Seminar Bahasa Dan Sastra Mabbim-mastera (berita 3)
Dalam Seminar tersebut disajikan 13 makalah bahasa dan sastra dari tiga negara anggota, yang terdiri atas 5 makalah dari Indonesia, 4 makalah dari Brunei Darussalam, 4 makalah dari Malaysia. Selain itu, disajikan pula 2 makalah dari negara dan pemerhati Singapura. Berikut nama pemakalah dan judul makalah dalam seminar tersebut. Indonesia a. Bahasa 1. Dr. Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa: ”Pemartabatan Bahasa dan Sastra Nasional dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Budaya Serumpun” 2. Dr. Sugiyono, Pengembangan Kosakata dan Istilah Bahasa Indonesia: Potensi, Peluang, dan Kebijakan” 3. Drs. Jan Hoesada, M.M., ”Strategi Peningkatan Mutu Penggunaan Bahasa Nasional: Sebuah Usulan Cetak Biru” b.Sastra 1. Drs. Abdul Rozak Zaidan, M.A., ” Sastra Serumpun sebagai Penyangga Ketahanan Budaya Nasional: Membaca Sastra Indonesia 2. Dra. Helvy Tiana Rosa, M.Hum., ”Peran Komunitas dalam Upaya Mengglobalkan Budaya Lokal: Studi Kasus Forum Lingkar Pena” Brunei Darussalam a. Bahasa 1. Dr. Haji Azmi Abdullah, ”Bahasa Kebangsaan (Brunei) Mengikut Arus Era Globalisasi” 2. Siti Norkhalbi Haji Wahsalelah, Ph.D., ”Seni Tenun di Brunei Darussalam: Kesinambungan Kebudayaan Melayu” b. Sastra 1. Prof. Madya Dr. Hashim bin H. Abdul Hamid 2. Dato Paduka H. Alidin bin H. Othman Malaysia a. Bahasa 1. Dato’ Hasan Ahmad, ” Menemui Semula Kekuatan Bahasa dan Sastra Nasional Negara Mabbim dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Budaya Serumpun” 2. Prof. Emeritus Abdullah Hasan, ”Bahasa melayu dan Cabaran Kemunculan Era Kreasi Abad ke-21” b.Sastra 1. Prof. Madya Dr. Nor faridah binti Abdul Manaf, ” Sastera Kebangsaan: satu Perbandingan Pengalaman sastera Kebangsaan Malaysia, Thailand, dan Filiphina” 2. Zalila Sharif, Sastera Kebangsaan Wadah Budaya Bangsa” Singapura a. Bahasa Prof. Madya Dr. Kamsiah Abdullah, ” Bahasa dan Budaya Rumpun Melayu di Singapura: Dari Sejarah Silam Hingga Ke Asimilasi” b. Sastra Azhar Ibrahim Alwee, ” Memartabatkan Bahasa dan Sastra Nasional dalam Upaya Meningkatkan Ketahanan Budaya Serumpun” Setelah memperhatikan laporan Kepala Pusat Bahasa/Ketua Mabbim dan Mastera Indonesia dan sambutan menteri dari ketiga negara serta menyimak lima belas makalah yang disajikan, dan diskusi yang berkembang, Seminar Bahasa dan Sastra yang berlangsung tanggal 7—8 April 2008 merumuskan hal-hal sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan martabat bahasa dan sastra Indonesia/Melayu, perlu diupayakan agar bahasa Indonesia/Melayu mempunyai manfaat/nilai ekonomi dalam kehidupan sehingga bahasa Indonesia/Melayu dapat sejajar dengan bahasa-bahasa utama dunia. 2. Untuk memantapkan bahasa Indonesia/Melayu sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya, pemerintah di tiga negara serumpun perlu menegaskan kembali komitmennya untuk meneguhkan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia/Melayu, bahasa daerah, dan bahasa asing di negara masing-masing. 3. Untuk menghindari pengaburan jati diri bangsa, perlu dilakukan pengutamaan bahasa kebangsaan dan pengaturan penggunaan bahasa asing, terutama di bidang pendidikan dan media luar ruang. 4. Untuk memantapkan fungsi bahasa Indonesia/Melayu sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, pengembangan kosakata dan istilah perlu dilakukan secara terus-menerus. 5. Untuk meningkatkan kecerdasan intelektual, spritual, dan emosional, perlu pengembangan bahasa Indonesia/Melayu melalui penggalian kearifan lokal. 6. Untuk mengembangkan kosakata dan istilah, perlu digalakkan penggalian kekayaan produk budaya lokal. 7. Untuk meningkatkan keberterimaan hasil pengembangan kosakata dan istilah Mabbim, perlu dilakukan evaluasi dan pelibatan masyarakat dalam pengembangan istilah. 8. Untuk mencapai ragam bahasa tinggi yang dapat memajukan bangsa serumpun, pengajaran sastra Indonesia/Melayu harus benar-benar terkoordinasi dengan pengajaran bahasa. 9. Untuk memajukan kehidupan bahasa dan sastra di negara serumpun, perlu ditingkatkan penghargaan (semacam hadiah nobel) untuk bidang bahasa dan sastra dalam lingkup Mabbim dan Mastera. 10. Untuk mengembangkan dan menggairahkan kesastraan di ketiga negara serumpun, perlu dibentuk komunitas sastra melalui alumni bengkel sastra Mastera. 11. Untuk meningkatkan kesalingpahaman (mutual-intelligibility) antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu, perlu dilakukan penelitian untuk mencari persamaan dan perbedaan bentuk dan makna dalam kedua bahasa tersebut. 12. Untuk memajukan intelektualitas serta pengembangan teori dan karya sastra, perlu dilakukan penerbitan buku-buku teori sastra lintas serumpun. 13. Untuk meningkatkan ketahanan bangsa, perlu digalakkan kampanye gemar membaca serta cinta bahasa dan sastra.