Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Menjadi Tuan Rumah Jambore Sastra 2012

Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat Menjadi Tuan Rumah Jambore Sastra 2012

Bandung—Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat menjadi tuan rumah penyelenggaraan Jambore Sastra 2012 yang berlangsung selama  empat hari, 12—15 Juni 2012, di Hotel Casa D’Ladera, Bandung dengan pemusatan kegiatan Jambore di Taman Budaya Provinsi Jawa Barat , Dago, Bandung.  Jambore itu diikuti oleh duta sastra, yang terdiri atas siswa SLTA, yang mewakili delapan balai/kantor bahasa, yaitu Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, Balai Bahasa Provinsi Bali, Kantor Bahasa Provinsi Banten, Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan. 

Jambore 2012 secara resmi dibuka pada hari Rabu, 13 Juni 2012, di Taman Budaya, oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, Drs. Abdul Khak, M.Hum. Dalam sambutannya, Khak mengatakan bahwa  Jambore Sastra diharapkan dapat menjadi ajang tukar pikiran dan ajang untuk belajar mengapresiasi sastra bagi peserta Jambore serta para siswa/guru yang hadir dalam acara tersebut.  Khak tidak berharap bahwa semua siswa harus menjadi sastrawan, mereka bebas memilih untuk menjadi insinyur, dokter, politikus, atau apa pun. Akan tetapi, Khak sangat berharap bahwa para siswa, kelak, tetap memberikan ruang di dalam jiwanya untuk mengapresiasi sastra. Menurut Khak, “Kehidupan yang lengkap adalah kehidupan yang antara lahir dan batin itu seimbang.” Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat itu menunjukkan perhatiannya yang cukup besar terhadap penyelenggaraan Jambore 2012.  Hal itu terbukti dari kehadirannya dalam keseluruhan acara sampai selesai.   

Penyelenggaraan Jambore 2012 ini merupakan Jambore yang ke-5. Jambore sebelumnya, berlangsung di kota Magelang (Balai Bahasa Semarang, 2008), Yogyakarta (Balai Bahasa Yogyakarta, 2009), Surabaya (Balai Bahasa Surabaya, 2010), dan Denpasar (Balai Bahasa Denpasar, 2010).

Jambore yang dihadiri oleh sekitar 150 orang yang terdiri atas delapan Kepala Balai/Kantor Bahasa, staf perwakilan Balai/Kantor Bahasa, wakil dari Dinas pendidikan/Pemerintah Daerah Jawa Barat, siswa dan guru SLTA Bandung, serta penikmat sastra ini menampilkan delapan pertunjukan sastra yang mewakili delapan provinsi peserta Jambore 2012. Jenis dan ragam pertunjukan sangat bervariasi. Ada pementasan drama (Banten dan Bali), drama musikal (Jawa Barat dan Jawa Timur), pembacaan puisi (NTB), musikalisasi puisi (DIY, Jawa Tengah), dan pementasan sastra lisan (Kalimantan Selatan). Semua peserta menampilkan warna khas kedaerahannya masing-masing.

Menurut Ahda Imran, sastrawan yang dihadirkan sebagai penilai penampilan peserta dan pembimbing apresiasi pada acara itu, pada umumnya siswa yang tampil dari delapan provinsi sudah cukup baik. Mereka sudah mampu menunjukkan penghayatan terhadap karya, baik itu drama maupun puisi, yang dibawakannya. Ahda juga memberikan apresiasi khusus kepada penampil dari Kalimantan Selatan yang membawakan sastra lisan Banjar “Madihin”. Menurut Ahda, menciptakan syair (yang spontan), menjaga persajakan, dan memainkan gendang sekaligus agar tetap serasi bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, M. Budi Zakia Sani, sang penampil, sudah dapat melakukannya dengan cukup baik.

Meski secara umum penampilan peserta sudah cukup baik, Ahda menambahkan bahwa ada beberapa peserta yang terjebak ke dalam seni pertunjukan dan hampir kehilangan kesastraannya. Padahal, dalam Jambore Sastra ini, unsur dan nilai kesastraan itulah yang harus lebih ditonjolkan. Oleh karena itu, Ahda --sastrawan kelahiran Payakumbuh yang besar di Cimahi, Jawa Barat itu-- berharap bahwa penyelengaraan Jambore yang akan datang harus mempunyai arah dan kriteria yang lebih jelas.

Selain menampilkan pertunjukan sastra, Jambore ini juga dimeriahkan dengan hiburan berupa tarian, yaitu tari “Merak” dari Jawa Barat yang dibawakan oleh Visarah (Juara 1 Duta Bahasa 2012, Provinsi Jawa Barat) dan tarian rakyat dari Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)  yang dibawakan oleh Margaret (Kantor Bahasa Provinsi NTT). Tarian rakyat NTT ini, selain berirama cepat dan gembira, juga merupakan tarian interaktif, yang mengajak penontonnya menari bersama. Margaret pun mengajak semua Kepala Balai/Kantor dan beberapa undangan lainnya untuk ikut menari bersamanya di atas panggung yang sontak membuat panggung menjadi sangat riang dan meriah.

Salah seorang siswa yang hadir dalam acara ini, Sellyana (siswa SMA Negeri 20 Bandung, yang juga merupakan “Duta Bahasa Pelajar” Bandung) mengatakan bahwa ia sangat senang menghadiri acara Jambore Sastra 2012 itu. Selain mendapatkan pengetahuan mengenai bentuk dan seni pertunjukan sastra, ia juga bisa belajar mengapresiasi karya dan nilai yang terkandung di dalam karya sastra itu. Sellyana berharap agar Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat juga mengadakan ”Jambore Bahasa” sehingga ia dan teman-temannya, para duta bahasa pelajar, bisa tampil merefleksikan kecintaan mereka terhadap bahasa Indonesia. (mla) 

Daftar Pertunjukan Sastra dalam Jambore Sastra 2012

1.      Kantor Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan: Sastra Lisan Banjar “Madihin”

2.      Kantor Bahasa Provinsi NTB: Pembacaan Puisi “Sepenggal Babad Gumi Sasak”

3.      Balai Bahasa Provinsi DIY: Musikalisasi Puisi “Malam Malioboro dan Di Batas Yogya”

4.      Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah: Musikalisasi Puis “Tragedi Sukhoi”

5.      Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat: Drama Musikal :Dongeng Lemah Cai”

6.      Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur: Drama Musikal “Sejarah Ke’ Lesap”

7.      Kantor Bahasa Provinsi Banten: Drama “Gurandil Air Mata”

8.      Balai Bahasa Provinsi Bali: Drama “Paras-Paros”

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa