Diskusi Kelompok Terpumpun Gerakan Literasi Semesta (Geulis) di Nusa Tenggara Barat

Diskusi Kelompok Terpumpun Gerakan Literasi Semesta (Geulis) di Nusa Tenggara Barat

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar kegiatan Diksusi Kelompok Terpumpun (DKT) Gerakan Literasi untuk Masyarakat (Geulis) Tahun 2021 di Hotel Jayakarta, Senggigi, Lombok Barat pada tanggal 30 September—1 Oktober 2021. Kegiatan yang bertumpu pada tema literasi sekolah ini menghadirkan Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Bunda Literasi Provinsi NTB sebagai penggerak utama.

Bunda Literasi Provinsi NTB, Niken Saptarini Widyawati dalam sambutannya mengatakan bahwa literasi merupakan tonggak perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya yang ada, baik di dalam sekolah, keluarga, maupun masyarakat. Ketiga komponen ini merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dan mengikat. Literasi dalam masyarakat bermula dari bagaimana peran sekolah, peran keluarga, dan pendampingan dari masyarakat dalam menjaga atmosfer literasi itu sendiri. Ia sangat mengapresiasi ide dan peran yang telah dilaksanakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Kantor Bahasa Provinsi NTB.

“Saya mendukung literasi yang sudah dikembangkan dan dilaksanakan selama ini. Literasi bagi saya tentu sangat penting dan krusial. Hal ini bisa kita lihat dari kebermanfaatan literasi di tengah-tengah masyarakat kita di Nusa Tenggara Barat saat ini. Saya juga mendukung penuh peran dan tugas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat untuk menggalakkan dan memajukan literasi yang ada di NTB. Tentu tidak mudah, apalagi di masa pandemi saat ini, tetapi saya berharap dengan pelaksanaan kegiatan ini dapat memacu kembali semangat Bapak dan Ibu yang hadir untuk terus berkarya sesuai dengan tugas masing-masing,” ujar Niken dalam sambutannya.

Peran keluarga dalam literasi menjadi satu pokok penting yang ditekankan oleh Bunda Literasi Provinsi NTB. Ia melihat pentingnya budaya membaca yang tumbuh dalam lingkungan keluarga. Bagaimana peran keluarga menumbuhkan budaya baca terhadap anak, misalnya dengan rutin membacakan dongeng atau cerita menarik lainnya. Ia mendorong peran keluarga dan masyarakat dalam penguatan dan penerapan literasi di NTB.

Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Muhammad Abdul Khak juga menyampaikan pernyataan serupa bahwa literasi merupakan salah satu cermin budaya masyarakat yang tumbuh dalam berbagai aspek. Di sinilah peran literasi yang ada di sekolah, keluarga, dan masyarakat saling terkait. Literasi sekolah yang menjadi muara Gerakan untuk Literasi Semesta ini harus didukung juga dengan peran keluarga dan masyarakat. Ia juga menyampaikan harapan dukungan penuh dari Bunda Literasi Provinsi NTB dalam mewujudkan semangat literasi yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat.

Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat menambahkan bahwa kunci kegiatan ini sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya. Kegiatan peta jalan literasi tahun 2020 menjadi awal pengembangan Gerakan untuk Literasi Semesta ini. Ia menjelaskan bahwa selain menghasilkan analisis mengenai berbagai permasalahan ataupun kendala dalam penerapan literasi, kegiatan ini juga diharapkan mampu membangun solusi berdasarkan rekomendasi dari semua peserta kegiatan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan implementasi literasi yang dapat dilaksanakan oleh semua pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan di Nusa Tenggara Barat. Rumusan ini menegaskan bagaimana peran literasi sekolah, literasi keluarga, dan literasi masyarakat saling memengaruhi dan bersinergi.

Berbagai pemangku kepentingan mulai dari perwakilan sekolah, komite sekolah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, komunitas literasi, TP PKK Provinsi NTB, TP PKK Kota Mataram, Kantor Bahasa Provinsi NTB, LPMP NTB, BP-PAUD dan Dikmas NTB, Duta Bahasa Provinsi NTB, hingga mahasiswa ikut terlibat dalam kegiatan ini. Rumusan berbagai analisis dan rekomendasi didiskusikan bersama oleh para narasumber yang terjun langsung dalam geliat aksi literasi di bidang masing-masing. Kegiatan ini menghasilkan 12 rekomendasi dari tiga kelompok dengan tema literasi sekolah, literasi keluarga, dan literasi masyarakat. Kegiatan ditutup dengan pembacaan rekomendasi kebijakan dan diserahkan langsung ke Bunda Literasi Provinsi Nusa Tenggara Barat selaku penggerak literasi yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat dan Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa selaku pelopor dan penggerak utama di jajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa