Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2021

Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2021

Dalam dua tahun ini, pada 2020 dan 2021, peringatan Sumpah Pemuda dan perayaan Bulan Bahasa dan Sastra (BBS) dilaksanakan pada masa Pandemi Covid-19. Perayaan dilaksanakan penuh semangat dan semarak. Berbagai acara dikemas secara kreatif dan inovatif untuk menghasilkan semangat baru dalam berbahasa. Aneka keunikan dan kehebatan para pencinta bahasa dan sastra telah mereka tunjukkan dalam berbagai rangkaian kegiatan BBS 2021. Melalui acara Menjalin Indonesia, dari ujung paling barat sampai paling timur Indonesia, dapat disaksikan keanekaragaman kreativitas itu. Demikian pula rangkaian acara yang dikemas dalam tajuk acara festival, penilaian karya, pemilihan duta bahasa, gelar wicara, serta penghargaan kebahasaan dan kesastraan. Suntikan semangat dan kecintaan kepada tanah air dan bangsa Indonesia dipersatukan melalui bahasa Indonesia. Peran berbagai pemangku, mulai dari siswa, mahasiswa, guru, dosen, pegiat bahasa dan sastra, para pencinta bahasa dan sastra di lembaga pemerintah, di lembaga legislatif, bahkan di lembaga peradilan ikut berperan aktif dan berkontribusi dalam kapasitasnya masing-masing. Kontribusi ini sebagai bentuk semangat dalam meneruskan dan mengembangkan cita-cita  pelopor Sumpah Pemuda.  Bahasa Indonesia telah menunjukkan kemampuannya sebagai anugerah dalam mempersatukan rasa keindonesiaan. Bahasa menjadi pengikat kukuhnya kebangsaan di Indonesia.

Ada tiga catatan peringatan Sumpah Pemuda dan Perayaan BBS 2021. Pertama, tekad kuat para generasi muda dalam menjaga kelangsungan bahasa Indonesia memberikan keyakinan bahwa bahasa Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Generasi dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi, termasuk generasi muda disabilitas, menunjukkan semangat yang luar biasa dalam memahami, menggunakan, dan mengembangkan bahasa Indonesia sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Karya-karya nyata bermutu tinggi yang dihasilkan generasi muda ini bermunculan dengan aneka ragam jenis yang diwadahi aneka media penyalurannya. Kaum muda yang menjadi tunas-tunas pencinta dan penjaga bahasa Indonesia ini perlu diberi apresiasi. Terpaan badai dan gelombang perubahan yang terjadi di dalam kehidupan sosial kemasyarakatan saat ini tidak akan cukup kuat untuk meruntuhkan semangat para generasi muda itu dalam menjayakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

Kedua, muncul kesadaran yang sangat kuat dan merata di semua daerah bahwa bahasa dan sastra daerah adalah aset yang sangat berharga bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Watak dan pola pikir serta budi masyarakat dibina dan tumbuh dari dan dalam kehidupan berbahasa ibu yang umumnya adalah bahasa daerah. Bahasa daerah adalah taman kehidupan dan bahasa Indonesia tumbuh dalam taman sari bahasa-bahasa daerah. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk tidak melestarikan keberadaan bahasa daerah. Yang perlu dipikirkan bersama ialah strategi yang paling sesuai dengan keadaan masyarakat yang telah berubah akibat revolusi industri agar bahasa-bahasa daerah itu bisa tetap lestari. Gairah generasi muda para penutur bahasa daerah menunjukkan optimisme bahwa bahasa-bahasa daerah itu akan tetap berkembang di tangan generasi muda saat ini.

Ketiga, penyebaran bahasa Indonesia ke tataran global memberikan titik cerah pada masa pandemi ini. Kemasan diplomasi bahasa yang dikembangkan secara kreatif di tengah situasi sulit ini memberikan keyakinan bahwa bahasa Indonesia makin luas dipelajari dan digunakan oleh para penutur asing. Banyak negara, lembaga, dan komunitas baru terlibat dalam pengajaran BIPA. Penyebaran bahasa Indonesia di kancah global menjadi harapan nyata dan penuh semangat.

Ketiga catatan tersebut, sampai batas tertentu, menjadi ukuran dalam langkah strategis yang diambil oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dalam mengejawantahkan gagasan besar merdeka belajar. Merdeka belajar adalah upaya memberikan nilai tambah terhadap praktik pembelajaran yang selama ini berkembang. Bahasa adalah instrumen dan sekaligus media yang paling jelas dalam mengukur kemampuan dan keberhasilan merdeka belajar itu. Melalui bahasa, segala gagasan, pikiran, dan karya itu digambarkan. Ada karya maka di situ akan ada bahasa yang harus digunakan untuk menyampaikan karya tersebut.

Untuk meningkatkan layanan kebahasaan dan kesastraan kepada masyarakat dalam Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2021 ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa meluncurkan sejumlah produk, yaitu buku-buku terjemahan cerita anak untuk mendukung Gerakan Literasi Nasional, bahan ajar BIPA bermuatan lokal, Jurnal Forensik Kebahasaan, dan yang telah ditunggu-tunggu kehadirannya oleh masyarakat adalah Aplikasi Penyuntingan Ejaan Bahasa Indonesia (Sipebi).

Daftar para penerima apresiasi dan penghargaan, pemenang lomba dan festival, serta pemilihan karya terbaik dalam rangkaian Perayaan Bulan Bahasa dan Sastra 2021 dapat dilihat melalui tautan berikut ini.

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa