Ceramah Umum Dr. Jérôme Samuel
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Kamis (3/8), menyelenggarakan ceramah umum yang mengusung tema “Meninjau Kembali Kegiatan Peristilahan Resmi Indonesia (1975—1995)” yang disampaikan oleh Dr. Jérôme Samuel, pengajar INALCO, institut yang mengajarkan Bahasa dan Kebudayaan Timur di Paris . Acara ini dilaksanakan di aula gedung Samudera, Pusat Bahasa, dihadiri oleh tenaga teknis (peneliti) Pusat Bahasa, tim Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) dari Balai/Kantor Bahasa se-Indonesia, dan mahasiswa PKL dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dr. Jérôme Samuel dalam ceramahnya menyampaikan hasil penelitiannya bahwa kegiatan peristilahan di masa Orde Baru dilakukan oleh para penerjemah yang kurang ahli sehingga banyak menggunakan peristilahan tahun 30-an, sebelum penjajah Belanda pergi, sehingga hasilnya pun masih sangat terbatas pada bidang hukum, administrasi, dan ekonomi. Bidang yang lain menurutnya belum banyak tersentuh. Selanjutnya menurut Dr. Jérôme Samuel perlu adanya penelitian tentang istilah-istilah apa yang dapat diimplementasikan oleh masyarakat dan juga sebaliknya untuk kemudian dijadikan landasan dalam penyempurnaan istilah-istilah yang telah ada. Memang tidak semua istilah yang dimunculkan oleh lembaga resmi seperti Pusat bahasa, dipergunakan dengan benar oleh masyarakat. Sebuah istilah akan lebih mudah berakar jika mencerminkan konsensus masyarakat. Pemerintah memang tidak dapat melarang masyarakat menggunakan istilah-istilah “non-resmi”, tetapi setidaknya menganjurkan masyarakat untuk memakainya