Seminar Asean Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu

Seminar Asean Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu

Pembukaan Seminar Asean Pengajaran Sastra Indonesia/Melayu di Sekolah diadakan pada hari Senin, 28 Juli 2008 di Gedung Samudera, Lantai 2, Pusat Bahasa, Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur. Acara ini dibuka oleh Kepala Pusat Bahasa dan selaku Ketua Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) Indonesia, Dr. Dendy Sugono. Dalam pembukaan ini juga diisi oleh pembacaan puisi dari Sutardji Calzuom Bachri dan persembahan musikalisasi puisi dari Sanggar Kapas. Seminar ini diikuti lebih kurang 250 peserta yang terdiri dari guru, dosen, dan peserta program Mastera. Pemakalah dalam seminar ini adalah 1) Dr.Dendy Sugono, Kepala Pusat Bahasa, 2) Prof. Dr. Yus Rusyana dari Universitas Pendidikan Indonesia, 3) Prof. Dr. Setya Yuwana, M.A. dari Universitas Negeri Surabaya, 4) Dr. Djoko Sarjono, M.Pd. dari Universitas Negeri Malang, 5) Haji Muhamad Ghazali Abdul Rashid (Encik Malim Ghazali) dari Malaysia, dan 6) Dayang Faridah binti Abdul Hamid dari Brunei Darussalam. Seminar ini menghasilkan rumusan sebagai berikut 1. Perlu peningkatan kerja sama antara Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Pusat Bahasa untuk mengembangkan model pembelajaran sastra yang berorientasi pada pemerolehan kecerdasan ganda, kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. 2. Perlu peningkatan pembinaan kerja sama dalam menghidupkan kembali dan memasyarakatkan musikalisasi puisi, bengkel sastra, dan kegiatan sastra yang lain. 3. Perlu disusun buku panduan apresiasi untuk pegangan guru. 4. Perlu peningkatan pemberdayaan pengajaran apresiasi sastra negara Asean (Brunei, Malaysia, dan Indonesia). 5. Perlu pengkajian ulang terhadap teks tentang sejarah budaya dan sastra Indonesia/Melayu negara Asean (terutama anggota Mastera) oleh para pakar bangsa sendiri. 6. Perlu penyediaan teks bacaan dalam bentuk cetakan karena teks bacaan yang disebarkan melalui media elektronik (internet) tidak menyelesaikan masalah karena tidak banyak orang atau keluarga Indonesia yang mengakses internet. 7. Perlu adanya gerakan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). 8. Pusat Bahasa perlu mendukung adanya program pengadaan bahan ajar.(cas)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa