KONFERENSI INTERNASIONAL HIMPUNAN SARJANA KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI) Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga-Surabaya 3-5 Agustus 2010
“Sastra dan Budaya Urban dalam Kajian Lintas Media” Latar Belakang Sastra sebagai salah satu produk kebudayaan bukanlah sesuatu yang bersifat beku, statis dan kedap dari dinamika perkembangan zaman. Sastra diproduksi, dikonsumsi dan dimaknai dengan cara yang berbeda di era dan generasi yang berbeda. Dengan dinamis, sastra Indonesia kontemporer menjadi bagian dari lifestyle masyarakat urban perkotaan yang menjadi konsumen terbesar produk kebudayaan. Migrasi kebudayaan melalui urbanisme ke kota yang berlangsung secara massif pada abad ke-21 ini tidak hanya menandai mobilitas fisik tetapi juga sikap, gaya hidup dan pemikiran. Kota, sebagai arus pusat masyarakat urban menciptakan kebudayaan yang memiliki nuansa yang lebih terbuka dan cair meluruhkan sekat-sekat kebudayaan yang dianggap ’tinggi’ dan ’rendah’, ’kanon’ dan ’pop’, dsb. Dinamika kebudayaan urban -termasuk kehidupan sastra didalamnya- kini semakin mendapatkan tempat dan menciptakan habitus tersendiri di kalangan masyarakat urban perkotaan. Fenomena adaptasi novel-novel berlabel Islami menjadi film yang laris manis ditonton semua kalangan-mulai dari presiden hingga ibu-ibu kelompok pengajian adalah salah satu contohnya. Dalam hal ini, peran kapitalisme dan tekhnologi dalam sebuah industri massa tentu saja tidak dapat dapat diabaikan. Kapitalisme dengan cerdik membidik peluang, ruang dan identitas baru yang kemudian menciptakan komunitas baru. Pada saat yang sama, globalisasi, liberalisasi ekonomi, politik dan budaya memudahkan akses pada tekhnologi dan media audio-visual. Dalam konteks Indonesia, runtuhnya Orde Baru pada tahun 1998 dan pembubaran Departemen Penerangan pada tahun 2000 memungkinkan liberalisasi media yang merangsang terciptanya komunitas dan ruang-ruang mengungkapan karya sastra alternatif. Fenomena ini bukannya tanpa risiko. Adanya kecenderungan menciptakan karya instan yang hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi semata dan miskin estetika merupakan ekses yang tak terelakkan. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas dan pemikiran kita bersama untuk mendiskusikan peran sastra dalam masyarakat urban dalam lalu lintas perkembangan media. Dalam konteks kesusastraan, sejumlah pertanyaan yang dapat diangkat dalam kaitan dengan persoalan-persoalan di atas adalah antara lain: bagaimana sastra mempengaruhi gaya hidup urban dan sebaliknya bagaimana dialektika kehidupan urban menentukan mati hidupnya sastra? bagaimana kontestasi dan negosiasi diantara keduanya? Apakah keduanya justru saling melengkapi dan secara kreatif menciptakan genre dan teori baru? Bagaimana sastra mencoba menawarkan solusi alternatif dari persoalan-persoalan masyarakat urban? Apakah simbiosis keduanya mampu menciptakan metode pengajaran sastra yang lebih menarik, kreatif dan inspirational? Tema Tema HISKI ke-XXI tahun 2010 adalah ”Sastra dan Budaya Urban dalam Kajian Lintas Media”.br /br / Sub-topik Beberapa sub-topik yang dapat dijadikan materi diskusi para peserta adalah: 1) Sastra dan masyarakat urban dalam dinamika tekhnologi audio visual: ruang produksi pengetahuan alternatif Sub-topik ini mengkaji simbiosis sastra dan budaya urban dalam kajian lintas media seperti film, komik, majalah, novel, drama, puisi dll bagi kemungkinan terciptanya ruang produksi pengetahuan alternatif 2)Reproduksi budaya lokal dalam industri budaya global; Pembahasan ini lebih kepada upaya mencari titik singgung antara lokalitas dalam arus budaya global. Bagaimana budaya lokal bernegosiasi dan berdialog dengan budaya global. 3)Kompleksitas suara perempuan urban dalam media Sub-topik ini membahas posisi perempuan urban dalam media, termasuk sastra. Adakah mereka hanya menjadi komoditas pornografi atau justru lebih berdaya menyuarakan aspirasinya. 