Membaca Pola Pengembangan Literasi Bahasa Anak dalam Pembelajaran

Salah satu kecakapan yang harus dimiliki oleh anak pada abad ke-21 adalah literasi. Ada enam kemampuan literasi yang harus dimiliki, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi finansial, literasi sains, literasi digital, dan literasi budaya dan kewargaan. Keenam literasi tersebut perlu diperkenalkan dan dikembangkan terhadap anak sebagai dasar yang harus dimiliki pada abad ke-21. Itu karena abad ke-21 menuntut manusia memiliki kecakapan, keterampilan, dan kemampuan untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan zaman dari segala sektor. Oleh karena itu, perlu adanya penanaman kompetensi sedini mungkin agar para generasi muda memiliki kecakapan abad ke-21 sehingga dapat menjadi generasi yang unggul, cerdas, dan berkarakter.

Literasi adalah salah satu kecakapan yang harus dimiliki. Istilah literasi berasal dari bahasa Latin, yakni literatus yang berarti ‘earned person’ atau ‘orang yang belajar’. Pada abad pertengahan, seseorang dikatakan sebagai literatus apabila orang tersebut dapat dan mahir membaca dan menulis dalam bahasa Latin. Dari sinilah literasi dapat dimaknai sebagai kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan sistem bahasa simbol (Triati, 2009)

Dalam perkembangannya, bahkan saat ini sering digunakan, istilah literasi mengacu pada membaca, yaitu kemampuan orang dalam kebiasaan dan kesenangannya membaca. Gerakan literasi sering dimaknai sebatas gerakan membaca. Literasi berfokus pada kemampuan membaca, berpikir, dan menulis (Fisher, 2000). Membaca dapat dimaknai sebagai suatu aktivitas memahami informasi yang disampaikan melalui lambang bahasa tulis serta kemampuan dalam memahami dan mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan melalui lambang bahasa tulis.

Dalam konteks literasi pada anak, literasi bermakna ‘kemampuan anak dalam membaca dan menulis sesuai dengan kemampuan berbahasa mereka’. Kemampuan berbahasa anak memliki tahapan yang berbeda. Oleh karena itu, pengembangan literasi bahasa pada anak memiliki konsep dan pola-pola pengembangan yang berbeda.

Perbedaan pola pengembangan literasi pada anak disesuaikan dengan kemampuan bahasa yang mereka miliki. Berkenaan dengan hal tersebut, pola pengembangan literasi, khususnya literasi bahasa, penulis temukan di PAUD Wadas Kelir. PAUD Wadas Kelir merupakan salah satu PAUD di Banyumas yang sudah mengintegrasikan literasi sebagai salah satu kurikulum pembelajarannya. Dalam artikel ini, penulis mengeksplorasi pola pengembangan literasi bahasa anak yang ada di PAUD Wadas Kelir, yaitu tiga subtansi pokok pengembangan literasi yang ada di sana.

Ketiga subtansi kegiatan pengembangan literasi pada anak yang dilakukan oleh guru di PAUD Wadas Kelir menjadi kekhasan kegiatan berliterasi bahasa karena hanya dilakukan di PAUD Wadas Kelir. Adapun ketiga subtansi pengembangan literasi pada anak, penulis simpulkan menjadi pola-pola kegiatan berliterasi. Ketiga pola tersebut, antara lain, ialah pola pengembangan literasi prapembelajaran, pola pengembangan literasi pada saat pembelajaran, dan pola pengembangan literasi pascapembelajaran.

Pola Pengembangan Literasi Prapembelajaran

Kegiatan pengembangan literasi pada anak di PAUD Wadas Kelir sudah dilakukan dalam beberapa kegiatan sebelum pembelajaran atau prapembelajaran. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PAUD Wadas Kelir dalam mengembangkan literasi anak PAUD Wadas Kelir dapat digambarkan sebagai berikut.

