Pelatihan “Sinau Nulis Warta Basa Jawa” di Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta
Yogyakarta— Salah satu agenda Balai Bahasa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam rangka menyambut Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2016 adalah kelas pelatihan “Sinau Nulis Warta Basa Jawa”. Pelatihan ini ditujukan untuk menjaga kelestarian bahasa Jawa dan memberikan ruang kreatif bagi masyarakat untuk bisa menulis laporan dalam bahasa Jawa. Sebanyak 50 orang yang terdiri atas pemelajar, guru, dan dosen se-DIY mengikuti kegiatan yang berlangsung pada 19—20 Oktober 2016, pukul 13.00—16.00, di Balai Bahasa DIY, Jalan I Dewa Nyoman Oka 34, Yogyakarta.
Acara yang khas dan menarik itu dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terkenal sebagai kota pendidikan, bisnis, dan budaya. Banyak pendatang baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, pelaku usaha, dan wisatawan datang ke Yogyakarta setiap tahunnya. Para pendatang ini ada yang hanya tinggal temporer, seperti wisatawan, ada juga yang berbaur dengan masyarakat lokal dan tinggal menetap baik dalam jangka waktu yang agak lama seperti pelajar dan mahasiswa ataupun yang tinggal lama seperti pelaku usaha. Para pendatang ini memiliki bahasa dan budaya berbeda dengan bahasa dan budaya masyarakat Yogyakarta. Hal ini tentu saja menyebabkan perubahan sosial budaya pada diri masyarakat Yogyakarta, tetapi juga menumbuhkan rasa ketertarikan para pendatang untuk mempelajari bahasa dan budaya masyarakat Yogyakarta. Selain itu, pada diri masyarakat umum, khususnya pemelajar dan pendidik, muncul adanya kebutuhan untuk bisa menulis tulisan yang baik, benar, menarik, dan bisa diterima oleh media.
Dr. Tirto Suwondo, M.Hum., Kepala Balai Bahasa DIY menegaskan perlunya diadakan kegiatan pelatihan yang walaupun kecil, tetapi bermanfaat, seperti kelas “Sinau Nulis Warta Basa Jawa” yang memberikan pelatihan menulis bahasa Jawa yang layak baca di media. “Melalui kelas pelatihan “Sinau Nulis Warta Basa Jawa”, kata Tirto, “peserta bisa menjadi lebih literatif, tidak sekadar bisa menulis, tetapi juga bisa memahami, menghadapi, menindaklanjuti, dan tahu banyak hal.”
Tutor “Sinau Nulis Warta Basa Jawa” adalah Warisman, ahli tulis (serat) bahasa Jawa dari Sanggar Sastra Bahasa Jawa (SSJY) dan Tedi Kusyairi, pembuat blog, organisator kebudayaan dan kesusastraan bahasa Jawa, serta pendiri Jogja Bantul Media Network. Warisman mengajarkan menulis berita dalam bahasa Jawa, sedangkan Tedi Kusyairi memaparkan tulisan versi media daring.
Menurut Tedi, “Penulis cukup memerlukan WTP, yaitu wani (berani), pingin ngerti (ingin mengerti), dan tliti (teliti). Penulis juga harus menuliskan kejadian sesuai kenyataan dan mencari sesuatu yang menarik dalam suatu kejadian untuk memudahkan membuat paragraf pembuka (lead). Dengan paragraf pembuka yang menarik, penulis akan lebih mudah untuk membuat alur cerita yang baik dan menarik. Bagi Tedi, menulis berita dalam bahasa Jawa sama seperti menulis berita dalam bahasa Inggris. “Berdasarkan pengalaman saya, kesulitan menulis dalam bahasa Jawa adalah sulitnya menemukan padanan kata bahasa Jawa yang tepat untuk mengungkapkan suatu maksud.” Tedi memberikan saran kepada calon penulis agar memperkaya dan menguasai kosa kata bahasa Jawa demi menghasilkan tulisan yang baik. (yas/pad/yy/td)