4)Teori, kritik sastra dan pemikiran yang berpijak pada persoalan masyarakat urban Sub-topik ini mendiskusikan pendekatan sastra dengan sudut pandang baru seperti sastra dan lingkungan hidup (ecocriticism/green studies), sastra dan gender-seksualitas (queer), cyber culture, cultural studies, multikulturalisme, intertekstualitas dsb. 5)Budaya urban dan genre sastra Sub-topik ini mendiskusikan hubungan antara budaya urban dan munculnya fenomena baru dalam genre sastra seperti chick lit, teen lit, sastra Islami, sastra anak dsb. 6)Pengajaran sastra dengan media audio-visual Sub-topik ini menjajaki upaya pengajaran sastra menjadi lebih menarik dan kreatif. Misalnya, apresiasi puisi dan pementasan drama melalui youtube, apresiasi sastra cyber dll. 7)Dan sub-topik lain yang relevan dengan tema utama Pelaksana Konferensi Internasional Kesusastraan XXI HISKI dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Himpunan Sarjana-Kesusastraan Indonesia dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya, sebagai penyelenggara. Pembicara (Tentatif) Gubernur Jawa Timur : Dr. Soekarwo, S.H Asrul Ananda (Redaktur Deteksi-Jawa Pos) Dr Pamella Allen (The University of Tasmania-Australia) Dr. Henk Maier (The University of Leiden) Prof. Dr. Budidarma (Universitas Negeri Surabaya) Prof. Dr. Faruk HT (Universitas Gadjah Mada-Jogjakarta) Dr. Seno Gumira Adjidarma (Institut Kesenian Jakarta) Dr. I.B Putera Manuaba (Universitas Airlangga-Surabaya) Drs. Aribowo, M.S (Universitas Airlangga-Surabaya) Diah Ariani Arimbi, Ph.D (Universitas Airlangga-Surabaya) Katinka van Heeren. Ph.D (Leiden University) Goenawan Muhamad (Komunitas Salihara-Jakarta) Leila S Chudori (Tempo) Riri Riza/Mira Lesmana (Miles Production-Jakarta) Abidah El-Khalieqy (Jogjakarta) Intan Paramadita (Universitas Indonesia) Nukila Amal (Penulis-Jakarta) Arswendo Atmowiloto (Pengamat dan Aktivis Media) Fira Basuki (Majalah Cosmopolitan-Jakarta) Putu Wijaya (Teater Mandiri-Jakarta) Zawawi Imron (Seniman Jawa Timur). Soeparto Brata (Seniman Jawa Timur) Raditya Dika (Penulis Blog) Peserta Peserta Konferensi Internasional Kesusastraan XXI HISKI adalah para sarjana sastra, baik lokal maupun asing, dosen, guru, peneliti, kritikus, sastrawan, wartawan, pengamat sastra dsb. Waktu dan Tempat Konferensi Internasional Kesusastraan XXI HISKI akan diselenggarakan pada hari Selasa hingga Kamis tanggal 3-5 Agustus 2010 di Hotel Santika Surabaya (tentatif). Abstrak Abstrak yang memuat ringkasan makalah terdiri dari 150--200 kata, disertai nama lengkap pengirim, institusi, alamat pos/telp/Faks dikirimkan kepada Panitia Penilai Abstrak pada alamat di bawah ini selambat-lambatnya tanggal 21 Mei 2010 (hari Jumat) jam 00.00 WIB. Alamat Panitia: Panitia KIK XXI HISKI Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Kampus B Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286 Telp (031) 5035676, 5033080 Faks: (031) 5035807 Email:fib@unair.ac.id Website: www.fib.unair.ac.id Pengumuman hasil seleksi penerimaan abstrak tanggal 1 Juni 2010. Makalah lengkap dalam bentuk email/pos diterima oleh panitia selambat-lambatnya pada tanggal 1 Juli 2010. Pendaftaran Pendaftaran dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran yang terdiri atas nama lengkap peserta, jenis kelamin, institusi, alamat lengkap (termasuk kode pos/telp./faks../email), jenis penginapan/kamar yang dikehendaki. Formulir dikirimkan kepada panitia penyelenggara pada alamat di bawah ini selambat-lambatnya tanggal 1 Juli 2010 disertai bukti transfer biaya pendaftaran. Biaya Pendaftaran (Tentatif) Pemakalah/peserta dalam negeri: Rp 750.000 (Anggota HISKI) Pemakalah/peserta dalam negeri: Rp 800.000 (Non Anggota-HISKI) Pemakalah/peserta luar negeri: US $ 150 Pemakalah/peserta dalam negeri non akomodasi: Rp. 500.000 Biaya pendaftaran meliputi konsumsi dan akomodasi selama konferensi, sertifikat dan seminar kit, city tour Surabaya Kota Lama dan ke Suramadu. (DM)