Keajaiban Membacakan Nyaring

Setiap tanggal 2 Februari, lebih dari 173 negara dan jutaan orang ikut serta memperingati Hari Membaca Nyaring Sedunia (World Read Aloud Day). Peringatan Hari Membaca Nyaring Sedunia ini diinisiasi oleh Pam Allyn, pendiri organisasi nirlaba LitWorld. Peringatan tersebut dimaksudkan untuk menciptakan komunitas membacakan nyaring yang lebih banyak lagi sehingga dapat berbagi cerita praktik baik membacakan nyaring dan mengadvokasi masyarakat untuk terus ikut aktif dalam membacakan nyaring untuk anak-anak. Membacakan nyaring pun dilakukan dalam konteks untuk memenuhi hak asasi manusia dalam berliterasi karena melalui kemampuan literasi yang baik, penciptaan manusia yang berkualitas bisa diwujudkan.

Dari kesadaran itulah, membacakan nyaring sebagai kegiatan yang sederhana karena semua orang bisa melakukannya menjadi penting peranannya dalam kehidupan ini. Bahkan, tidak hanya penting, membacakan nyaring juga merupakan kegiatan yang ajaib. Keajaibannya telah banyak dikaji dalam berbagai hasil penelitian, pengalaman, dan perenungan para ahli. Tidak sampai di situ, jutaan orang tua dan guru dari berbagai penjuru dunia pun banyak memberikan testimoni terkait dengan dampak dan hasil praktik baik membacakan nyaring yang telah dilakukan dan dipraktikkan kepada anak-anak. Berdasarkan hal itulah dalam tulisan ini coba diinterpretasikan hasil pengalaman, penelitian, dan perenungan para pakar atas keajaiban membacakan nyaring kepada anak.

Pertama, hasil studi atas riset yang dilakukan pakar dari University of Melbourne menjelaskan temuannya bahwa anak-anak, dengan latar belakang apa pun, yang selalu aktif dibacakan buku-buku dengan nyaring setiap hari, capaian berprestasinya setahun lebih baik daripada anak-anak yang tidak pernah memperoleh pengalaman dibacakan buku dengan nyaring. Itu menunjukkan bahwa membacakan nyaring kepada anak akan mengondisikan anak-anak kita memiliki motivasi dan kemampuan yang baik dalam berprestasi, baik berprestasi dalam konteks akademik maupun nonakademik.

Kedua, sebuah kata mutiara indah dikutip dari Jim Trealese dalam bukunya Read Aloud, “Sekalipun engkau memiliki berpeti-peti emas. Sekalipun engkau memiliki berpundi-pundi harta. Yakinlah, engkau tidak akan lebih kaya dariku. Kenapa? Karena aku memiliki ibu (orang tua) yang selalu membacakanku buku.” Suatu hasil perenungan yang menakjubkan tentang membaca nyaring pada anak yang indah dan penuh makna. Saat masih usia dini, anak-anak sangat membutuhkan aktivitas membacakan nyaring. Melalui aktivitas membacakan nyaring itu, anak-anak menjadi sangat kaya pengalaman dan pengetahuan yang akan membuat anak sukses dalam pemerolehan pengetahuan dan kekayaan. Membacakan nyaring yang dilakukan orang tua pun menjadi harta terbaik bagi anak-anak.

Ketiga, kutipan dari Strickland Gililan yang menjelaskan bahwa warisan yang sangat berharga dan tanpa biaya yang bisa kita berikan kepada anak-anak kita adalah read aloud atau membacakan nyaring buku cerita bagi anak-anak kita. Membacakan nyaring adalah kekayaan luar biasa yang dimiliki oleh orang tua dan guru. Kekayaan yang harusnya kita wariskan kepada anak-anak kita sejak usia dini. Di sinilah kita disadarkan tentang kekayaan membacakan nyaring yang kita punya. Kekayaan yang harusnya terus kita wariskan kepada anak-anak kita secara berkelanjutan dan terus-menerus.

Keempat, Montessori dalam buku Absorbent Mind mengungkapkan bahwa tidak ada suara yang begitu menakjubkan bagi anak-anak selain suara yang keluar dari alat ucap manusia, salah satunya suara orang tua dan guru dalam melafalkan dan membacakan nyaring buku kepada anak-anak. Anak-anak secara psikologis yang terberi sudah membawa sesuatu yang membuatnya tertarik dengan kegiatan membacakan nyaring buku-buku. Dari suara nyaring membacakan buku-buku, anak-anak sudah takjub dan menyukainya. Suara itu mengayakan pengalaman dan kemampuan berpikir anak-anak.

Kelima, dalam konteks tahapan perkembangan membaca anak pun kita mendapatkan kenyataan bahwa pada mulanya anak-anak menjadikan buku untuk bermain. Buku digunakan untuk bermain jual beli. Buku untuk bermain mobil-mobilan. Dari situlah anak-anak kemudian tertarik dengan buku. Anak-anak pun mulai memperhatikan gambar dan tulisan dalam buku. Anak-anak terpukau dengan buku. Anak-anak penasaran dengan buku. Sampai kemudian anak-anak meminta orang tua atau guru untuk membacakan buku dengan nyaring. Di situlah kesadaran dan kebutuhan anak terhadap buku-buku yang dibacakan terbentuk secara psikologis dan sosiologis. Untuk itu, membacakan nyaring pun sesungguhnya kebutuhan mendasar anak-anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan guru.

Di sini kita melihat kenyataan bahwa membacakan nyaring adalah kebutuhan mendasar anak-anak yang harus dipenuhi oleh orang tua dan guru. Membacakan nyaring adalah kekuatan sosial dan budaya dalam suatu masyarakat. Membacakan nyaring adalah investasi masa depan bangsa. Budaya membacakan nyaring adalah kebutuhan sekaligus kekayaan suatu bangsa yang harus dikembangkan. Tidak heran jika membacakan nyaring diperingati dengan hari yang istimewa oleh jutaan orang sedunia karena mereka meyakini bahwa membacakan nyaring itu ajaib karena akan bisa membuat anak-anak kita berkualitas sehingga kelak akan menentukan peradaban suatu bangsa.

Sumber Pustaka

Trelease, Jim. 2018. The Read-Aloud Handbook: Membacakan Buku dengan Nyaring Melejitkan Kecerdasan Anak. Bandung: Noura Books.

Motessori, Maria. 2019. The Absorbent Mind: Pikiran yang Mudah Menyerap. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiawan, Rosie. 2019. Membacakan Nyaring. Bandung: Noura Books.

Dewayani, Sofie dan Rosie Setiawan. 2018. Saatnya Bercerita: Mengenalkan Literasi Sejak Dini. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Heru Kurniawan

Penulis adalah pengajar di UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa