Itjen Kemendikbud Menyelenggarakan Seminar Kebijakan Strategis Badan Bahasa dalam Meningkatkan Mutu Guru dan Siswa
Jakarta—Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Prof. Dr. Mahsun, M.S., menjadi pembicara utama dalam seminar yang diselenggarakan oleh Inspektorat Jendral (Itjen) Kemendikbud dengan tema “Kebijakan Strategis Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam Meningkatkan Mutu Guru dan Siswa Berbahasa Indonesia Sesuai Standar Nasional”. Acara yang digelar di Hotel Santika, Jakarta tersebut dibuka oleh Inspektur 1, Suharyanto, Selasa, 21 Mei 2013.
Dalam paparannya, Mahsun mengemukakan bahwa bangsa yang berperadaban unggul dibangun berdasarkan politik identitas berupa bahasa. Dicontohkan, Jepang yang mengalami masa kehancuran saat Perang Dunia II dapat segera bangkit kembali berkat kebijakan politik bahasanya, yaitu dengan menerjemahkan berbagai buku pengetahuan ke dalam bahasa Jepang. Hasilnya, Jepang kini menjadi salah satu negara yang unggul dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Jepang juga menjadikan bahasa sebagai identitas nasionalnya.
Lebih lanjut dikatakan bahwa Indonesia juga memilih bahasa sebagai identitas nasionalismenya karena sejarah telah membuktikan bahwa beragamnya ras akan mempersulit Indonesia membangun nasionalisme berdasarkan ras. Sehubungan dengan itu, Badan Bahasa memprogramkan pengembangan dan pembinaan bahasa dalam konteks keindonesiaan, yaitu dalam konteks NKRI, konteks wilayah (terdepan, terluar, dan tertinggal), dan konteks pembangunan karakter bangsa.
Berkaitan dengan peningkatan mutu guru dan siswa dalam berbahasa Indonesia, Badan Bahasa memprogramkan layanan sistem pembelajaran/pembinaan bahasa melalui penguatan kompetensi profesional dan pedagogi guru bahasa Indonesia berbasis Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), pengembangan model sistem pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang pendidikan formal, pengembangan perangkat pembelajaran pendidikan karakter bangsa yang berbasis bahasa dan sastra.
Seminar itu juga menampilkan Nurjanah Basir, Guru bahasa Indonesia SMAN 54 Jakarta, ia membahas masalah penerapan kurikulum bahasa Indonesia pada guru dan siswa, dan hasil penguasaan siswa dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu ia juga menyoroti masalah silabus yang terlalu mengikat kreativitas guru.
Acara yang dihadiri oleh auditor Itjen Kemendikbud, karyawan Badan Bahasa, dan guru bahasa Indonesia itu ditutup oleh Inspektur 1, Itjen Kemendikbud, Suharyanto. (an/sld)