Debat Bahasa Antar Mahasiswa
Dalam rangka Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2006, Pusat Bahasa, Depdiknas mengadakan berbagai kegiatan, salah satunya adalah Debat Bahasa Antar Mahasiswa se-Jadebotabek. Tema yang diambil dalam kegiatan ini adalah Bahasa Indonesia dan Tantangan Globalisasi. Kegiatan ini rencananya dilaksanakan sebanyak empat putaran (Lihat lampiran). Putaran pertama dilaksanakan Rabu, 6 September 2006, di Universitas Nasional (Unas), Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Debat Bahasa ini terbagi menjadi dua sesi, masing-masing sesi menampilkan dua kelompok. Sesi pertama mengangkat topik “Sastra dan Pembinaan Generasi Muda”, pesertanya dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Unas dan dari jurusan Bahasa dan Sastra Universitas Indonesia (UI). Dalam sesi ini, masalah yang diperdebatkan mengenai tantangan dan kendala mengenalkan dan mengajarkan sastra kepada anak-anak usia dini. Perdebatan ini berlangsung kurang menarik karena kedua kelompok peserta kurang menguasai materi. Topik untuk sesi kedua adalah “Pengaruh Bahasa Inggris terhadap Bahasa Indonesia, Diterima atau Ditolak”, pesertanya dari jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Unas yang mempresentasikan makalah “Pengaruh Bahasa Inggris dalam Bahasa Indonesia” dan dari jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dengan makalah yang berjudul “Kami Terima Anda, tapi dengan Syarat!”. Perdebatan dalam sesi ini berlangsung cukup seru karena kedua kelompok peserta saling mempertahankan pendapat mereka tentang pengaruh bahasa Inggris dalam setiap penggunaan bahasa Indonesia. Kedua sesi Debat Bahasa ini dipandu oleh Wahyu Wibowo dari Unas. Narasumbernya adalah Drs. S.R.H Sitanggang, M.A. dari Pusat Bahasa. Juri Debat Bahasa ini terdiri dari lima orang, yaitu Effendi Gazali dari FISIP UI, Kenedy Nurhan dari wartawan Kompas, Willy Pramudia dari wartawan Warta Kota, Drs. Mustakim, M.Hum. dan Dr. Mujizah dari Pusat Bahasa. Kelima juri tersebut akan hadir dalam setiap putaran Debat Bahasa. Di akhir acara, Effendi Gazali memberikan komentar, menurutnya Debat Bahasa kali ini kurang menarik karena peserta pada umumnya belum memahami dengan jelas inti atau topik masalah yang diperdebatkan. Peserta diharapkan untuk lebih banyak membaca karena bisa memperluas wawasan.