Balai Bahasa Sumut Bersama Sanggar Matahari Gelar Bengkel dan Konser Musikalisasi Puis

Balai Bahasa Sumut Bersama Sanggar Matahari Gelar Bengkel dan Konser Musikalisasi Puis

Medan – Selama tiga hari, 13 – 15 Oktober 2016, suara musik dan lagu terdengar memenuhi seisi ruangan Gedung Taman Budaya Sumatera Utara, Jalan Perintis Kemerdekaan 33, Medan. Alunan musik dan lagu yang dikemas dari syair-syair puisi itu dilantunkan oleh para pelajar dan mahasiswa yang sedang mengikuti bengkel dan konser musikalisasi puisi yang diadakan Balai Bahasa Sumatera Utara.

Kepala Balai Bahasa Sumatera Utara, Dr. Tengku Syarfina, M.Hum. dalam sambutannya mengatakan, musikalisasi puisi di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, Binjai, dan Kabupaten Langkat makin dikenal, diapresiasi sekaligus diminati. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya penyelenggaraan kegiatan musikalisasi puisi yang digelar berbagai pihak. Balai Bahasa Sumatera Utara selaku UPT Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, termasuk pihak yang memosisikan diri sebagai garda terdepan dalam menyiarkan musikalisasi puisi, terutama ke lembaga pendidikan formal. “Selain rutin menggelar bengkel atau workshop, Balai Bahasa Sumatera Utara juga menggelar kegiatan festival musikalisasi puisi. Kegiatan itu kami laksanakan setiap tahun,” kata Syarfina.

Syarfina menambahkan, dua tahun ini, Balai Bahasa Sumatera Utara terus aktif dan melakukan inovasi dengan mengembangkan musikalisasi puisi ke tingkat pendidikan yang lebih dini. “Balai Bahasa Sumatera sudah mulai menggelar festival tingkat SLTP. Inilah bagian dari janji Balai Bahasa untuk senantiasa hadir dalam perkembangan musikalisasi puisi, termasuk menggelar bengkel dan konser musikalisasi puisi hari ini,” ujar Syarfina.

Hal senada juga disampaikan Hasan Al Banna, seorang sastrawan yang penggiat musikalisasi puisi . Hasan yang sudah lebih lima tahun berkecimpung dan membina sanggar dan komunitas-komunitas musikalisasi puisi di Sumatera Utara mengungkapkan, musikalisasi puisi makin dikenal sekaligus diminati oleh banyak orang. Melalui genre ini, puisi memiliki kesempatan luas menjalankan ekspansi pemaknaan bagi kehidupan dan kemanusiaan. “Belakangan ini, musikalisasi puisi makin mendapat tempat di hati masyarakat, lebih-lebih kawula muda di lembaga formal maupun informal. Festival dan konser sampai pembuatan album sudah menggeliat. Sekolah-sekolah pun sudah menjadikan musikalisasi puisi sebagai kegiatan ekstra kurikuler,” jelas Hasan yang sekaligus menjadi pemateri dalam kegiatan ini.

Kegaiatan bertajuk Bengkel dan Konser Musikalisasi Puisi Bersama Sanggar Matahari Jakarta ini, diikuti 60 orang peserta dari berbagai sekolah, universitas, dan komunitas di Kota Medan dan sekitarnya, yakni SMP Harapan 1, SMP Harapan 2, SMAN 1, SMAN 3, SMKN 8,  SMA Harapan 1, Seni Musik FBS Unimed, Fokus UMSU, Kincir Angin, Melodi Kursu, Sanggar Bianglala, Sanggar Rumput Hijau, dan Komunitas Kampoeng Boenyi.

Adapun rangkaian kegiatan ini dimulai dengan tahapan-tahapan, Penafsiran Puisi, Praktik Menggali Ide/Gagasan Nada, Aransemen Komposisi, Kelola Seni Pertunjukan Musikalisasi Puisi, dan Persiapan Pertunjukan serta Konser Bersama.

Seniman yang didaulat sebagai pemateri dan ‘guru’ dalam bengkel ini, Deavies Sanggar Matahari, menyebut kegiatan ini sangat edukatif. Kegiatan ini menjadi alternatif disaat pengajaran sastra di sekolah tidak sanggup lagi membangun kecintaan, apresiasi, dan kreasi siswa. “Strategi ini sangat edukatif menciptakan kemampuan apresiasi, kreasi, dan ekspresi,” katanya.

Ditambahkan Deavies, proses workshop yang dilakukan secara interaktif, dengan melakukan praktik langsung merupakan salah satu cara untuk mendekatkan puisi. Diharapkan dapat memberi penajaman makna yang tersirat ataupun tersurat sehingga dapat membantu dalam memahami puisi. Musikalisasi adalah mengubah puisi menjadi lagu dengan harmonisasi nada. Dinamika bunyi yang dihasilkan suatu alat musik berguna untuk menegaskan makna puisi yang telah ditafsirkannya," ungkapnya. (AM/bbsu)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa