Mengapa Kita Perlu Membaca Karya Sastra Asing?
Membaca
karya sastra tentu dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap
berbagai hal, terutama pada isi yang terkandung dalam karya sastra yang kita
baca. Oleh karena itu, sejak kecil, kita sudah dianjurkan untuk membaca berbagai
karya sastra sebanyak mungkin guna menambah pengetahuan dan wawasan kita
terhadap berbagai hal (terutama yang berkaitan dengan moral) oleh orang-orang
tua kita di rumah atau guru-guru kita di sekolah.
Akan
tetapi, pertanyaannya saat ini, apakah benar pengetahuan dan wawasan kita sudah
cukup mumpuni dengan hanya membaca karya-karya sastra dari dalam negeri atau yang
dalam hal ini, ialah karya-karya sastra yang memiliki bahasa serupa dengan
bahasa pertama yang kita pahami, yaitu bahasa Indonesia? Tentu saja, sebagai
bagian dari masyarakat dunia, kita pun perlu meningkatkan pengetahuan dan
wawasan kita terhadap berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di dunia
(global). Oleh karena itu, kita perlu membaca karya-karya sastra asing—baik
yang sudah diterjemahkan ataupun yang belum diterjemahkan—sebagai upaya untuk
mengetahui dan memahami berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di dunia. Namun,
perlu ditekankan di sini, bahwasanya karya sastra asing bukanlah karya sastra yang
hanya sekadar memiliki bahasa yang berbeda atau yang memiliki sifat kedaerahan,
melainkan karya sastra yang memiliki sifat universal meskipun ditulis dalam
bahasa yang berbeda dan telah diakui kualitasnya oleh masyarakat pembaca di
dunia. Maka dari itu, pada artikel ini, saya akan mencoba menjelaskan tentang
mengapa kita perlu membaca karya sastra asing. Sebab, menurut saya, membaca
karya-karya sastra asing tidak hanya berguna bagi kita yang gemar membaca,
tetapi juga bagi kita yang gemar menulis. Yuk, kita baca artikel ini sampai
tuntas!
1.
Menambah
Pengetahuan dan Wawasan terhadap Berbagai Situasi dan Kondisi yang Terjadi di
Dunia
Seperti yang
telah disebutkan di atas, bahwasanya membaca karya-karya sastra asing dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai situasi dan kondisi
yang terjadi di dunia. Hal tersebut tentu disebabkan oleh berbagai situasi dan
kondisi yang dialami secara langsung oleh sang penulis—atau yang menjadi
pengamatannya berdasarkan fenomena sosial yang terjadi (biasanya yang memiliki
pengaruh terhadap aspek sosio-kultural manusia)—dan yang kemudian diangkat
menjadi sebuah tema cerita oleh sang penulis.
Sebagai contoh, saya pernah membaca sebuah novel terjemahan karya seorang penulis Amerika Serikat, Jack Kerouac, yang berjudul On the Road. Pada salah satu bagian novel tersebut, tokoh sampingan sekaligus narator dalam novel tersebut, Sal Paradise, diceritakan sedang berbincang dengan salah satu tokoh sampingan lainnya mengenai masa-masa Depresi Besar (The Great Depression). Meskipun tidak secara detail dan mendalam membahas mengenai Depresi Besar, setidaknya melalui percakapan antara narator Sal Paradise dan salah satu tokoh sampingan lainnya itu, saya bisa mengetahui apa itu Depresi Besar. Tentu saja, tema atau topik seperti itu sangat jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah diangkat dalam karya-karya sastra Indonesia karena memang negeri kita tidak mengalami kejadian itu secara langsung. Padahal, jika kita mau menelusuri kejadian itu lebih jauh, kejadian Depresi Besar yang memiliki sifat global atau mendunia itu juga memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap perekonomian dalam negeri, yaitu menurunnya tingkat permintaan pasar dunia terhadap hasil bumi Hindia Belanda sehingga membuat para buruh pribumi harus rela terkena potongan upah sebesar 50%. Tentu saja, tema atau topik seperti itu sangat menarik untuk diketahui dan dikupas oleh pembaca dalam negeri. Namun, sayangnya, tidak banyak (atau bahkan mungkin tidak ada) karya-karya sastra Indonesia yang mengangkat tema atau topik seperti itu. Maka dari itu, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di dunia, kita perlu membuka diri terhadap karya-karya sastra asing.
2.
