Webinar Darma Wanita Persatuan: Menyiapkan Ekosistem untuk Membangun Literasi di dalam Keluarga dalam Rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2021

Webinar Darma Wanita Persatuan: Menyiapkan Ekosistem untuk Membangun Literasi di dalam Keluarga dalam Rangka Bulan Bahasa dan Sastra 2021

Indonesia memiliki tantangan yang sangat besar untuk menghadapi era saat ini. Pentingnya budaya literasi bagi bangsa membuat budaya literasi ini harus mulai dikembangkan dari lingkungan terkecil yaitu keluarga. Keluarga merupakan lembaga pendidikan informal yang memiliki peran paling penting dalam pengembangan literasi karena keluarga, terutama ibu, adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya yang akan sangat berpengaruh terhadap perilaku perkembangan anak tersebut dalam berliterasi.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah memulai program literasi sejak 2016. Program ini menyusul dikeluarkannya Permendikbud no 23/2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Berbagai program diluncurkan dalam kemasan gerakan literasi nasional (GLN). Ada tiga sasaran dari GLN ini, yakni sekolah melalui gerakan literasi sekolah (GLS), masyarakat melalui gerakan literasi masyarakat (GLM), dan keluarga melalui gerakan literasi keluarga (GLK). Selain menyelenggarakan kegiatan literasi di lingkungan kemendikbudristek, kami juga mengoordinasikan GLN antarkementerian/lembaga. Hasil evaluasi kami terhadap GLN ini, walaupun belum benar-benar menunjukkan hasil istimewa, setidaknya telah tumbuh kesadaran dari kementerian/lembaga dan juga masyarakat kita bahwa literasi adalah kemampuan yang paling asasi yang wajib dimiliki oleh setiap orang agar mereka bisa melakoni kehidupan dengan baik.

Webinar yang digagas oleh DWP Pusat bekerja sama dengan Kemendikbudristek ini bertajuk “Menyiapkan Ekosistem Untuk Membangun Literasi Didalam Keluarga Dalam Rangka Bulan Bahasa dan Sastra”. Kegiatan ini diselenggarakan di Hotel Mercure, Ancol, pada tanggal 26 Oktober 2021. Dalam sambutannya, Aminudin Aziz selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mengatakan bahwa literasi bukan hanya berurusan dengan kemampuan mengenali huruf, angka, atau gambar, bahkan suara, melainkan juga terkait dengan pemahaman dan kemampuan untuk menganalisis, menyintesis, menilai, dan mencipta. Kemampuan kreatif inilah yang kita semua harapkan bisa dimiliki oleh semua warga sebab kreatifitas tidak memiliki batas.

Franka Franklin, selaku Penasihat Darma Wanita Persatuan Kemendikbudristek, dalam paparannya menjelaskan bahwa membentuk kebiasaan membaca pada anak-anak harus dimulai dari keluarga. “Sebagai orang tua, tentu kita semua sudah mengetahui pentingnya membaca bagi anak-anak kita. Membaca tidak hanya akan memberikan pengetahuan, tetapi juga dapat membangun rasa toleransi. Sebab dengan membaca, anak-anak dapat mengenal dan memahami pengalaman dan sudut pandang yang berbeda darinya.” Anak-anak harus dapat berdiskusi tentang buku dan berani mengutarakan pendapat. Kedua hal ini adalah bekal untuk meningkatkan kemampuan literasi anak-anak kita. Di akhir paparannya, Franka Franklin mengajak para peserta untuk bersama-sama mewujudkan merdeka belajar, serta membangun ekosistem literasi di keluarga untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Acara ini dihadiri oleh narasumber Kisyani Laksono, Kepala Pusat Studi Literasi, LPPM Unesa, Satgas GLS, dan Najelaa Shihab, seorang penggiat pendidikan di Indonesia. Selain itu, acara ini dihadiri juga oleh para pejabat dari Badan Bahasa dan Pengurus Dharma Wanita Persatuan, baik secara daring maupun luring. (ZN)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa