Memahami Sastra melalui Video Pembelajaran

Pembelajaran di sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi sehingga terjadi perubahan dan pergeseran paradigma pendidikan. Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol sehingga penggunaan alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio, visual, dan perlengkapan sekolah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum sesuai dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa. Hal tersebut dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

Notoamodjo (2003:71) mengemukakan media pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi membantu dan memperagakan sesuatu dalam proses pembelajaran. Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu untuk mempermudah proses pembelajaran di kelas, meningkatkan efisiensi proses pembelajaran, menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar, dan membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan dari tujuan media pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa kehadiran media belajar merupakan hal yang dibutuhkan untuk mempermudah proses pembelajaran. Secara umum media mempunyai kegunaan (1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera, (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya, (5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama (Ekayani, 2016:3).

Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekadar peraga bagi guru melainkan pembawa informasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Dengan demikian pola interaksi edukatif akan lebih bervariasi hingga meliputi lima pola berikut. 1) Sumber berupa orang saja (seperti yang kebanyakan terjadi di sekolah kita sekarang). 2) Sumber berupa orang yang dibantu oleh/dengan sumber lain. 3) Sumber berupa orang bersama dengan sumber lain berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. 4) Sumber lain saja tanpa sumber berupa orang. 5) Kombinasi dari keempat pola tersebut dalam bentuk suatu sistem.

Banyak keuntungan dalam menggunakan media pembelajaran sebagaiman menurut Kemp & Dayton dalam buku Azhar (2014:25) mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media pembelajaran yaitu 1) membuat pembelajaran menjadi lebih baku, 2) pembelajaran dapat lebih menarik (penggunaan media pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik dengan warna-warna yang beragam dari media yang kita gunakan) 3) pembelajaran lebih interaktif (media yang menarik dan berwarna akan membuat peserta didik lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung) 4) waktu pelaksanaan pembelajaran akan lebih pendek (pembelajaran dapat lebih singkat lagi karna kita tidak perlu menjelaskan terlalu panjang) 5) kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan, 6) proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun, 7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan 8) peran guru perubah ke arah yang positif.

Berkaitan dengan media pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran sastra, selama ini pembelajaran sastra masih terbatas pembelajaran secara teoretis dan tes. Aspek-aspek yang dinilai masih dalam taraf pengetahuan siswa saja. Media pembelajaran sastra hendaknya menekankan pada sisi apresiasi siswa terhadap karya sastra. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bentuk-bentuk media pembelajaran yang tepat sasaran dengan memperhatikan tingkatan apresiasi siswa. Adanya perubahan orientasi pembelajaran pada apresiasi, ekspresi, dan produksi sastra mengakibatkan rancangan pembelajaran sastra tidak lagi hanya berpusat pada peningkatan pengetahuan kesastraan siswa yang sifatnya cenderung teoretis dan mengesampingkan praktiknya.

Sastra sebagai cerminan keadaan sosial budaya bangsa haruslah diwariskan kepada generasi muda. Menurut Herfanda (dalam Suryaman, 2010:114), sastra memiliki potensi yang besar untuk membawa masyarakat ke arah perubahan, termasuk perubahan karakter. Proses pendidikan, pengenalan, dan pemahaman terhadap sastra akan dapat memperkaya manusia sebagai pribadi dalam dialog terus menerus dengan dunia manusia dan kemanusiaan (Nurgiyantoro dan Efendi, 2013:383).

Salah satu materi pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah pembelajaran drama dan puisi yang pada penerapannya dengan praktik langsung. Dalam proses belajar dibutuhkan materi serta pelatihan yang tidak sedikit. Yang menjadi momok bagi peserta didik adalah bagaimana cara menampilkan suatu drama atau pun puisi untuk penilaian sedangkan mereka tidak menguasai tekniknya. Hal tersebut membuat peserta didik kurang berminat menerima materi. Dalam penyampaian materi drama dibutuhkan media yang tepat untuk menyampaikan materi dimaksud. Tidak cukup hanya dengan penjelasan lisan dari guru maupun mengerjakan tugas-tugas. Pada tahap inilah penggunaan video pembelajaran dibutuhkan. Penggunaan video pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran karena mampu menggambarkan secara detail dan jelas.

Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa orang lebih tertarik belajar menggunakan media video daripada belajar melalui media teks dan gambar diam (Fadhli, 2015). Media video lebih efektif membuat peserta didik dapat menerima pembelajaran yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, banyak peserta didik menggunakan media video yang banyak ditemui di dunia maya untuk menambah wawasan dan pengetahuan seputar materi pelajaran sastra.

Berbagai video pembelajaran sastra banyak dijumpai di dunia maya, misalnya video pembelajaran yang memuat musikalisasi puisi, pembacaan puisi, pementasan drama, pantomim dan lain sebagainya. Dalam video pembelajaran tersebut menampilkan berbagai ekspresi atau mimik sehingga peserta didik dapat yang menyaksikan langsung tanpa harus membayangkan kembali. Video pembelajaran memperjelas pesan pembelajaran sastra agar tidak terlalu verbalistis. Selain itu, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga,, dan pancaindra. Video pembelajaran tersebut juga memberikan dampak semangat belajar dengan interaksi langsung antara peserta didik dan sumber belajar, memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan visual, audio serta kinestetiknya dan emberikan stimulus yang sama dengan membandingkan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.


Sumber Bacaan

Arsyad Azhar, 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Ekayanti, Ni Luh Putu. 2016. “Pentingnya Penggunaan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Prestasi Belajar”. Bali: Jurnal PGSD FIP Universitas Pendidikan Ganesha. Online. https://www.researchgate.net/publication/3151 05651, diakses: 29 Desember 2017.

Fadhli, M. (2015, Januari). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Video Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 3(1), 24-29.

Jatu Kaannaha Putri

...

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa