Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Menyemarakkan Bulan Bahasa dan Sastra 2016

Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Menyemarakkan Bulan Bahasa dan Sastra 2016

Badan Bahasa, Jakarta—Dalam menyemarakkan Bulan Bahasa dan Sastra 2016, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) mengadakan Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional. Kegiatan yang digelar di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, pada tanggal 26—29 Oktober 2016 tersebut diikuti oleh tim perwakilan dari 28 Balai/Kantor Bahasa se-Indonesia.

Kegiatan tersebut bertujuan mengakrabkan siswa, guru, dan pegiat seni dengan dunia sastra, serta memberikan wadah bagi komunitas sastra pemula yang ada di tingkat nasional untuk berlomba menampilkan minat dan bakatnya dalam bersastra. Selain itu melalui kegiatan ini siswa diharapkan dapat meningkatkan apresiasi sastranya.

“Kita boleh berbangga dan berbahagia karena bertemu dengan anak-anak muda yang kreatif, memiliki keinginan untuk menampilkan kreasi dengan gayanya masing-masing, tentu dengan dibantu oleh pembimbing untuk memberi arahan, panduan, dan polesan kreativitas mereka,” ujar Dadang Sunendar, Kepala Badan Bahasa pada saat pembukaan acara itu, Rabu, 26 Oktober 2016.

“Pengalaman pribadi saya mengenai musikalisasi puisi di kampus sangat berkesan. Ketika masih menjadi mahasiswa sampai menjadi dosen, saya sering menghadiri acara kampus yang  menampilkan musikalisasi puisi hasil kolaborasi mahasiswa dari Program Studi (prodi) Pendidikan Sastra Indonesia dan Program Studi Pendidikan Seni Musik. Artinya, untuk adik-adik siswa yang hadir saat ini, mungkin saja suatu saat nanti di perguruan tinggi, akan masuk  prodi-prodi di atas tadi,” tambah Dadang.

Setiap tim musikalisasi puisi terdiri atas 3—6 orang siswa SMA. Mereka menampilkan dua puisi dengan durasi waktu maksimal 10 menit. Puisi yang disediakan oleh panitia untuk dimusikalkan berjumlah dua puluh puisi, di antaranya “Negeriku” (K.H.A. Mustafa Bisri), “Memandangmu” (Mario F. Lawi), “Cermin Retak Seribu” (Mustofa W. Hasyim), “Di Serambi” (Dhenok Kristianti), “Senja di Pelabuhan Kecil” (Chairil Anwar).

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pembinaan, Gufran Ali Ibrahim, mengatakan bahwa musikalisasi puisi adalah salah satu kegiatan di Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. “Musikalisasi puisi, membaca sajak, membaca cerpen, novel, dan drama, menurut saya, adalah proses katarsis jiwa, proses sublimasi batin, dan itu menjadi bagian dari pengayaan pendidikan pembangunan karakter yang tengah digalakkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.”

“Setelah ini kami tidak berhenti. Kami akan merekam kegiatan ini dan didaringkan sehingga setiap orang dapat mengakses dan menonton dengan mudah di mana saja sebagai pengayaan batin mereka,” kata Gufran ketika ditanyai mengenai kegiatan ini. (iw/td)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa