Instagram sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Sastra
Perkembangan era digital dewasa ini ditandai dengan makin masifnya penetrasi media sosial dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi, pendidikan, politik, budaya, dan pertahanan keamanan. Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan pola komunikasi dari cara-cara dan media konvensional menuju digitalisasi komunikasi dengan menggunakan berbagai kanal media sosial kekinian. Era digital yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi komunikasi terus berlangsung dan berkembang begitu cepat dan makin canggih yang dimulai, antara lain dari penemuan Bluetooth (2001), Mozilla (2002), Skype (2003), MySpace (2003), Facebook (2004), Youtube (2005), Twitter 2006), Apple Iphone (2007), Google Android (2008), Apple Ipad (2010), Instagram (2010), Google Class (2012), Google Driverless Car (2012), Sophia the Artificial Intelligence Robot (2015), dan Tesla Model 3 (2016). Penemuan tersebut ke depan diprediksi akan terus berkembang inovasi teknologi baru lainnya.
Inovasi teknologi dengan pemanfaatan media sosial menjadikan arus
informasi mengalir dengan deras dan cepat. Pola-pola komunikasi linier mulai
digantikan dengan pola-pola komunikasi simetris. Real time melintas
batas ruang dan waktu dengan mengedepankan kecepatan sekaligus menandakan pola komunikasi dewasa ini sesungguhnya telah memasuki
fase interactive communication era. Fase lebih lanjut dari
pengembangan era telekomunikasi dengan menjadikan penggunaan
internet sebagai media baru.
Perkembangan era digital dengan masifnya penggunaan internet sebagai media
baru telah membawa konsekuensi pergeseran karakter khalayak menjadi audience. Khalayak tidak lagi objek pasif, tetapi dapat berperan menjadi produsen
informasi. Masyarakat sebagai khalayak tidak lagi pada posisi objek yang
dideterminasi media massa arus utama, tetapi lebih jauh dapat berperan
memproduksi berita dan membentuk opini publik melalui platform media
sosial.
Melalui media sosial memungkinkan pengguna berinteraksi, berbagi, dan
berkomunikasi yang membentuk ikatan sosial secara virtual dalam masyarakat
jejaring (networking society) yang ditandai dengan munculnya jurnalisme
warga (citizen journalism). Fenomena ini menempatkan media sosial
sebagai garda terdepan dalam komunikasi model baru sekaligus berperan membentuk
opini publik.
Dalam perkembangannya, penggunaan media sosial sebagai garda terdepan
dalam komunikasi model baru tidak lagi hanya sekadar berperan sebagai kanal
menyampaikan pesan dan menyerap informasi, tetapi lebih jauh berperan
dalam memengaruhi persepsi dan perilaku publik, pengambilan keputusan
institusi, kelompok masyarakat, dan turut andil dalam pengembangan kesadaran
kolektif opini publik. Melalui media sosial, berbagai informasi
membanjiri ruang publik media sosial. Arus informasi yang deras tanpa
batas tersebut ibarat sekeping mata uang logam yang memiliki dua sisi
yang berbeda. Media sosial satu sisi dapat bersifat positif apabila dimanfaatkan secara benar, yaitu untuk mengedukasi
masyarakat dan mengoptimalkan manfaat praktis media sosial bagi
peningkatan pembangunan bangsa.
Pemanfaatan media sosial sebagai media pembelajaran pada proses pembelajaran yang banyak dipakai saat ini
adalah Facebook, Twitter, Line, Whatsapp, dan Instagram. Inilah beberapa
aplikasi yang sering digunakan, baik oleh masyarakat umum maupun pelajar.
Instagram adalah salah satu aplikasi yang banyak dimiliki oleh pelajar karena
penggunaannya yang mudah dan mendapatkan informasi dengan cepat.
Instagram
memiliki fitur untuk mengirim foto dan video dengan menggunakan desain yang
unik sehingga menarik jika dijadikan media pembelajaran. Fitur Instagram yang
dapat dijadikan media pembelajaran adalah beranda (feed) maupun instastory.
Tentunya dalam membagikan materi pelajaran tersebut harus ditampilkan
gambar-gambar yang membuat siswa tertarik dan ikut andil dalam proses
pembelajaran tersebut
Menurut
Tafonao (2018: 104) media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat
disampaikan oleh pengirim dan penerima dengan tujuan untuk merangsang pikiran,
gagasan, dan minat peserta didik untuk belajar. Pendapat ini sejalan dengan
dalam Falahuddin (2014: 108) bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat memberikan informasi dari sumber informasi kepada penerima
informasi. Dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan guru untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan,
dan minat peserta didik.
Menurut
Hamalik dalam Tafonao (2018: 105) media pembelajaran memiliki ciri-ciri, yaitu media
pembelajaran (1) dapat diraba, dilihat, dan didengar, serta yang dapat diamati
oleh pancaindra, (2) dapat berupa benda atau hal-hal yang dapat dilihat dan
didengar, (3) digunakan untuk komunikasi antara guru dan peserta didik, (4)
sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, (5) merupakan suatu perantara
yang digunakan dalam proses pembelajaran, (6) sebagai alat dan teknik yang
berkaitan dengan metode pembelajaran.
