"Indonesia Butuh Penerjemah Andal"
Bogor—Ada dua tujuan utama didirikannya Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan. Yang pertama karena Indonesia sekarang menjadi regional power dan global player untuk itu, bahasa Indonesia harus terus diperkenalkan kepada dunia. Kedua dalam era globalisasi ini, Indonesia harus bisa berkontribusi pada percaturan dunia; salah satu caranya dengan menguasai bahasa-bahasa yang ada di luar negeri. Lembaga yang bernaung di bawah Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang berada di kawasan IPSC (Indonesia Peace and Security Centre) adalah pusat pendidikan, pelatihan, serta pengembangan bahasa dan budaya.
Hal itulah yang diungkapkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudoyono, dalam kunjungannya ke Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan di kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Senin, tanggal 8 September 2014.
Selanjutnya, Presiden SBY yang didampingi sejumlah menteri dan pejabat tinggi Negara seperti, Mendikbud Mohammad Nuh, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, dan Seskab Dipo Alam, Kapolri Jenderal (Pol) Sutarman serta Panglima TNI Jenderal Moeldoko, menjelaskan bahwa Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara, yang memiliki peluang ekonomi yang besar dengan pertumbuhan yang menjanjikan, sehingga banyak negara maupun kalangan dunia usaha yang ingin bekerja sama dengan Indonesia.
Terkait dengan nama lembaga yang menurutnya kepanjangan, Presiden SBY menyarankan agar penyebutan nama lembaga tersebut disingkat menjadi Pusat Bahasa. Selain memberikan pendidikan bahasa bagi prajurit-prajurit TNI atau tentara negara manapun yang belajar di IPSC, Presiden SBY juga berharap agar Pusat Bahasa juga dapat mencetak penerjemah-penerjemah baru. Apalagi, selama ia memimpin bangsa ini 10 tahun terakhir, kerap dirasakan tidak adanya penerjemah yang andal.
"Saya juga ingin banyak penerjemah yang juga dididik dan diluluskan di pusat bahasa ini. Sebagai presiden yang 10 tahun memimpin, kerap kali kita tidak punya banyak penerjemah yang menguasai banyak bahasa asing. Pusat Bahasa ini bisa mendidik calon-calon kita, termasuk penerjemah andal," tegasnya.
Dalam acara yang sama, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Dr. Muhammad Nuh, DEA., memaparkan berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, di antaranya pelatihan bahasa asing, penterjemahan, dan pelatihan Bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA).
Kawasan IPSC ini merupakan gagasan Presiden RI yang muncul sepulang bertugas dari Bosnia pada tahun 1996. Di dalam kawasan ini yang sering di sebut juga kawasan seven in one, terdapat tujuh lembaga yaitu Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian , Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Universitas Pertahanan, Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Pusat Pasukan Siaga, dan Pusat Olahraga Militer. (Tri/Nov/Tom)