Seminar Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu
Pusat Bahasa Depdiknas bekerja sama dengan Universitas Pakuan ( Unpak ) Bogor menyelenggarakan Seminar Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu (1/8). Seminar diselenggarakan di Aula Fakultas Ekonomi Unpak dan dihadiri sekitar 200 peserta, terdiri dari guru-guru SMA se-wilayah Bogor dan delegasi Majelis Sastra Asia Tenggara ( Mastera )Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, serta pengamat dari Singapura. Seminar antarbangsa serumpun ini mengawali kegiatan Program Penulisan Mastera: Novel yang akan berlangsung 2-6 Agustus 2006 di Wisma Arga Mulya, Tugu, Bogor. Seminar ini mengusung tema “Pengajaran Sastra Menuju Terbentuknya Insan yang Cerdas dan Kompetitif serta Peka Terhadap Etika dan Estetika” menampilkan tujuh pemakalah yaitu Dr. Dendy Sugono, Dr. Sumardi, M.Sc., Hajah Siti Aisah Murad, Drs. Aam Nurjaman, M.Pd., Drs. Rachmat M.Pd., dan Prof. Dr. Budi Darma. Gubernur Jawa Barat dalam sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Bambang Sutrisno, menyatakan bahwa pihaknya sedang mencanangkan provinsi Jawa Barat sebagai provinsi termaju di Indonesia. Untuk itu, berbagai fasilitas seperti buku-buku sastra unggulan akan diperbanyak dan disebarluaskan ke sekolah-sekolah. Ketua Delegasi Brunei Darussalam, Dr. Mataim bin Bakar, mengungkapkan bahwa sastra sebagai puncak seni berisi berbagai ajaran moral yang dapat dijadikan pijakan untuk mengisi kemerdekaan, seperti nilai kedisiplinan dan kemanusiaan. Untuk itu diperlukan kerja sama yang erat diantara ketiga negara serumpun, khususnya dibidang kebudayaan. Sementara itu, Ketua Delegasi Malaysia, Dato’ Dr. Firdaus bin H. Abdullah, menyatakan bahwa sastra mampu membentuk insan yang cerdas dan kompetitif. Dr. Firdaus menambahkan bahwa seminar ini merupakan pengaktualisasian dari penandatanganan komunike bersama ketiga menteri yaitu Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Menteri Pelajaran Malaysia, dan Menteri Perhubungan Negara Brunei Darussalam sehari sebelumnya (31/7) di Jakarta. Kepala Pusat Bahasa, Dr. Dendy Sugono, selaku Ketua Majelis Sastra Asia Tenggara ( Mastera ) Indonesia dan Ketua Delegasi Indonesia mengungkapkan bahwa di samping sebagai puncak seni, sastra merupakan pembebasan diri dari penjajahan modern, karena sastra mengajarkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual. Untuk itu, Mastera berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas sastra di Indonesia dan Asia Tenggara. Menurut Dr. Dendy Sugono, seminar ini merupakan roh kerja sama di bidang sastra antara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Dr. Dendy berharap Singapura dapat segera bergabung dalam Mastera. Seminar Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu ini dibuka oleh Rektor Universitas Pakuan, Prof. H. Soedodo Hardjoamidjojo, Ph.D. . Pada sambutan pembukaan rektor berharap seminar ini dapat semakin memasyarakatkan kesastraan di lingkungan sekolah, dan meningkatkan mutu pengajaran sastra di sekolah-sekolah. Seminar diawali dengan pergelaran musikalisasi puisi oleh para pelajar SMK Penabur 5, Jakarta, pembacaan cerpen oleh sastrawan Putu Wijaya dan pembacaan puisi oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri yang mendapat sambutan hangat dari peserta seminar. Dalam kesempatan ini pula dilakukan penandatanganan Piagam Kerjasama antara Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia dan Universitas Pakuan.(hr).