Pertama, anak-anak diajak berkumpul dan becerita. Montessori (2013) mengidentifikasi bahwa kemahiran anak dalam membaca terbentuk dari proses belajar dengan bahasa yang menyenangkan yang dimulai sejak usia 2 tahun atau pada saat anak sudah mampu mendengarkan bahasa verbal dengan baik. Pada saat inilah anak usia dini sudah bisa diberikan fondasi untuk bisa memahami bahasa tulis (membaca dan menulis) dengan baik, yakni melalui keterampilan bicara yang baik. Dengan kemampuan bicara yang baik, kita akan memberikan jembatan antara bunyi dan simbol tulisnya sehingga anak-anak memahaminya. Melalui aktivitas yang dilakukan sejak usia dini tersebut, anak-anak sudah bisa memiliki pemahaman bahasa tulis yang baik. 

Pandangan Montessori menjadi dasar mengapa literasi dianggap penting dikembangkan pada anak usia dini. Berkenaan dengan hal tersebut, pengembangan literasi bahasa di PAUD Wadas Kelir dalam tahap prapembelajaran yang dilakukan pertama kali adalah berkumpul dan bercerita. Kegitan itu dimulai dengan guru mengumpulkan anak-anak sebelum pembelajaran. Anak diajak untuk mendengarkan cerita dari buku yang guru bacakan secara nyaring. Berkumpul dan bercerita merupakan pola kegiaan berliterasi yang memiliki banyak manfaat bagi anak. Pembacaan cerita oleh guru secara nyaring menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan di PAUD Wadas Kelir dalam pengembangkan literasi bahasa pada anak.

Kedua, anak-anak diajak recall cerita. Recall berarti ‘mengingat kembali’. Dalam hal ini, anak akan mengingat kembali cerita-cerita yang sudah mereka dengarkan, baik dari guru maupun orang tua di rumah. Kegiatan ini merupakan salah satu pola pengembagan literasi pada anak di PAUD Wadas Kelir. Kegiatan mengingat kembali cerita dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh anak dapat menerima literasi dalam dirinya melalui pengungkapan kembali apa yang anak dapatkan dari sebuah cerita yang didengar dari orang tua ataupun guru.

Kegiatan mengingat kembali dilakukan dengan menanyakan kepada anak mengenai isi buku yang sudah dibaca sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam kegiatan mengingat kembali ini akan diungkapkan apa saja yang anak ingat dari bacaan yang telah dibaca dengan cara guru memantiknya melalui pertanyaan-pertanyaan seputar isi buku, seperti tokoh, latar, pesan moral, tebak gambar, huruf, dan warna. Lalu, anak diminta untuk menceritakan isi buku. Kegiatan mengingat kembali berlangsung 1—3 menit per anak. Setelah itu, anak dibiarkan mengganti buku dan dibebaskan memilih buku yang mereka sukai.

Ketiga, guru membacakan nyaring (read aloud). Jim Trelese dalam bukunya yang berjudul The Read Aloud Handbook menutukan bahwa membacakan nyaring bukan sekadar membacakan cerita dengan suara keras, melainkan lebih dari itu. Membacakan nyaring tidak hanya mengajarkan anak membaca, tetapi juga mengajarkan anak untuk suka membaca. Sebelum pembelajaran dimulai, guru membacakan buku dengan nyaring sesuai dengan permintaan anak.

Membacakan nyaring menjadi salah satu kegiatan unggulan yang disukai anak. Dalam kegiatan ini, guru membacakan buku-buku cerita sesuai dengan permintaan anak dan dengan suara nyaring. Kegiatan membacakan nyaring ini bertujuan agar anak menyukai buku-buku bacaan dan meminta untuk dibacakan buku. Pada saat anak berada dalam tahap minta dibacakan buku, anak akan lebih leluasa untuk menerima berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan literasi anak.

Pola Pengembangan Literasi pada Saat Pembelajaran

Pengembangan literasi pada anak di PAUD Wadas Kelir dilakukan melalui beberapa kegiatan pada saat pembelajaran. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di PAUD Wadas Kelir dalam mengembangkan literasi anak adalah dengan memadupadankan literasi cerita dengan pembelajaran yang sesuai dengan tema. Dalam hal ini, dalam proses belajar-mengajar yang dilakukan di PAUD Wadas Kelir selalu diawali dengan aktivitas membaca, menulis, dan berpikir.

Dalam setiap pembelajaran, guru akan membacakan buku kepada anak. Buku-buku yang dibacakan kepada anak ini berupa buku-buku cerita yang sudah disesuaikan dengan tema pembelajaran di PAUD Wadas Kelir. Setelah anak selesai medengarkan cerita, anak mulai melakukan aktivitas pembelajaran dengan melibatkan gerak motorik. Pada gerak motorik inilah pengembangan literasi bahasa (menulis) anak mulai diperkenalkan dan dikembangkan.

