- zoonosis = zoonosis
work from office = kerja dari kantor (KDK)
work from home = kerja dari rumah (KDR)
ventilator = ventilator
tracing = penelusuran; pelacakan
throat swab test = tes usap tenggorokan
thermo gun = pistol termometer
swab test = uji usap
survivor = penyintas
specimen = spesimen; contoh
social restriction = pembatasan sosial
social media distancing = penjarakan media sosial
social distancing = penjarakan sosial; jarak sosial
self-quarantine = swakarantina; karantina mandiri
self isolation = isolasi mandiri
screening = penyaringan
respirator = respirator
rapid test = uji cepat
rapid strep tes =t uji strep cepat
protocol = protokol
physical distancing = penjarakan fisik
pandemic = pandemi
new normal = kenormalan baru
massive test = tes serentak
mask = masker
lockdown = karantina wilayah
local transmission = penularan lokal
isolation = isolasi
incubation = inkubasi
imported case = kasus impor
Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2016
Jakarta—Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2016 di Hotel Mercure, Jakarta, 24—29 Oktober 2016. Pergelaran itu dibuka oleh Kepala Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S. Senin malam, 24 Oktober 2016.
Dalam Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional yang ke-10 ini, Gufran menyampaikan empat matra tentang realitas bahasa Indonesia. Empat matra tersebut adalah kekuatan, peluang, ancaman, kelemahan bahasa Indonesia. Terkait dengan hal tersebut diajukan dua strategi, yaitu strategi kebudayaan dan strategi kebahasaan. Dalam strategi kebudayaan, Indonesia harus menjadi bangsa yang kuat secara ekonomi, maju dalam ilmu dan teknologi, poros pariwisata dunia, dan menjadi teladan dalam pengelolaan demokrasi. Dalam strategi kebahasaan, Indonesia perlu melaksanakan tiga gerakan penting untuk memastikan bahasa Indonesia diutamakan atau dimartabatkan oleh warga Indonesia dan diminati warga dunia. Tiga gerakan tersebut adalah pengutamaan bahasa Indonesia, gerakan membaca untuk anak, dan pendirian rumah baca atau rumah pintar.
Kegiatan yang diikuti oleh enam puluh peserta wakil dari tiga puluh provinsi ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2016. Dalam laporannya, Dr. Nilam Suri selaku Ketua Panitia Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2016 mengatakan bahwa tujuan diadakannya Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional ini adalah untuk meningkatkan peran generasi muda dalam memantapkan fungsi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing sesuai dengan ranah pengunaannya masing-masing guna memperkuat jati diri dan daya saing bangsa. Selanjutnya, diharapkan kegiatan ini menghasilkan duta bahasa yang mampu melaksanakan tugas memasyarakatkan kepedulian, kecintaan, dan kebanggaan pada bahasa dan sastra Indonesia, serta memperkuat jejaring kerja sama secara berkesinambungan dengan duta bahasa tingkat provinsi dalam berbagai kegiatan pengembangan. pembinaan, dan pelindungan bahasa.
Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama berupa pembekalan materi. Pembekalan materi diberikan oleh para pakar kebahasaan dan kesastraan serta pakar komunikasi, di antaranya Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum., Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim, M.S., Drs. Mustakim, M.Hum, Linda Christanty, Arie Ardianto, dan Stevie Lengkong.
Tahap kedua berupa pengambilan nilai yang meliputi penilaian desain kegiatan kebahasan dan kesastraan, penilaian kompetensi bahasa Indonesia, daerah dan asing, penilaian sikap, kepribadian, dan penampilan, serta penilaian bakat dan kedisiplinan.
Tahap terakhir rangkaian kegiatan ini berupa pemberian penghargaan kepada enam pasang peserta terbaik. Pemberian penghargaan akan dilaksanakan pada Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2016, 28 Oktober 2016. Rencananya acara tersebut akan dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.A.P. (amw)