Seminar Internasional Bahasa Dan Sastra Austronesia V
DENPASAR, BALI -- Program Pascasarjana Universitas Udayana menyelenggarakan Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia V di Aula Kampus Program Pascasarjana Universitas Udayana. Kegiatan tersebut berlangsung dari tanggal 19—20 Juli 2010. Seminar tersebut merupakan kegiatan akademik yang dilaksanakan tiga tahun sekali dan bertujuan untuk membangkitkan kembali idealisme tentang bahasa dan sastra Austronesia. Seminar Internasional Austronesia yang bertemakan ”Menggali Lebih Dalam Lagi Potensi Kelinguistikan Bahasa-Bahasa Austronesia demi Perkembangan Linguistik dan Upaya Penyelamatannya” dibuka secara resmi oleh Rektor Universitas Udayana Prof. Drs. I Ketut Artawa, M.A., Ph.D. ditandai dengan pemukulan gong. Dalam sambutan pembukaannya, Prof. Drs. I Ketut Artawa, M.A., Ph.D., menekankan akan pentingnya usaha merevitalisasi bahasa-bahasa Austronesia termasuk karya sastranya. Selain itu, seminar tersebut dapat digunakan sebagai ajang untuk saling bertukar informasi dan juga hasilnya dapat menggugah keinginan para pakar dan peserta untuk lebih meneliti serta mendokumentasikan bahasa dan sastra Austronesia. Seminar Internasional Bahasa dan Sastra Austronesia V yang berlangsung selama dua hari tersebut diikuti oleh para linguistik, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Mereka berasal dari beberapa daerah di Indonesia, New Zealand, Eropa, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Penyajian makalah dilakukan dalam sidang Pleno dengan delapan pemakalah utama dan 202 pemakalah pedamping serta dalam poster disajikan 61 poster. Beberapa pemakalah utama, antara lain Dr. Fay Wouk, M.A, Ph.D. (Department of Applied Language Studies and Linguistics, New Zealand), Drs. C. Ruddyanto, M.Hum. (Balai Bahasa Denpasar), Prof. Madya Dr. Rahim Aman (Universiti Kebangsaan Malaysia), Aron Meko Mbete (Guru Besar Universitas Udayana), David Gil (Department of Linguistics Max Planck Institute For Evolutionary Antropology), Abbas Achmad Badid (The State University of Surabaya), I Nyoman Weda Kusuma (Guru Besar Universitas Udayana), Putu Kerti Nitiasih (Universitas Pendidikan Ganesha). Drs. C. Ruddyanto, M.Hum. Kepala Balai Bahasa Denpasar, menekankan antisipasi yang biasa dilakukan untuk mengatasi kepunahan bahasa daerah adalah revitalisasi. Upaya ini harus melibatkan partisipasi banyak pihak, tidak bisa hanya pihak pemerintah atau para pembina bahasa. Beliau juga menambahkan bahwa revitalisasi memerlukan perencanaan yang matang dan implementasi yang mantap, yaitu dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dilakukan dengan konsistensi yang tinggi, komitmen dari pelaksana dan juga dapat mengalokasikan anggaran, tenaga, dan waktu. (na)(hr)(DM)