Seminar Nasional Implementasi Neuro-Linguistics Programming (NLP) dalam Pembelajaran Bahasa
JAKARTA — Dalam rangka memperingati hari Pendidikan Nasional, Rabu 30 Mei 2012, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menyelenggarakan seminar nasional sehari dengan tema "Implementasi Neuro-Linguistics Programming (NLP) dalam Pembelajaran Bahasa" di Gedung Samudra, Badan Bahasa. Kegiatan itu bertujuan mencari solusi dalam pembelajaran bahasa karena semakin rendahnya nilai ujian nasional pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setiap tahunnya.
Seminar diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" dan dilanjutkan dengan laporan Ketua Panitia, Drs. Mustakim, M.Hum. Seminar dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Dr. Sugiyono. Dalam sambutannya, Sugiyono mengatakan bahwa dalam model pembelajaran bahasa pada masa kini diperlukan solusi yang tepat. Neuro-linguistics sebagai salah satu dari cabang linguistik menawarkan pendekatan yang dapat menunjang dan mendukung proses pembelajaran bahasa. Pada masa kini dapat dikembangkan suatu model pembelajaran bahasa yang menggunakan pendekatan melalui neuro-linguistics sebagai salah satu solusi.
Pemakalah yang tampil dalam seminar itu adalah Prof. Dr. Mahsun (Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) dengan makalahnya yang berjudul "Pembelajaran dalam Konteks Keindonesiaan: Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia yang Berdimensi Kebinekatunggalikaan dengan Memanfaatkan Varian Bahasa Berkerabat", Dr. Sugiyono (Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan) dengan makalahnya yang berjudul "Neuro-Linguistics Programming: dari Kemahiran Berbahasa ke Karakter Siswa", Dr. Dendy Sugono (peneliti senior Badan Bahasa) dengan makalahnya yang berjudul "Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Neuro-Linguistik", Prof. Dr. Menaldi Rasmin (pakar kedokteran) dengan makalahnya yang berjudul "Peran Bahasa untuk Membangun Karakter", dan Norhafizah Mohamed Husin (Dewan Bahasa Malaysia) yang mewakili Encik Rusli Abdul Ghani dengan makalahnya yang berjudul "Peribahasa dalam Pembelajaran Bahasa: Pendekatan Berdasarkan Model Neuro-Linguistics Programming".
Salah satu pemakalah, Dr. Sugiyono, dalam paparan makalahnya menjelaskan bahwa pembelajaran bahasa dengan NLP tidak berarti bahwa mata ajar bahasa Indonesia harus mengajarkan ungkapan bijak dan peribahasa. "Bahan ajar bahasa Indonesia, termasuk sastra, tidak semata-mata yang terkenal atau populer, tetapi yang membawa kebaikan dengan memanfaatkan kearifan lokal dan ungkapan baru yang sengaja diciptakan untuk muatan positif," lanjutnya.
Seminar yang dihadiri oleh dosen, guru, peneliti, pemerhati bahasa, mahasiswa, serta pejabat dan karyawan Badan Bahasa ditutup oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. Dr. Mahsun. Dalam sambutan penutupan itu, beliau sangat mengapresiasi pelaksanaan seminar yang berjalan sukses dan berharap agar kegiatan seperti itu tidak hanya membahas persoalan pembelajaran, tetapi juga membahas persoalan yang berkaitan dengan bahasa. (yf/tri/lus)