Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Audiensi dengan Dirjen PAUD dan Dikdasmen terkait Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Adaptif Merdeka

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Audiensi dengan Dirjen PAUD dan Dikdasmen terkait Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia Adaptif Merdeka

Sebagai tes standar, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) berfungsi, tidak hanya untuk mengukur kompetensi bahasa Indonesia seseorang, tetapi juga untuk menumbuhkan sikap positif dan rasa bangga masyarakat Indonesia terhadap bahasanya. Penggunaan UKBI di masyarakat telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2016 tentang Standar Kemahiran Berbahasa Indonesia. Dalam peraturan tersebut, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Bahasa) diberi tugas untuk menyusun soal, mengembangkan soal, dan memberikan layanan UKBI yang dapat dilakukan melalui ujian berbasis kertas, ujian berbasis jaringan komputer, atau ujian berbasis jaringan internet.

Sebagai upaya penyebarluasan informasi dan koordinasi pelaksanaan UKBI Adaptif Merdeka yang telah secara resmi diluncurkan pada awal tahun 2021 ini, Badan Bahasa mengadakan audensi dengan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbudristek beserta jajarannya pada Kamis 9 September 2021. Dalam audiensi virtual itu, E. Aminudin Aziz selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) memperkenalkan UKBI Adaptif Merdeka sebagai alat uji yang mampu mengukur kemampuan berbahasa Indonesia. Menurutnya, UKBI yang diluncurkan pada tahun ini merupakan instrumen sahih dan andal yang dapat digunakan oleh pihak sekolah di berbagai jenjang untuk menguji kemampuan siswanya. UKBI ini mengukur semua keterampilan berbahasa yang terdiri atas lima seksi, yakni mendengarkan, merespon kaidah, membaca, menulis, dan berbicara.

“Inti dari pertemuan ini adalah memperkenalkan UKBI Adaptif Merdeka. Saya berani mengatakan bahwa UKBI kita saat ini sudah setara dengan tes TOEFL atau IELTS”, ujarnya mengawali pertemuan tersebut.

Sebagai alat uji, UKBI Adaptif dapat mengukur kemahiran berbahasa dari tingkat terendah sampai dengan tingkat tertinggi. Aminudin bertekad untuk menyelenggarakan UKBI Adaptif ini secara lebih masif dari yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya. “Mengapa ini saya perlu sampaikan kepada jajaran PAUD dan Dikdasmen karena memang ada target yang dikatakan Mas Menteri bahwa UKBI harus secara masif digunakan sebagai salah satu alat uji,” tuturnya.  

Sebelumnya, UKBI ini juga telah diimplementasikan di direktorat-direktorat lain di dalam lingkungan Kemendikbudristek sebagai program ujian di sekolah. “Dirjen Dikti sudah memberikan edaran program UKBI sebagai prasayarat kelulusan mahasiswa. Dirjen Vokasi menggunakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menjadi sasaran pengujian UKBI. Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan sudah menyepakati UKBI sebagai alat uji untuk melihat kompetensi bahasa Indonesia para guru. Saat ini memang sudah banyak sekolah yang menggunakan UKBI ini,” paparnya.

Dalam paparannya itu, Aminudin menjelaskan bagaimana UKBI telah mengalami metamorfosis dari waktu ke waktu. Pada awalnya, UKBI seperti tes lainnya dilakukan dalam tes yang berbasis kertas.  Pada tahap selanjutnya, UKBI kemudian dilaksanakan berbasis teknologi komputer yang disebut UKBI luring. Generasi ketiga UKBI dilakukan berbasis daring dengan, tidak hanya menggunakan komputer tetapi juga dengan memanfaatkan jaringan internet yang memungkinkan peserta uji tidak harus hadir ke tempat ujian. Pada kali ini, UKBI Adaptif Merdeka merupakan penyempurnaan dari pendekatan pelaksanaan tes UKBI sebelumnya yang memiliki sejumlah keunggulan, tidak hanya waktu dan tempat yang dapat dilakukan kapan dan di mana saja, tetapi juga sistem soal yang menyesuaikan dengan dengan kemampuan peserta uji. 

Tawaran kerja sama tersebut disambut baik oleh Jumeri selaku Direktur Jenderal PAUD Dikdasmen dalam pertemuan yang berdurasi satu jam tersebut. Jumeri  mengungkapkan bahwa UKBI penting untuk mengukur kemampuan berbahasa Indonesia para siswa dan guru. “(kemampuan berbahasa Indonesia) Anak-anak, bahkan guru bahasa Indonesia masih sangat terbatas sehingga Dirjen PAUD Dikdasmen menyambut baik adanya UKBI ini,” ujarnya.  Ini (UKBI) merupakan yang positif dalam rangka meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia anak-anak didik,” tambahnya. Untuk itu, ia akan menginisiasi pelaksanaan UKBI di sekolah-sekolah penggerak.

Sementara itu, Direktur Pendididikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Samto, mengusulkan agar karyawan internal dari Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen terlebih dahulu yang diuji. Hal ini dimaksudkan agar ketika memberikan penjelasan, arahan, dan saran untuk mengikuti UKBI ke pihak luar bisa lebih paham dan bagus karena sudah tahu seperti apa tes UKBI. Hal ini juga bisa menjadi semacam endorsment untuk menggalakkan UKBI.

Di akhir diskusi, Aminudin menyampaikan terima kasih atas respons yang sangat baik dari Dirjen PAUD Dikdasmen beserta seluruh Direktur terkait atas rencana penyelenggaraan UKBI ini. Kepala Badan juga akan sangat senang jika nantinya ia diundang untuk memberikan sosialisasi kepada para Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT)  atau Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di bawah koordinasi Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kemendikbudristek.

Audiensi tersebut menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya adanya pertemuan lanjutan dalam waktu dekat di antara dua unit kerja (Badan Bahasa dan Ditjen PAUD Dikdasmen) beserta jajarannya sebagai persiapan pelaksanaan teknis UKBI, kesanggupan Badan Bahasa untuk menyelenggarakan UKBI bagi pimpinan dan staf Ditjen PAUD Dikdasmen, serta akan adanya sosialisi UKBI ke sekolah-sekolah penggerak.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa