Peluncuran Kamus Rusia-Indonesia
Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Jakarta, menyelenggarakan Peluncuran Kamus Rusia-Indonesia pada tanggal 18 Februari 2010. Peluncuran kamus tersebut dalam rangka peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Rusia. Hadir pada acara tersebut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov, dan Deputy Chief of Mission atau yang sering disebut Wakil Kepala Perwakilan RI di Moskow, Antonius Agus Sriyono serta akademisi dari Indonesia dan Rusia. Menurut Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Alexander Ivanov, kegiatan peluncuran kamus tersebut merupakan sebuah sejarah yang akan menjadi jembatan emas bagi peningkatan hubungan Indonesia-Rusia. Kamus memiliki peranan yang penting bagi jembatan komunikasi manusia yang berbeda bahasa. Peluncuran Kamus Rusia-Indonesia dipastikan akan memberikan andil besar bagi peningkatan hubungan kedua bangsa. Penyusun Kamus Rusia-Indonesia adalah Dr. Victor Pogadaev, dosen di Institut Negeri-Negeri Asia Afrika (Universitas Negeri Moskow Lomonosov). Kamus setebal 1334 halaman tersebut memuat 35.000 kata dan frasa di dalam masing-masing bagian, kosa kata bahasa percakapan dan bahasa sehari-hari, serta ungkapan atau idiom dan peribahasa. Dr. Victor Pogadaev dalam sambutannya menyatakan bahwa Kamus Rusia-Indonesia secara akademis berguna bagi mahasiswa dan sarjana berbagai bidang ilmu. Kamus itu juga menampilkan ilustrasi untuk kata-kata yang bertautan dengan kebudayaan Indonesia-Rusia. Acara tersebut dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Taufik Ismail dan pelajar Rusia di Indonesia. Taufik Ismail membacakan tiga puisinya yang juga diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia oleh Dr. Victor Pogadaev. Puisi pertama berjudul “Musim Gugur Telah Turun di Rusia” menggambarkan keindahan ketika tiba musim gugur di negeri Rusia. Puisi kedua “Kupu-Kupu di Dalam Buku” bercerita tentang ratapan mengenai begitu rendahnya minat baca di Indonesia bila dibandingkan dengan kondisi di Rusia. Puisi terakhir yang dibacakan oleh Taufik Ismail adalah “Sajak Anak Muda Serba Sebelah” melukiskan tentang ketidakadilan pendidikan di Indonesia. Kemeriahan peringatan ini menunjukkan bahwa kedua negara memiliki hubungan penting, walau secara geografis terpisah darat dan laut ribuan kilometer. (hr.)