Mastera Indonesia Menyelenggarakan Program Penulisan Mastera
Bantem—Banyak pengarang kreatif tumbuh dan berkembang secara sendiri, tanpa bimbingan mereka yang lebih berpengalaman menulis. Dengan hanya membiarkan bakat bertumbuh sendiri, mereka belum tentu akan menghasilkan karya unggulan karena mungkin bakat yang sudah ada tidak memperoleh kondisi yang kondusif untuk berkembang. Untuk memberikan tempat berkreasi, Mastera Indonesia menyelenggarakan bengkel kerja penulisan kreatif yang dikenal dengan nama Program Penulisan Mastera.
Mastera Indonesia menyelenggarakan Program Penulisan Mastera, Puisi, di Hotel Jayakarta, Anyer, tanggal 9—14 Juli 2012. Kegiatan program penulisan puisi tersebut dibuka oleh Dr. Mu’jizah, Kepala Bidang Pengkajian, Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan, mewakili Kepala Badan Bahasa. Dalam pembukaan tersebut Mu’jizah mengatakan bahwa banyak sastrawan yang telah mengikuti pelatihan memperlihatkan kiprahnya meskipun ada yang masih berusia 19 tahun. Mu’jizah juga mengharapkan kepada peserta agar memanfaatkan waktu untuk menggali ilmu dari para pembimbing untuk dikembangkan di negara masing-masing.
“Anyer dipilih sebagai tempat pelaksanaan acara itu karena sudah menjadi keinginan bersama sejak lama dan mempunyai banyak situs sejarah. Selain itu, Anyer adalah tempat yang tepat untuk berkarya,” paparnya.
Kegiatan penulisan tersebut diikuti oleh 18 orang peserta, yaitu 10 orang dari Indonesia, 3 orang dari Brunei, 3 orang dari Malaysia, dan 2 orang dari Singapura. Selain itu, kegiatan penulisan juga dihadiri oleh pembimbing dari Indonesia, antara lain, Agus R. Sarjono, Joko Pinurbo, dan Acep Zamzam Noer, dari Malaysia Zaen Kasturi, serta dari Brunei Awang Haji Mohamad Rajap.
Dalam kegiatan itu setiap peserta membawa dua puisi untuk dinilai oleh para pembimbing, kemudian didiskusikan di dalam kelompok agar menghasilkan karya yang baik. Karya mereka itu akan diterbitkan dalam bentuk buku yang akan diluncurkan pada waktu sidang Mastera. Puisi tersebut juga akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris agar karya mereka dapat mengangkat karya sastra Asia Tenggara ke tingkat dunia.
Kegiatan penulisan itu juga diharapkan menjadi wadah untuk melahirkan sastrawan muda dari perwakilan empat negara, yaitu Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Dalam kegiatan selanjutnya, Mastera akan mengajak negara Asia Tenggara lain, seperti Thailand dan Filipina., untuk mengikuti kegiatan tersebut. (ef/lus)