Program Darmasiswa sebagai Sarana Diplomasi Bahasa Indonesia
Program darmasiswa merupakan program beasiswa nongelar yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia kepada warga negara asing yang berasal dari negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Program ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa internasional untuk belajar bahasa Indonesia, seni, musik, kerajinan, dan subjek spesifik lain di berbagai institusi pendidikan tinggi di Indonesia. Program yang lahir pada tahun 1974 ini memiliki lebih dari 9.000 alumni di berbagai belahan dunia.
Tidak hanya memberikan kesempatan untuk belajar, program ini juga menjadi sarana untuk menjalin hubungan persahabatan dan membangun pemahaman antarbangsa. Melalui darmasiswa, peserta dapat memanfaatkan kesempatan untuk belajar tentang negara Indonesia secara langsung, berkumpul, dan berbaur dengan masyarakat Indonesia.
Sejak pandemi beberapa tahun lalu, program incaran mahasiswa asing ini sempat terhenti. Namun, pada Oktober 2023 program tersebut dimulai kembali dengan mendatangkan 306 peserta dari 71 negara. Mereka ditempatkan di 66 perguruan tinggi di Indonesia untuk mengikuti program 10 bulan atau 12 bulan.
Selain dibekali dengan seni budaya Indonesia, peserta juga dibekali dengan kemampuan berbahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tentu menjadi bekal penting bagi mahasiswa darmasiswa, khususnya dalam berinteraksi dengan masyarakat Indonesia.
Seberapa penting bahasa Indonesia di mata mahasiswa darmasiswa?
Yukado dan peserta program darmasiswa yang berasal dari India menuturkan bahwa kemampuan bahasa Indonesia sangat penting dalam berinteraksi dengan warga lokal. Menurut Yukado, warga Indonesia yang ia temui sangat tertarik dan penasaran terhadap orang asing yang dapat berbahasa Indonesia. Masyarakat sangat senang ketika mendengar orang asing yang dapat berbahasa Indonesia. Selain itu, ketika berbelanja dengan menggunakan bahasa Indonesia, orang asing dapat membeli barang dengan harga yang lebih murah daripada saat ia menggunakan bahasa Inggris.
"Ya. Bahasa Indonesia itu sangat penting bagi saya. Orang-orang Indonesia senang ketika saya berbahasa Indonesia. Mereka kaget dan juga penasaran dengan saya, juga ingin tahu tentang diri saya dan tertarik untuk berkomunikasi dengan saya. Selain itu, bahasa Indonesia memudahkan saya untuk membeli sesuatu. Harga barang bisa ditawar. Kalau pakai bahasa Inggris, jadi mahal," ungkap Yukado sembari tertawa.
Selebgram yang kerap membagikan konten kesehariannya itu mengaku bahwa ia tidak ingin kemampuannya dalam berbahasa Indonesia hilang ketika kembali ke India. Oleh karena itu, ia bertekad untuk membuat konten dalam bahasa Indonesia agar kemampuannya untuk berbahasa Indonesia terjaga. Selain itu, ia menegaskan bahwa bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari oleh peserta darmasiswa.
Hal serupa juga dirasakan oleh Estefani, mahasiswa yang berasal dari Peru. Dengan menggunakan bahasa Indonesia, Estefani merasa dihargai dan mudah akrab dengan masyarakat. Bagaimana tidak? Selain berparas mirip orang Indonesia, wanita yang berkuliah di Yogyakarta ini mengaku suka berbicara dan berinteraksi dengan warga lokal.
"Saya suka berbicara dengan banyak orang. Saya suka berinteraksi. Wajah saya juga mirip orang Indonesia. Jadi, ketika saya berinteraksi dengan menggunakan bahasa Indonesia, mereka kaget dan tertarik. Saya merasa lebih dihargai," Ungkap Fani.
