Universitas Kristen Satya Wacana Menyelenggarakan Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing VIII (KIPBIPA VIII)

Universitas Kristen Satya Wacana Menyelenggarakan Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing VIII (KIPBIPA VIII)

Salatiga –  Konferensi Internasional Pengajar BIPA (KIPBIPA) VIII  merupakan kegiatan penggiat BIPA yang akan membahas pengembangan bahasa Indonesia baik di dalam maupun di luar negeri. Hal itu berkaitan dengan keberadaan bahasa Indonesia yang digunakan oleh lebih 250 juta orang penutur di Indonesia ditambah penutur yang berada di luar Indonesia, seperti di Australia, Belanda, Cina, Suriname, Rusia, Jepang, dan Korea.

Language Training Centre (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi penutur Asing (APBIPA), dan Australian Society of Indonesian Language Educators (ASILE) menyelenggarakan Konferensi Internasional Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing VIII (KIPBIPA VIII) dengan tema “Era Baru, Semangat Baru Peningkatan Intensitas Kerja Sama Program BIPA di Dalam dan Luar Negeri” di Universitas Kristen Satya Wacana, pada tanggal 3—4 Oktober 2012. Sehari sebelum konferensi berlangsung diselenggarakan Seminar Australian Society of Indonesian Language Educators (ASILE) 2012 tanggal 1 — 2 Oktober 2012 di tempat yang sama.

KIPBIPA VIII  dibuka oleh Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Dr. Sugiyono. Turut hadir dalam pembukaan dan juga memberi sambutan ialah  Rektor Universitas Kristen Satya Wacana, Prof. Dr. Jhon Titaley, T.Hd.,  Ketua APBIPA, Drs. Nyoman Riasa, M.Ed., Deputy Head of Mission Australian Embassy, Jakarta, David Engel, serta dari ASILE, Dr. George Quinn.

Dalam pembukaan itu, Sugiyono menyampaikan bahwa BIPA bagi Badan Bahasa merupakan salah satu sisi lain yang sangat penting dalam pengembangan bahasa Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia perlu mencanangkan dan memastikannya dalam bentuk perundang-undangan. Selain itu, layanan BIPA bagi warga dunia perlu didukung oleh semua pihak pemangku kepentingan, termasuk Badan Bahasa.

Dalam akhir sambutannya, Sugiyono berharap agar BIPA dan asosiasi BIPA terus berkembang, baik melalui KIPBIPA maupun pertemuan sejenisnya, dan dapat menyumbangkan banyak hal sehingga memberi masukan untuk pengambilan kebijakan tentang BIPA. “Berkaitan dengan peran Badan Bahasa,  Badan Bahasa berkomitmen memberikan dukungan sepenuhnya untuk pengembangan BIPA di dalam maupun di luar negeri” , paparnya.

KIPBIPA kali ini membahas kebijakan pengajaran BIPA di berbagai negara, kebutuhan dan tantangan pengajaran BIPA di era globalisasi, pengalaman penyelenggaraan program BIPA, sumbangan perkembangan bahasa Indonesia terhadap pengajaran BIPA, pengembangan kurikulum BIPA, pengajaran BIPA menggunakan teknologi informasi, hasil kajian pembelajaran BIPA, dan isu yang menjadi perhatian bersama di bidang bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.

Dari berbagai isu yang telah dirumuskan dalam konferensi, KIPBIPA VIII merekomendasikan beberapa hal, di antaranya adalah terus mengembangkan pengajaran BIPA di dalam dan di luar Indonesia, menyediakan dan memfasilitasi pengujian kemahiran berbahasa Indonesia bagi penutur asing, menyebarluaskan hasil penelitian dan gagasan terkait dengan pengembangan ke-BIPA-an,  dan mengadakan pertemuan ilmiah ke-BIPA-an secara berkesinambungan.(nv/tri)

 

Untuk melihat kumpulan foto kegiatan klik tautan berikut ini:

http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/content/kipbipa-viii-dan-seminar-internasional-asile-2012

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa