Bengkel Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Memberikan Pelatihan Dongeng bagi Guru di Kupang
Kupang, NTT—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur menyelenggarakan kegiatan Bengkel Sastra Guru: Dongeng. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 26—29 Agustus 2014, bertempat di Hotel Romyta, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan Bengkel Sastra Guru: Dongen tersebut secara resmi dibuka oleh Bapak Filmon J. Lulupoy, S.Pd., M.M., selaku Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kota Kupang. Dalam sambutannya, Filmon J. Lulupoy, mengatakan bahwa pendidikan sastra dalam hal ini mendongeng sangat penting untuk diberikan kepada guru Taman Kanak-Kanak dan guru Pendidikan Anak Usia Dini, karena dapat menambah wawasan dan kretifitas guru dalam menyampaikan pesan positif dalam proses belajar mengajar di kelas. Beliau berharap agar nantinya pelatihan bengkel sastra terus dapat diadakan khususnya di daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan mengundang sekolah pada jenjang pendidikan lainnya, sehingga sastra di daerah khususnya dapat selalu terpelihara dan terjaga guna generasi selanjutnya.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Bapak Luthfi Baihaqi, S.S., M.A., selaku Kepala Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur dan kak Ale (pendongeng) selaku narasumber. Dalam wawancaranya, kak Ale mengatakan bahwa dalam mendongeng terdapat pesan moral, dan dalam pesan moral tersebut terdapat nilai positif atau kebaikan. Materi mendongeng dapat diambil dari kehidupan sehari-hari, seperti manfaat menggosok gigi, kenapa harus mandi, tata cara makan, dan aktivitas keseharian lainnya. Dengan mendongeng, maka pesan yang disampaikan kepada anak dikemas dengan teknik penyampaian yang menyesuaikan usia anak, sehingga menjadi lebih menarik dan atraktif.
Bengkel sastra yang merupakan salah satu wujud nyata dari kegiatan peningkatan apresiasi sastra di kalangan dunia pendidikan, khususnya bagi guru dan siswa, baik sekolah negeri maupun swasta, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Kegiatan yang telah dirintis sejak tahun 1994 dalam kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra yang berlangsung setiap tahun itu dilaksanakan dalam bentuk pertemuan yang secara intensif membahas hal-hal yang berhubungan dengan pemahaman dan penciptaan karya sastra, baik dalam bentuk dongeng, puisi, cerpen, pantun, maupun drama. Dalam pelaksanaannya, bengkel sastra dibagi dalam beberapa aktivitas, yaitu proses kreatif menulis karya sastra, teori, dan teknik penulisan karya sastra, serta praktik penulisan dan pembacaan karya sastra.
Kegiatan bengkel sastra bagi guru yang dilaksanakan selama empat hari tersebut, diselenggarakan untuk memberikan kesempatan kepada guru, agar dapat berinteraksi langsung dengan sastrawan serta dapat menggali wawasan tentang kesastraan, khususnya cara mendongeng. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat menumbuhkan minat guru terhadap sastra, serta meningkatkan apresiasi mereka terhadap sastra. Kegiatan bengkel sastra itu diikuti oleh tiga puluh lima orang guru Taman Kanak-Kanak dan guru Pendidikan Anak Usia Dini, yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kota Kupang.
Dalam kesempatan lain, Ibu Senoritha R. Ndun, S.Pd. yang juga seorang guru TK Garbhapura, menyampaikan apresiasinya yang tinggi terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan bengkel sastra mendongeng bagi guru tersebut, ia mengatakan bahwa dengan pelatihan mendongeng ini, ia jadi mengetahui bahwa dalam mendongeng itu terdapat intonasi penyampaiannya, sehingga ketika dalam sebuah percakapan ada tokoh anak, bapak, ataupun ibu, maka guru harus bisa bersuara seperti tokoh anak, bapak, ataupun ibu, sehingga siswa dapat terbawa oleh suasana cerita dalam dongeng yang dibawakan oleh guru. Menurut Ibu Senoritha, kegiatan pelatihan bengkel sastra tersebut sangat sesuai dan sejalan dengan penerapan program Kurikulum 2013 di sekolah, sehingga guru dapat menjadi lebih aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar di kelas. Pada kesempatan yang sama, ibu Febriana Margaritha, S.Kom. yang juga sebagai guru TK Kaisarea berharap ada kegiatan pelatihan bengkel sastra lainnya dan tidak hanya tentang sastra mendongeng dari Badan Bahasa, melalui perwakilannya di Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya pelatihan bagi seluruh guru di kota Kupang.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan bengkel sastra bagi guru yang diselenggarakan oleh Bidang Pembelajaran, Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada tanggal yang sama, kegiatan bengkel sastra prosa juga dilaksanakan di Kota Manado, Sulawesi Utara. Pelatihan bengkel sastra tersebut ditujukan bagi guru Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, dengan narasumber Heri Hendrayana Harris atau yang biasa dipanggil Gol A Gong, seorang sastrawan Indonesia yang juga pendiri komunitas Rumah Dunia di Serang, Banten. Dalam waktu dekat, kegiatan bengkel sastra lainnya juga direncanakan akan berlangsung di beberapa tempat, antara lain, Provinsi Sumatera Utara (Drama), Provinsi Kalimantan Barat (Drama), Provinsi Kalimantan Utara (Prosa), dan di Kepulauan Seribu (Puisi). (nv/yan)