Belajar Pantun melalui Google Sites
Google Sites merupakan sebuah tool
pada akun Google yang dapat digunakan untuk membuat halaman website secara
mudah. Hampir sama dengan wiki, kita dapat membuat halaman web sendiri melalui
fitur–fitur sederhana Google Sites. Kelebihan Google Sites dibanding penyedia
layanan lain adalah user friendly dan penggunaanya drag n drop. Google Sites dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran dengan mengolaborasikan berbagai media lain, seperti gambar, suara, dan
video. Kita juga dapat mengintegrasikan dengan fitur Google Workspace, seperti Google Slide, Google
Drive dan lain–lain. Setelah membuat halaman Google Sites, kita dapat
membagikannya ke siswa sebagai media pembelajaran interaktif.
Pada proses pembelajaran jarak jauh, guru dan siswa diwajibkan menggunakan
teknologi informasi sebagai media pembelajaran dan menyambungkannya ke jaringan internet. Internet
memberikan kemudahan
bagi guru dan siswa untuk mengakses berbagai macam
informasi, misalnya, dalam mencari tugas yang diinginkan, mencari berita, artikel, buku, dan
lain-lain. Google Sites
dapat menjembatani kebutuhan pada proses pembelajaran
jarak jauh karena Google
Sites dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.
Media
pembelajaran digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah bertujuan untuk
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Pada proses pembelajaran sastra
jarak jauh yang memanfaatkan Google Sites, pembelajaran akan lebih praktis
dan cepat serta
dapat diakses di mana pun dan kapan pun. Google Sites dapat
efektif dalam proses pembelajaran jarak jauh karena memberikan kemudahan dalam
proses pembelajaran,
salah satunya adalah pembelajaran pantun. Pembelajaran pantun dapat menggunakan Google Sites yang memberikan
manfaat bagi peserta didik, di antaranya adalah
<!--[if !supportLists]-->(1) <!--[endif]-->Google Sites dapat
membuat siswa belajar pantun
lebih menarik dan menyenangkan;
<!--[if !supportLists]-->(2) <!--[endif]-->Google Sites dapat
memberikan materi pantun
yang mudah diunduh sehingga siswa dapat belajar dari
materi di mana pun dan kapan pun;
<!--[if !supportLists]-->(3) <!--[endif]-->Google Sites dapat menginformasikan materi pantun dari awal sampai akhir sehingga siswa dapat membaca kembali materi yang diberikan oleh guru karena
materi tidak otomatis hilang;
<!--[if !supportLists]-->(4) <!--[endif]-->siswa dapat mengunggah tugas yang sudah diberikan guru pada tempat tugas yang telah disediakan; serta
<!--[if !supportLists]-->(5) <!--[endif]-->Google Sites dapat
memberikan pengumuman informasi
mengenai tugas, atau informasi yang lain.
Selain itu, Google Sites juga merupakan salah satu media website yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajarann dan merupakan sebuah website yang dapat digunakan untuk keperluan kelompok ataupun pribadi.
Google Sites memberikan
cara termudah dalam membuat informasi yang bisa diakses oleh orang yang
membutuhkan secara cepat dan orang-orang dapat bekerja sama dalam
situs untuk menambahkan berkas file lampiran serta informasi dari
aplikasi Google lainnya, seperti Google Docs, Sheet, Forms, Calender, Awesome Table dan
lain sebagainya. Dengan fitur-fitur yang ditawarkan tersebut, Google Sites dapat
menunjang pembelajaran.
Penggunaan Google Sites dalam proses pembelajaran dapat dioptimalkan menjadi
pembelajaran yang lengkap dan menarik. Seperti yang diterapkan pada pembelajaran sastra, guru mengunggah materi tentang pantun pada
Google Sites. Kemudian,
siswa diinstruksikan
untuk mengunjungi Google Sites guru dan mengunduh materi tersebut. Materi
tersebut berisikan penjelesan tentang pantun yang memiliki makna sama dengan umpama. Sepantun sama artinya
dengan seumpama.
Sementara itu, materi
itu juga menjelaskan
bahwa pantun awalnya
berasal dari bahasa Minangkabau yaitu kata petuntun (pa-tuntun) yang artinya
penuntun atau bisa juga diartikan sebagai perumpamaan. Perubahan bunyi patuntun menjadi
pantun adalah hal yang lazim dalam bahasa Minangkabau.
Jenis pantun berdasarkan isinya antara
lain adalah
<!--[if !supportLists]-->(1) <!--[endif]-->Pantun Nasehat, merupakan jenis pantun yang banyak berisi
nasehat, petuah atau wejangan. Biasanya diberikan dari orang yang lebih tua
kepada yang lebih muda seperti orang tua kepada anaknya;
<!--[if !supportLists]-->(2) <!--[endif]-->Pantun Nasib, pantun jenis ini umumnya digunakan
untuk menggambarkan atau menyatakan keresahan hidup, seperti kesulitan, kesengsaraan,
kemiskinan, penderitaan dan lain sebagainya;
<!--[if !supportLists]-->(3) <!--[endif]-->Pantun Muda, merupakan pantun yang biasanya digunakan untuk
menggambarkan masalah-masalah yang terkait dengan anak muda-mudi, seperti
percintaan, kerinduan, ke-jomblo-an dan semacamnya;
<!--[if !supportLists]-->(4) <!--[endif]-->Pantun Gembira, seperti namanya, pantun ini biasanya menggambarkan
perasaan senang, suka cita, dan kebahagiaan akan sesuatu. Pantun seperti ini
biassanya digunakan dalam acara-acara seperti pernikahan atau perayaan sesuatu;
<!--[if !supportLists]-->(5) <!--[endif]-->Pantun Kiasan, merupakan pantun yang berisikan perumpamaan atau
pengibaratan akan sesuatu. Tujuannya untuk menyampaikan sesuatu dalam makna
kiasan bukan makna sebenarnya;
<!--[if !supportLists]-->(6) <!--[endif]-->Pantun Adat, biasanya digunakan untuk menjelaskan
hal-hal yang sifatnya pepatah atau kata-kata adat yang dijadikan sebagai pegangan hidup masyarakat;
<!--[if !supportLists]-->(7) <!--[endif]-->Pantun Bebas, jenis pantun tempat sampiran dan isinya dibuat secara
bebas. Biasanya dibuat
secara spontan mengikuti suasana di tempat pantun itu disampaikan. Meskipun bebas, Pantun Bebas tetap memperhatikan kaidah dalam
pantun yang umum; serta
<!--[if !supportLists]-->(8) <!--[endif]-->Pantun Jenaka, pantun jenis ini lebih banyak digunakan
untuk berolok-olok atau mempermainkan seseorang melalui kata-kata. Biasanya
isi pantun tidak terjadi seperti yang digambarkan dalam pantun tersebut.
Kaidah Berpantun yang Benar
Pantun lazimnya dibuat dalam bentuk bait
dengan kaidah atau syarat tiap bait terdiri dari empat baris. Tiap barisnya
terdiri dari 8 sampai 12 suku kata. Bagian akhir kalimat setiap baris menggunakan sajak atau rima yang
berpola (bunyi) a-b-a-b. Dengan kata lain, akhir baris pertama sama bunyinya
dengan akhir baris ketiga dan akhir baris kedua sama dengan akhir baris
keempat. Selain itu, kaidah pantun yang
benar lainnya adalah adanya sampiran dan isi. Pada dua baris pertama merupakan
sampiran dan dua baris berikutnya adalah isi pantun. Sampiran ini berfungsi sebagai
pengantar persamaan bunyi atau sajak sebelum masuk pada isi pantun. Dari
segi makna, antara
sampiran dan isi pantun tidak ada keterkaitannya. Bagaimana dengan pantun yang bersajak
a-a-a-a? Menurut pengamat sastra, Drs.
Suparlan, M.M. (dalam jurnal Bapelitbangda Pangkal Pinag) menjelaskan
bahwa pantun yang
menggunakan sajak berpola a-a-a-a tersebut tidaklah memenuhi syarat sebagai
sebuah pantun yang benar. Hal itu disebabkan oleh kaidah pantun yang benar seharusnya menggunakan rima berpola
a-b-a-b.
Materi pantun di atas wajib diunduh
oleh siswa sehingga siswa memahami definisi
pantun, jenis-jenis pantun, kaidah berpantun. dan contoh-contoh pantun. Selanjutnya, guru dapat menginformasikan tugas untuk siswa melalui Google Sites. Siswa wajib mengunjungi Google Sites guru
secara berkala agar tidak tertinggal informasi mengenai tugas diberikan oleh guru. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat
pantun sesuai dengan jenisnya dan mengikuti kaidah berpantun yang benar. Kemudian,
siswa membacakan pantun yang dibuatnya
dengan direkam menjadi video sederhana yang bergambar dan bersuara.
Selanjutnya, siswa mengunggah tugas pantun yang telah
dibuat beserta video pembacaan pantun
pada Google Sites guru.
Pada Google Sites terdapat keterangan mengenai waktu pengumpulan tugas
yang dilakukan oleh siswa dan guru juga
dapat mengatur waktu pengumpulan tugas yang ditetapkan pada waktu tertentu.
Kegunaan Google Sites dapat
menjadi sarana bagi guru dan siswa dalam berbagi pengetahuan dan informasi pembelajaran dalam bentuk dokumentasi yang menarik. Google Sites juga sebagai sarana bagi guru untuk mengomunikasikan kepada orang tua siswa terkait berbagai progres pembelajaran
atau dokumentasi siswa. Selain itu, orang tua dapat
mengunjungi Google Sites siswa
secara berkala agar mengetahui berbagai informasi pembelajaran anaknya. Hal ini
merupakan bentuk kerja sama antara guru dan orang tua dalam mencapai tujuan pembelajaran
bersama.
Daftar
Pustaka
https://bappelitbangda.pangkalpinangkota.go.id/asset/dokumen_file/artikel_kesastraan.pdf
Jatu Kaannaha Putri
...