Konvensi Nasional Bahasa Media Massa
Pada tanggal 3 April 2007, bertempat di Wisma Kompas-Gramedia, Pacet, Jawa Barat, Konvensi Nasional II Forum Bahasa Media Massa (FBMM) secara resmi dibuka oleh Kepala Pusat Bahasa yang diwakili oleh Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum., Kepala Bidang Pengkajian Bahasa dan Sastra Pusat Bahasa. Dalam kata sambutannya, Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum. mengatakan bahwa adanya kecenderungan media massa mengutamakan kata dalam bahasa asing, yang mengancam eksistensi bahasa Indonesia. Tetapi, pengembangan bahasa Indonesia bukan berarti antibahasa asing. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum. berharap untuk mengutamakan pemilihan kata dalam bahasa Indonesia, terutama di media massa yang memiliki pengaruh besar di masyarakat. Jika media massa pun meninggalkan bahasa Indonesia, ini akan jadi ancaman keberadaan bahasa Indonesia. Sebab bahasa Indonesia diamanatkan dalam konstitusi, dan karenanya pengembangannya jadi keniscayaan. Ketua Umum FBMM TD Asmadi menuturkan, forum yang dipimpinnya itu memang berniat menyamakan pelafalan dan penulisan kata dalam bahasa Indonesia di media massa. Ini bagian dari pengembangan bahasa Indonesia. FBMM merupakan organisasi yang anggotanya adalah redaktur bahasa, editor buku, dosen dan peminat bahasa Indonesia. Mereka tersebar di seluruh Indonesia dan sejumlah negara lain seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, Inggris dan Swedia. Aktivitas utama organisasi ini adalah diskusi tentang bahasa media massa baik yang dilakukan secara periodik di beberapa kantor media massa maupun dilakukan lewat milis. FBMM mempunyai anggota sekitar 300 orang dan mempunyai cabang di Bandung, Semarang, Pontianak, Bali dan Maluku. Konvensi yang akan berlangsung selama dua hari ini diikuti pengurus FBMM dari seluruh Indonesia, Pusat Bahasa dan Balai Bahasa, wakil media massa, serta akademisi. Konvensi juga diisi diskusi tentang Kamus Tesaurus Bahasa Indonesia dan Kamus Besar Bahasa Indonesia Sudahkah memenuhi Harapan Sebagai Pedoman?. Kedua kamus itu selama ini menjadi acuan berbahasa Indonesia. Menghadirkan para panelis; Eko Endarmoko penyusun Tesaurus Bahasa Indonesia, Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia-3 (KBBI-3), dan Prof. Dr. Fatimah Djajasudarma dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran. (hr)