Peran Duta Bahasa Harus Dimaksimalkan
Jakarta—Duta Bahasa itu bukan sekadar gelar, tetapi kerja. Oleh karena itu, para finalis Duta Bahasa Tingkat Nasional 2014 yang datang ke Jakarta mewakili provinsinya masing-masing itu bukan hanya untuk memperebutkan gelar, tetapi juga harus menunjukkan hasil kerjanya yang nyata di daerahnya masing-masing. Peran Duta Bahasa itu harus dimaksimalkan sampai bisa menjadi pendorong bagi daerahnya untuk meraih penghargaan Adibahasa (penghargaan untuk provinsi yang terbaik dan tertib dalam menggunakan bahasa). Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Prof. Dr. Mahsun, M.S. dalam sambutannya pada Acara Pembukaan: Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2014 yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Senin 27 Oktober 2014.
Duta Bahasa itu, menurut Mahsun, juga harus bisa berdiplomasi. Mereka harus bisa meyakinkan pemerintah daerahnya untuk meningkatkan peran bahasa Indonesia dalam rangka memperkokoh persatuan dan pertahanan Indonesia. Mahsun sangat berharap selama dalam karantina para finalis mendapatkan bekal teknis kebahasaan yang sangat memadai agar mereka bisa melaksanakan tugasnya dengan baik di lapangan.
Mereka juga harus dibekali pengetahuan menyusun proposal yang baik, cara mengenali dan mengidentifikasi masalah, dan hal lainnya yang berhubungan dengan tugas dan kewajiban mereka sebagai Duta Bahasa. Kalau pengetahuan itu dikuasai mereka, mereka akan lebih mudah dalam menjalankan misinya.
Mahsun pun tidak tanggung-tanggung dalam memberi dukungan kepada Duta Bahasa, Mahsun bermaksud meminta bantuan kepala balai/kantor bahasa se-Indonesia untuk mengumpulkan semua Duta Bahasa, Duta Bahasa angkatan pertama (tahun 2004) sampai yang terbaru (2014) untuk digembleng ulang dan diberi bekal tambahan. Tujuannya tentu saja untuk lebih meningkatkan kinerja para Duta Bahasa tersebut, terutama untuk menciptakan tertib berbahasa di daerahnya masing-masing. Pertemuan akbar itu juga dimaksudkan untuk membentuk komunitas duta bahasa agar mereka saling mengenal dan dapat lebih bersinergi dalam bekerja.
Mahsun, yang membatalkan perjalanannya ke daerah demi membuka dan bertemu secara langsung dengan para finalis Duta Bahasa 2014, bahkan bermaksud menyediakan dana untuk mendukung aktivitas para Duta Bahasa di daerahnya masing-masing. Sikap dan niat baik Mahsun itu disambut dengan antusias oleh para finalis. Mereka mengaku bangga dan bahagia mendapat perhatian penuh dari Kepala Badan Bahasa.
Untuk menandai dimulainya Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2014 secara resmi, Mahsun melampirkan samir (selempang) di bahu dan menyematkan pin di dada dua orang finalis yang mewakili seluruh finalis Duta Bahasa 2014. Mereka yang didaulat sebagai perwakilan itu adalah Radynal Hasnan M (Provinsi Sumatera Barat) dan Kristie Onasis (Provinsi Kepulauan Riau).
Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional 2014 diikuti oleh 28 pasang duta bahasa yang mewakili 28 provinsi. Karantina Duta Bahasa akan berlangsung sampai tanggal 29 Oktober 2014, dan pengumuman pemenangnya akan dilaksanakan pada acara Puncak Bulan Bahasa, Kamis 30 Oktober 2014, di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta.(mla/tom)