Senada dengan Fani, Alaa Reda, yang berasal dari Mesir, mengungkapkan pengalamannya ketika tiba di Indonesia. Ia merasa bahwa ragam bahasa Indonesia yang ia pelajari selama ini di Mesir sangat formal sehingga terkesan kaku untuk komunikasi sehari-hari. Selain itu, dengan praktik berbahasa Indonesia dalam komunikasi langsung di Indonesia, Alaa memiliki pengalaman yang kaya, mendapatkan teman baru, dan mudah memahami kearifan lokal. Oleh karena itu, ia sangat merekomendasikan kepada mahasiswa darmasiswa untuk mempelajari bahasa Indonesia.
Pengalaman serupa dialami Abdul Karim, pemuda yang berasal dari Nigeria. Ia mengungkapkan manfaat penting dalam mempelajari bahasa Indonesia. Penguasaan bahasa Indonesia memudahkan interaksi dengan masyarakat lokal karena masyarakat menjadi lebih ramah dan lebih terbuka. Selain itu, mahasiswa asing yang mempelajari bahasa Indonesia akan dapat mengenali budaya lokal dengan lebih dalam dan menangkap pelajaran yang diberikan di kampus dengan lebih cepat. Menurut Abdul, ia mungkin mengalami situasi yang sangat sulit jika sama sekali tidak dapat berbahasa Indonesia. Meskipun mahasiswa asing dapat menggunakan fitur penerjemahan di Google atau berkomunikasi dengan bahasa tubuh, kemampuan berbahasa Indonesia tetap sangat penting. Ia pun menyarankan agar penerima darmasiswa mempelajari bahasa Indonesia sebelum berkunjung ke Indonesia.
Hal yang berbeda dirasakan oleh Muhammad Umer yang berasal dari Pakistan. Selama di Indonesia ia berfokus pada pelajaran kesenian dan kuliner dan tidak mempelajari bahasa Indonesia dengan matang sehingga lebih banyak menggunakan bahasa Inggris selama di Indonesia. Umer sangat menyesal akan kemampuannya yang minim dalam berbahasa Indonesia. Ia turut menyarankan agar penerima darmasiswa mempelajari bahasa Indonesia, minimal pelajaran dasar bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. Seandainya tidak memahami kalimat utuh yang disampaikan orang lain, setidaknya kamu bisa tahu kata-kata dasar yang mereka sampaikan. Itu akan sedikit membantumu untuk memahami apa yang dikatakan orang lain," jelasnya.
Selain itu, kemampuan berbahasa Indonesia memudahkan Umer untuk mendapatkan teman baru dan membuat orang lain penasaran atau tertarik. "Tidak hanya membuat mudah, orang-orang pun sangat antusias dan ingin tahu tentang dirimu. Di sanalah akan terjalin interaksi yang baik, menambah teman baru. Saya pikir mahasiswa darmasiswa yang akan datang harus mempelajari bahasa Indonesia. Itu sangat penting," harapnya.
Bahasa Indonesia tentu sangat penting dipelajari, khususnya bagi warga asing yang ingin berkunjung ke Indonesia, baik untuk urusan wisata, bisnis, maupun pendidikan. Salah satu manfaat pemelajaran bahasa Indonesia adalah mempermudah interaksi dan mobilitas selama di Indonesia. Selain itu, melalui peserta darmasiswa yang memiliki kesadaran tinggi untuk mempelajari bahasa Indonesia, laju penyebaran bahasa Indonesia di berbagai negara akan makin cepat sehingga kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional dapat terwujud. Kini bahasa Indonesia sudah terfasilitasi di 54 negara.
Saat ditemui dalam acara penutupan darmasiswa, Suharti, Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, menyebutkan bahwa bahasa Indonesia telah menyatukan beragam suku bangsa dan ratusan juta penduduk Indonesia sehingga abadi dalam filosofi bhinneka tunggal ika. Filosofi tersebut sangat unik sehingga Indonesia menjadi spesial di mata dunia. Ia berharap bahwa peserta darmasiswa dapat membawa keunikan dan keindahan Indonesia ke negaranya serta menjaga hubungan baik dengan Indonesia. (Devi Virhana)
Devi Virhana
Penulis merupakan Pranata Hubungan Masyarakat Ahli Pertama, lulus dari Jurusan Ilmu Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Imam Bonjol Padang. Penulis juga penggiat Bahasa dan Sastra Indonesia bagi Penutur Asing dan kreator konten.