Sedangkan menurut
Kemp dalam Falahudin (2014: 114) ada beberapa manfaat media pembelajaran, yakni
penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, proses pembelajaran lebih
jelas, menarik, lebih interaktif, efisiensi dalam waktu dan tenaga, meningkatkan kualitas hasil belajar,
media dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, media dapat menumbuhkan
sikap positif pemelajar
terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran pembelajar ke arah yang
lebih positif, media dapat membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi
lebih konkret, dan media dapat mengatasi keterbatasan indra manusia.
Media
pembelajaran yang dibuat diharapkan mampu menarik minat siswa untuk mempelajari materi yang
diajarkan oleh guru. Media pembelajaran harus difungsikan untuk meningkatkan
kualitas belajar mengajar. Jika media pembelajaran yang digunakan oleh guru
menarik motivasi belajar peserta didik juga akan semakin meningkat. Dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guru dapat membuat media
pembelajaran yang berkaitan dengan media Sosial.
Media sosial
adalah alat yang dapat menghubungkan orang-orang yang mungkin tidak dapat
dijangkau danmemudahkan untuk berkomunikasi dengan orang yang tidak dapat ditemui.
Dengan menggunakan media sosial guru dapat dengan kreatif menggunakan media
sosial sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa, khususnya melalui aplikasi Instagram.
Instagram adalah media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dan mudah dijangkau
oleh seluruh peserta didik khususnya pelajar karena pelajar sudah dapat
menggunakan Instagram dengan baik.
Instagram
juga dapat dikategorikan memiliki fitur yang cukup lengkap untuk mendukung
proses pembelajaran. Cara menggunakan Instagram sebagai media pembelajaran dapat dibuat di beranda (feed) Instagram, ig story, dan pada saat live.
Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang
memiliki empat keterampilan dasar, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Empat aspek tersebut harus dapat dimiliki oleh peserta didik. Untuk
itu, guru harus mampu lebih aktif dalam mengembangkan keterampilan tersebut
kepada peserta didik dengan dibantu media
pembelajaran yang mampu mengembangkan
minat peserta didik dalam materi pembelajaran yang dibahas.
Jika ingin
memberikan materi yang cukup banyak guru dapat mengunggah materi tersebut
melalui beranda (feed) Instagram. Jika guru ingin memberikan
materi yang tidak terlalu banyak dan sedikit latihan untuk melatih keterampilan
anak dapat menggunakan fitur ig story,
sedangkan jika guru ingin menyampaikan secara langsung atau ingin memberikan
materi tambahan terkait materi yang sudah diunggah guru dapat menggunakan fitur live pada Instagram. fitur-fitur
ini dapat memudahkan guru dalam berkomunikasi dengan siswa melalui Instagram.
Pembelajaran
tidak hanya dilakukan di sekolah, melainkan guru juga dapat berkomunikasi
dengan siswa melalui media sosial. Instagram merupakan media sosial yang dapat
memudahkan guru untuk menyampaikan materi kepada siswa dan tidak harus
menggunakan metode ceramah seperti metode pembelajaran lama. Teknologi telah
memudahkan kita untuk berinteraksi dan menyampaikan ilmu kepada peserta didik
dengan tidak harus bertatap muka dan duduk di kelas tetapi interaksi tersebut
dapat dilakukan di mana pun kita berada
Kelebihan Instagram sebagai media pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia antara lain.
1. Memudahkan guru dan peserta
didik untuk berinteraksi dan menyampaikan materi. Guru dan peserta didik tidak
harus duduk di dalam ruangan kelas dalam proses belajar mengajar.
2. Aplikasi Instagram
merupakan aplikasi yang gratis dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat
khususnya pelajar, sehingga untuk menggunakan aplikasi ini tidak harus
mengeluarkan biaya yang mahal.
3. Materi pembelajaran menjadi
lebih menarik melalui aplikasi tersebut. Materi yang disampaikan dapat diedit
sedemikian rupa dengan berbentuk foto atau video. Setelah foto atauvideo
tersebut sudah diedit, maka materi tersebut dapat langsung diunggah dan dapat
dilihat khususnya oleh peserta didik.
4. Mudah dijangkau dan hampir seluruh pelajar menggunakan aplikasi ini karena mudah digunakan dan dapat diakses secara luas sehingga memudahkan pelajar menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan Instagram sebagai media pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia antara lain.
1. Terlalu bebas untuk
diakses. Instagram dapat dengan mudah diakses yang dapat memengaruhi karakter
peserta didik karena ragam dan variasi tampilan lain yang terdapat pada
aplikasi ini sehingga untuk mengakses aplikasi ini peserta didik membutuhkan
pengawasan orang tua.
2. Menggunakan jaringan
internet yang stabil. Aplikasi ini membutuhkan jaringan internet yang stabil
karena jika internet eror maka proses pembelajaran sedikit lambat.
Daftar Pustaka
Falahudin, Iwan. 2014. Pemanfaatan Media Pembelajaran. Jurnal Lingkar
Widyaiswara. (Vol. 1)(No. 4).
Tafonao, Talizaro. 2018. Peranan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan
Minat Belajar Mahasiswa. Junal Komunikasi Pendidikan. (Vol. 2)(No. 2).
Jatu Kaannaha Putri
...