Kepala Badan Bahasa Buka SIBI 2016 di Bandung

Kepala Badan Bahasa Buka SIBI 2016 di Bandung

Bandung—Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Dadang Sunendar membuka Seminar Internasional Bahasa Ibu (SIBI) 2016 di Hotel Grand Tjokro, Bandung, Selasa, 4 Oktober 2016.

Dadang menyambut baik dan mengapresiasi penyelenggaraan seminar, menurutnya bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dipelajari dan dikuasai seseorang. Di Indonesia, bahasa ibu identik dengan bahasa daerah karena sebagian besar orang Indonesia berbahasa ibu/bahasa daerah.   

“Saat ini, peran bahasa ibu di wilayah 3T (terluar, terdepan, terpencil) semakin berat, tentu saja ini bukan hanya kajian bahasa saja, kita memerlukan kajian-kajian yang lebih dalam, koordinasi-koordinasi yang tingkatnya nasional bahkan internasional, karena tantangan yang dihadapi demikan besar. Keberadaan bahasa ibu ini memang menjadi kondisi faktual yang ada di Indonesia, termasuk menyangkut penetapan bahasa ibu sebagai bahasa pendidikan sudah menjadi tantangan tersendiri dinas pendidikan di daerah-daerah tertentu,” ujar Dadang.

Sementara itu, dalam laporannya, Kepala Balai Bahasa Jawa Barat, Drs. Abdul Khak, M.Hum. menyampaikan bahwa Seminar Internasional Bahasa Ibu (SIBI) adalah kegiatan rutin tahunan Balai Bahasa Jawa Barat yang telah digelar sejak tahun 2006, yang saat itu digelar di Gedung Museum Asia Afrika.

“Mudah-mudahan seminar ini menjadi ajang bertukar pikiran keilmuan, baik informasi baru maupun teori baru, apapun yang berkaitan dengan bahasa dan sastra,” tutur Abdul.

Selanjutnya, Abdul mengatakan bahwa peserta tahun ini dibatasi sampai 200 orang, dengan rincian, pemakalah sebanyak 152 orang dan peserta undangan 48 orang yang berasal dari 36 universitas dalam dan luar negeri (Malaysia), dua guru SLTA, 14 instansi diantaranya Badan Bahasa, Pejabat Pendidikan Kelantan Malaysia, Perpustakaan Depok, dan lain-lain. Selain itu ada tamu undangan peserta BIPA dari Australia, Bangladesh, dan Rusia.

“Diharapkan ke depan pemakalah jumlahnya lebih banyak, dimana pemakalah itu sekaligus peserta, jadi tidak ada lagi peserta biasa,” kata Abdul menutup laporannya.

Seminar yang berlangsung selama dua hari ini (4—5 Oktober 2016) mengangkat tema “Bahasa Ibu sebagai Sumber Budaya Literasi”, sedangkan subtemanya adalah Bahasa Ibu sebagai Sumber Pengayaan Kosakata Bahasa Indonesia, Peran  Bahasa Ibu dalam Pengembangan Budaya Literasi, Bahasa Ibu dan Budaya Literasi Media, Pemanfaatan Media untuk Meningkatkan Budaya Literasi, Pemertahanan Bahasa Ibu dan Budaya Literasi, Penerjemahan dalam Rangka Meningkatkan Budaya Literasi, Peran Sastra dalam Budaya  Literasi, Budaya Literasi Indonesia: Dulu, Kini, dan Nanti, dan Pembelajaran Literasi dan  permasalahannya. (an/sh)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa