Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2011
JAKARTA— Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, hadir dalam Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Jumat (20/5), di Jalan Expo, Kemayoran, Jakarta. Kehadiran Presiden disambut dengan tepuk tangan yang sangat meriah dari hadirin, yang sebagian besar di antaranya adalah siswa/mahasiswa dan para pendidik.
Mendiknas, Mohammad Nuh, menyampaikan terima kasih yang setinggi-tingginya atas kehadiran Presiden pada acara tersebut karena kehadiran itu berarti bahwa Presiden memberikan perhatian secara khusus dan harapan yang sangat khusus pada dunia pendidikan. Hadir bersama Presiden saat itu adalah Ibu Negara Ani Yudhoyono, Wapres Boediono dan Ibu Herawati, pimpinan Komisi X DPR RI, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan Gubernur DKI Jakarta. Dalam sambutannya malam itu, Presiden mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk mengimplementasikan tema dan subtema yang diusung pada acara malam itu, yakni “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa: Raih Prestasi Junjung Tinggi Budi Pekerti”.
Presiden mengingatkan kepada para pendidik baik yang formal maupun yang tidak formal bahwa sasaran pendidikan bukan hanya kecerdasan ilmu dan pengetahuan semata, melainkan juga pembangunan moral, budi pekerti, watak, dan kepribadian yang tangguh dan mulia (karakter). Melalui pendidikan karakter diharapkan akan muncul manusia-manusia Indonesia yang unggul. Ada lima hal, menurut Presiden, yang harus dimiliki untuk bisa menjadi manusia Indonesia yang unggul, yaitu: 1) moral yang baik, religius dan anti kekerasan; 2) cerdas dan rasional; 3) inovatif dan mengejar kemajuan; 4) semangat “saya bisa” walau seberat apa pun tantangannya; dan 5) patriot sejati yangmencintai bangsa dan negara. Presiden juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak boleh kalah dengan bangsa lain, seperti Jepang, Korea, India, Tiongkok, Arab, Amerika, atau bangsa mana pun juga. Indonesia harus menjadi negara maju. Untuk mencapai itu, ada tiga syarat diajukan Presiden yang harus dipenuhi, yaitu, 1) kemandirian bangsa harus tinggi, 2) daya saing bangsa juga harus tinggi, dan 3) peradaban yang unggul dan mulia. Presiden berharap Indonesia sudah bisa menjadi negara maju pada Abad 21 ini. Sementara itu, Mendiknas, Mohammad Nuh, menyampaikan bahwa ada tiga landasan karakter yang ingin dibangun melalui pendidikan, yaitu 1) menumbuhkan kesadaran bahwa sesama makhluk Tuhan harus saling menghargai dan menyayangi; 2) menumbuhkan kepenasaran intelektual yang akan memacu kreativitas dan inovasi; dan 3) menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air dan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
M. Nuh juga menambahkan bahwa cara yang paling tepat untuk membangun kebangaan adalah dengan menumbuhkan kegemaran, tradisi, dan budaya berprestasi. Tanpa prestasi sangat dikhawatirkan bangsa Indonesia terjebak dalam kebanggaan semu. Untuk meraih semua itu, Kemendiknas sudah mempersiapkan Pendidikan Karakter yang direncanakan akan dimulai pada tahun ajaran 2011/2012 mulai pendidikan anak usia dini (PAUD) sampai perguruan tinggi. Kemdiknas juga menggalang kerjasama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Kesehatan untuk menggalakkan pendidikan anak usia dini (PAUD) terpadu dan menjadikannya sebagai Gerakan Nasional. Hal itu dilakukan untuk mempersiapkan generasi 2045, yaitu pada saat 100 tahun Indonesia merdeka. (MLA)