punah,” ungkapnya. Selain hal tersebut, Andi juga menyampaikan perlunya pemerintah Indonesia mengupayakan agar ada sastrawannya yang meraih nobel sastra. Andi juga mengusulkan agar Kamus Besar Bahasa Indonesia versi cetak dipecah ke dalam beberapa bagian agar tidak terlalu berat dan mudah dibawa ke mana-mana.

“Kami di Badan Bahasa mulai 2025 hingga 2029 berencana untuk membuat peta kebhinekaan, yang mencakup bahasa, sastra, dan aksara. Untuk bahasa daerah yang memiliki aksara, nantinya bisa dimasukkan dalam peta ini karena sangat pentinig," ujar Kepala Badan Bahasa merespons masukan dari anggota legislatif tersebut.

Sementara itu, Furtasan Ali Yusuf, anggota Komis X Fraksi Gerindra menyoroti pentingnya revitalisasi bahasa daerah. Ia menyarankan agar upaya mempertahankan bahasa ibu dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya lokal, termasuk perguruan tinggi. “Perguruan tinggi bisa menjadi pusat literasi dan riset terkait kebahasaan, tempat para akademisi dapat melakukan penelitian untuk menghasilkan bahasa-bahasa baru dan mencegah kepunahan bahasa ibu,” katanya.

Kepala Badan Bahasa merespons hal ini dengan menyebutkan bahwa kolaborasi antara Badan Bahasa dan perguruan tinggi dalam upaya pemertahanan bahasa ibu telah berjalan baik. “Para akademisi dari perguruan tinggi sudah terlibat sebagai tenaga ahli, bersama dengan para maestro bahasa daerah,” tambahnya.

Sastra Indonesia Semakin Mendunia

Dalam kesempatan yang sama, Amin juga mengungkapkan bahwa Badan Bahasa juga memiliki rencana untuk meningkatkan popularitas karya sastra Indonesia di kancah internasional. Pihaknya akan mendukung para sastrawan untuk menerjemahkan karya-karya mereka ke dalam bahasa asing. Selain itu, telah dirancang pula program residensi sastrawan dalam bentuk mengirimkan sastrawan ke luar negeri dan menghasilkan karya yang akan diterbitkan di negara setempat. Ia juga menambahkan bahwa upaya mengenalkan sastrawan Indonesia ke dunia sudah dilaksanakan. Salah satunya dengan mengikutsertakan sastrawan muda dalam ajang Sea Writers Award di Thailand. “Banyak sastrawan kenamaan kita yang merupakan alumni program ini,” ujarnya.

Pada akhir pembahasan, Amin berharap Komisi X DPR RI terus mendukung program prioritas Badan Bahasa. Amin juga mengharapkan komitmen semua pihak dalam mendukung kemajuan pendidikan, pelestarian bahasa, dan perkembangan sastra di Indonesia. (Devi Virhana)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa