Seminar Internasional Hari Bahasa Ibu 2010, Gedung Merdeka Bandung
Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2010, Balai Bahasa Bandung menyelenggarakan seminar dengan tema "Menyelamatkan bahasa ibu sebagai kekayaan budaya nasional" bertempat di Gedung Merdeka , Jalan Asia Afrika, Bandung. Seminar tersebut dihadiri pakar linguistik dan pakar pengajaran bahasa sebagai pemakalah utama. Adapun tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk meningkatkan komunikasi keilmuan di antara ahli dan peminat bahasa Indonesia, menggairahkan studi tentang bahasa dan pengajaran, serta memupuk kecintaan terhadap bahasa sebagai jati diri bangsa. Dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2010, Balai Bahasa Bandung menyelenggarakan seminar dengan tema "Menyelamatkan bahasa ibu sebagai kekayaan budaya nasional" bertempat di Gedung Merdeka , Jalan Asia Afrika, Bandung. Seminar tersebut dihadiri pakar linguistik dan pakar pengajaran bahasa sebagai pemakalah utama. Adapun tujuan diadakannya kegiatan tersebut untuk meningkatkan komunikasi keilmuan di antara ahli dan peminat bahasa Indonesia, menggairahkan studi tentang bahasa dan pengajaran, serta memupuk kecintaan terhadap bahasa sebagai jati diri bangsa. Acara Seminar Internasional Bahasa Ibu diawali dengan laporan oleh ketua panitia Ade Mulyanah yang menyatakan bahwa acara yang akan berlangsung dari tanggal 19--20 Februari tersebut dihadiri hampir sekitar 300 peserta. Seminar ini dilaksanakan bekerja sama denga paguyuban duta bahasa dari provinsi Jawa Barat.Bersamaan dengan kegiatan seminar akan diselenggarakan prakongres nasional Duta Bahasa yang dihadiri oleh perwakilan Duta Bahasa dari berbagai provinsi. Mereka akan merumuskan beberapa hal, seperti visi misi organisasi, AD/ART, program kerja, dan persiapan Kongres Duta Bahasa di Jakarta. Selain itu juga dilakukan penandatanganan kerjasama antara Balai Bahasa Bandung dengan Konsulat Kehormatan Polandia, serta pemberian penghargaan bagi Duta Bahasa Berprestasi. Pameran dan bazar buku juga dilaksanakan di lobi Gedung Merdeka yang diikuti oleh Pusat Bahasa, Konsulat Polandia, Mahanagari, Mizan, dan Balai Bahasa Bandung. Pusat Bahasa diwakili oleh Dra. Yeyen Maryani, M.Hum, memberikan sambutan yang antara lain mengemukakan bahwa sebagai bahasa yang berkembang, bahasa Indonesia telah dan akan terus mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan masyarakat pemakainya. Kemajuan teknologi informasi terutama bidang pertelevisian dan media massa di tanah air menyebabkan penggunaan dan penyebaran bahasa asing yang tidak terelakkan lagi terjadi dan tercampur aduk dengan bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang tertib perlu dijaga, meskipun bahasa Indonesia itu mengalami perkembangan.Sebagai contoh, dalam bahasa pergaulan, generasi muda zaman sekarang kerap menggunakan bahasa yang serampangan. Keserampangan bahasa itu tidak lepas dari bercampurnya bahasa asing dengan bahasa ibu. Bahkan tidak sedikit orang menggunakan kosakata tiga bahasa dalam satu kalimat dalam perbincangan di forum resmi. Acara seminar tersebut diresmikan oleh Netty Heryawan, M.Si. istri Gubernur Jawa Barat dengan memukul Gong dan dilanjutkan dengan tampilan pemateri utama, yaitu Netty Heryawan, istri Gubernur Jawa Barat, M.Si., Dra. Yeyen Maryani, M.Hum., perwakilan Pusat Bahasa, Isman Pasha, perwakilan Kementrian Luar Negeri, RI, Prof. Cece Subarna, dosen jurusan Bahasa Sunda, Universitas Padjajaran Bandung, Prof. A. Chaedar Alwasilah, dosen jurusan bahasa Inggris UPI Bandung, Simon Kozlowski, perwakilan konsulat kehormatan Polandia, Muh. Abdul Khak, M.Hum. Kepala Balai Bahasa Bandung, Prof. Dr. Amrin Saragih, Kepala Balai Bahasa Medan, dan Satria Yanuar Akbar, Direktur Operasional Saung Angklung Udjo. (DM)