Menambah
Pengetahuan dan Wawasan terhadap Berbagai Bentuk dan Aliran Karya Sastra
Selain dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai situasi dan kondisi
yang terjadi di dunia, membaca karya-karya sastra asing juga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai bentuk dan aliran karya sastra. Hal
tersebut tentu sangat berguna bagi kita, terutama bagi kita yang bukan hanya
gemar membaca, melainkan juga gemar menulis. Tentu saja, ada banyak sekali
bentuk dan aliran karya sastra yang dapat kita pelajari dari karya-karya sastra
asing. Sebab, harus kita akui, bahwasanya seni sastra berkembang lebih pesat di
negara-negara luar, khususnya negara-negara belahan Barat, yaitu Eropa dan
Amerika.
Sebagai contoh,
saya pernah membaca sebuah novel yang termasuk dalam kanon sastra Barat, yaitu
novel Orang Asing (L’Etranger) karya Albert Camus. Bagi kalian
yang pernah membaca novel tersebut, barangkali kalian akan menganggap bahwa
novel tersebut cenderung membosankan dan berlebihan karena mengangkat berbagai tema
atau topik yang (mungkin bagi sebagian orang) tidak perlu diangkat menjadi
pokok sebuah cerita secara keseluruhan. Namun, bila kalian mampu menikmati dan
menangkap inti sari dalam novel tersebut, barangkali kalian akan menganggap
novel tersebut sebagai novel yang luar biasa. Hal tersebut tentu tak dapat
dipisahkan dari kepiawaian menulis dan kedalaman pengetahuan sang penulis,
Albert Camus, dalam menggarap tema-tema sederhana menjadi sebuah cerita yang
istimewa. Novel yang hanya menceritakan gejolak batin si tokoh utama yang
bernama Meursault serta yang hanya memiliki plot mendatar, ternyata mampu membuat
para pembaca tersihir lewat struktur narasi dan gaya bahasa yang terdapat dalam
novel tersebut.
Hal tersebut
tentu dapat dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam penulisan karya sastra, khususnya
prosa, karena keunikan bentuk narasi dan gaya bahasa yang ditengarai juga memiliki
karakteristik aliran romantisisme. Intinya, membaca karya-karya sastra asing
serta mempelajari berbagai bentuk dan aliran penulisan yang terkandung di
dalamnya akan sangat membantu kita dalam mengembangkan kemampuan menulis
sehingga kemampuan menulis kita akan semakin berkembang dan dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan kualitas karya-karya sastra Indonesia.
Nah, itu tadi merupakan sedikit penjelasan mengenai mengapa kita perlu membaca karya sastra asing. Tentu saja, selain dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di dunia, membaca karya-karya sastra asing juga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita terhadap berbagai bentuk dan aliran karya sastra. Hal tersebutlah yang tampaknya juga dilakukan oleh para sastrawan ternama Indonesia, seperti halnya Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Sapardi Djoko Damono, Budi Darma, dan lain sebagainya. Tentu saja, sebelum dapat menciptakan karya-karya sastra yang fenomenal, para sastrawan ternama Indonesia tersebut sudah terlebih dahulu bersinggungan dengan karya-karya sastra asing dan mempelajari isi serta bentuk dan aliran dari karya-karya sastra asing yang mereka baca. Coba bayangkan, andai saja para sastrawan ternama Indonesia tersebut tidak pernah bersinggungan dengan karya-karya sastra asing maka hampir dapat dipastikan bahwa para sastrawan ternama Indonesia tersebut tidak akan memiliki karya-karya fenomenal seperti yang kita ketahui saat ini; dan dengan demikian, kesusastraan Indonesia pun tidak akan berkembang hingga sedemikian rupa seperti saat ini. Namun, satu hal yang perlu ditekankan di sini ialah bahwa bukan berarti kita harus mengutamakan karya-karya sastra asing di atas karya-karya sastra Indonesia, melainkan kita harus belajar dari karya-karya sastra asing untuk bisa mengembangkan kualitas karya-karya sastra Indonesia. Sekian.
Daftar Acuan
Pengaruh Kesusastraan Asing dalam Kesusastraan Indonesia. https://badanbahasa.kemendikbud.go.id
Pentingnya Sastra dalam Bahasa Asing. https://typeset.io
Fachry Fadillah
Penulis merupakan mahasiswa semester enam Jurusan Sastra Indonesia di Universitas Pakuan, Kota Bogor.