Triyanto (SM) Peroleh Penghargaan Pusat Bahasa

Triyanto (SM) Peroleh Penghargaan Pusat Bahasa

JAKARTA - Triyanto Triwikromo, redaktur Sastra Suara Merdeka, mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa 2009 atas buku kumpulan cerpennya yang berjudul ”Ular di Mangkuk Nabi” dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda, di Rawamangun, Jakarta, Rabu (28/10). Bersama F. Rahardi (dengan buku ”Negeri Badak”), dan Agus Noor (”Potongan Cerita di Kartu Pos”), ia berhak menerima hadiah Rp 10 juta. Ketiga pengarang, oleh Pusat Bahasa dianggap telah mendedikasikan kehidupan kreatifnya untuk kemajuan sastra di Tanah Air selama lima tahun terakhir. Selama itu banyak pengarang yang menulis. Namun dengan berbagai pertimbangan, dewan juri, antara lain Prof Dr Sapardi Djoko Damono (pemeroleh SEA Write Award) dan Dr Melanie Budianta (akademisi), memutuskan memberikan penghargaan tahunan itu kepada mereka. ”Saya merasa terlalu cepat mendapatkan penghargaan ini. Banyak pengarang yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta lebih sepuh belum mendapatkannya,” ujar Triyanto. Agus Noor, pengarang yang bermukim di Yogyakarta, juga tak menyangka akan mendapatkan penghargaan itu. ”Buku itu saya tulis pada 2007. Jadi, memang penghargaan ini cukup mengejutkan karena baru sekarang saya mendapatkannya.” F Rahardi merespons penghargaan itu dengan kata-kata bijak. ”Siapa pun yang menerima penghargaan terhormat ini tidak berada dalam sebuah pertarungan kreatif. Kita berada di sini justru dalam sebuah pertemanan kreatif. Saya juga tak menyangka mendapat SEA Write Award berbarengan dengan penghargaan ini.” Ketua Bulan Bahasa dan Sastra 2009, Dr Sugiyono, berharap para sastrawan tak puas setelah mendapatkan penghargaan. Mereka justru harus lebih menunjukkan karya-karya terbaik pada masa-masa mendatang. Penghargaan Lain Pusat Bahasa juga memberikan beberapa penghargaan lain kepada para insan peduli bahasa dan sastra Indonesia. Di antaranya kepada pemenang penulisan proposal penelitian kebahasaan dan kesastraan, pemenang sayembara penulisan esai untuk guru SD atau MI, dan sayembara kaligrafi bahasa Indonesia (dimenangi oleh Imam Abdul Rofiq dari Temanggung). Penghargaan juga diberikan kepada pemenang pembuatan blog kebahasaan dan kesastraan, serta pemenang lomba keterampilan berbahasa Indonesia bagi penutur asing. Agar melahirkan generasi muda peduli bahasa, Pusat Bahasa memilih duta bahasa. Bagas Triahramadhana dan Nana Riskhi Susanti dari Jawa Tengah memperoleh juara harapan II. ”Kelak saya juga ingin menjadi pemenang penghargaan sastra,” kata Nana yang juga dikenal sebagai perempuan penyair yang kerap memenangi beberapa lomba. (K24-62)



Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa