Peluncuran Sepuluh Novel Berbahasa Indonesia
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional kembali menggelar kegiatan peluncuran dan diskusi buku. Kali ini, Pusat Bahasa meluncurkan sepuluh novel berbahasa Indonesia. Sehari sebelumnya, Rabu (21/10), Pusat Bahasa juga menyelenggarakan kegiatan peluncuran dan bedah buku “Kedwiaksaraan dalam Pernaskahan Nusantara” dan “Iluminasi dalam Surat-Surat Melayu Abad ke-18 dan ke-19”. Kesepuluh novel yang diluncurkan yaitu; Arjunawijaya, Lubdaka yang Berkelebat, Gandamayu: Cerita Perempuan Terkutuk, Menggapai Rembulan, Kisah Tuhu dari Melayu, Kakawin Gajah Mada, Mundinglaya Dikusumah, Kundangdya, Rara Beruk, Janji yang Teringkari. Kisah dan cerita dalam novel-novel tersebut disadur dan dimodifikasi dari cerita-cerita rakyat di Nusantara. Pusat Bahasa bekerja sama dengan para sastrawan dalam penyusunan novel-novel tersebut. Sastrawan yang terlibat diantaranya; Hamsad Rangkuti, Agus R. Sarjono, Suyono Suyanto, Kurnia Effendi, dan Oka Rusmini. Pada sambutannya, Kepala Bidang Pembinaan Bahasa dan Sastra, Drs. Mustakim, M.Hum. menyatakan bahwa Pusat Bahasa menyadari bacaan anak-anak dan remaja masih sangat terbatas, khususnya, yang ditulis oleh penulis dari dalam negeri. Oleh karena itu, Pusat Bahasa, meneliti karya sastra masa lalu, seperti dongeng dan cerita rakyat. Dongeng dan cerita rakyat dari berbagai daerah di Indonesia diolah kembali menjadi bahan bacaan yang berguna bagi anak-anak dan remaja Indonesia. Pada kesempatan tersebut, tampil sebagai pembahas adalah Prof. Dr. Riris K. Toha Sarumpaet, Remy Sylado, Veven Sp. Wardana, dan Mariana Amiruddin. Kegiatan ini dihadiri oleh para peneliti di lingkungan Pusat Bahasa, sastrawan, akademisi, dan juga mahasiswa. Peluncuran sepuluh novel berbahasa Indonesia itu ditandai dengan penyerahan buku-buku tersebut kepada perwakilan penerbit (Gramedia), Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) H.B. Jassin, Sastrawan, Universitas (Universitas Negeri Jakarta), dan perwakilan pembaca. (hr.)