Pola Pengembangan Literasi Pascapembelajaran

Pengembangan literasi pada anak di PAUD Wadas Kelir pascapembelajaran dilakukan melalui kegiatan refleksi. Guru mengambil posisi sebagai perefleksi terhadap kegiatan yang dilakukan setiap harinya kepada adak. Bentuk dari refleksi tersebut berupa pemberian pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran, pemberian kuis, pengapresiasian, dan refleksi anak terhadap kegiatan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi anak mengenai pembelajaran dan kegiatan literasi yang telah dilakukan.

Apresiasi yang dilakukan oleh PAUD Wadas Kelir adalah dengan melakukan beberapa kegiatan literasi dengan melibatkan orang tua dan anak. Pemberian apresiasi ini diwujudkan melalui hadiah (reward). Hadiah diberikan kepada anak yang sudah melakukan peminjaman buku sebanyak 15 kali (poin baca). Anak akan dinobatkan sebagai duta baca dan akan mendapat hadiah berupa barang. Pemberian hadiah dilakukan setiap bulan. Anak akan merasa senang dan orang tua turut bangga.

Hadiah untuk orang tua diberikan kepada mereka yang berhasil memberikan pose terbaik ketika membacakan buku kepada anak. Setiap bulan sekolah akan meminta orang tua untuk menyerahkan salinan lunak (softfile) foto yang dikirim melalui WhatsApp ketika orang tua sedang membacakan buku kepada anak. Foto akan diseleksi berdasarkan teknik dan momen dari hasil foto, lalu akan diambil tiga foto terbaik. Orang tua akan mendapat bingkisan dari sekolah.

Simpulan

Pola pengembangan literasi bahasa anak di PAUD Wadas Kelir merupakan salah satu upaya membentuk generasi yang unggul, cerdas, berkarakter, dan literat. Pola pengembangan literasi bahasa anak di PAUD Wadas Kelir meliputi pola pengembangan literasi prapembelajaran, pola pengembangan literasi pada saat pembelajaran, dan pola pengembangan literasi pascapembelajaran. Pola-pola pengembangan kegiatan berliterasi itu merupakan hasil penelitian terhadap proses kegiatan belajar-mengajar di PAUD Wadas Kelir. Proses kegiatan belajar-mengajar di PAUD Wadas Kelir berkonsep pembelajaran dengan berbasis literasi, khususnya literasi bahasa. Dari awal hingga akhir pembelajaran dilakukan serangkaian kegiatan dengan berbasis literasi. PAUD Wadas Kelir menjadikan literasi sebagai dasar acuan dalam proses kegiatan belajar-mengajar.

Pola pengembangan literasi bahasa pada anak di PAUD Wadas Kelir pada prapembelajaran terdiri atas tiga kegiatan, yaitu berkumpul dan bercerita, mengingat kembali cerita, dan membacakan nyaring. Pola pengembangan literasi bahasa pada anak di PAUD Wadas Kelir pada saat pembelajaran terdiri atas aktivitas membacakan nyaring dan literasi anak. Pola pengembangan literasi bahasa pascapembelajaran di PAUD Wadas Kelir meliputi pemberian pertanyaan mengenai kegiatan pembelajaran, pemberian kuis, pengapresiasian, dan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi anak mengenai pembelajaran dan kegiatan literasi yang telah dilakukan.

Daftar Bacaan

Fisher, R. (2000). Developmentally Appropriate Practice And A National Literacy Strategy. British Journal of Educational Studies, 48(1), 58—69. https://doi.org/10.1111/1467-8527.00133

Montessori, M. (2013). Metode Montessori (Panduan Guru dan Orang Tua Didik PAUD). Pustaka Pelajar.

Triati, S. (2009). Dari Anak Sampai Usia Lanjut Edisi Revisi. BPK Gunung Mulia.


Umi Khomsiyatun dan Mukhamad Hamid Samiaji

Peneliti bacaan dan sastra anak pada Lembaga Kajian Nusantara Raya (LK Nura) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, Purwokerto

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa