Merawat Bahasa dan Sastra Daerah melalui Kajian Konservasi dan Revitalisasi

Merawat Bahasa dan Sastra Daerah melalui Kajian Konservasi dan Revitalisasi

Jakarta—Pada tahun 2016 ini, Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan beberap kajian serta kegiatan konservasi dan revitalisasi.  Kajian dan kegiatan ini dilakukan dalam rangka pelindungan bahasa dan sastra daerah yang terancam punah. 

Beberapa kajian yang telah dilaksanakan, misalnya, adalah kajian fonetik-fonologi bahasa Betawi. Kajian ini dilakukan oleh tim peneliti dari Badan Bahasa berdasarkan data hasil wawancara dengan penutur jati bahasa Betawi serta berdasarkan hasil rekaman cerita dan pantun yang dituturkan narasumber di Condet dan sekitarnya. Kajian bahasa lainnya adalah kajian vitalitas bahasa Yalahatan di Dusun Yalahatan, Kabupaten Maluku Utara. Kajian ini bertujuan untuk mengukur vitalitas atau daya hidup bahasa Yalahatan beserta sikap bahasa penuturnya. Kajian dilakukan berdasarkan wawancara dan kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat penutur jati bahasa Yalahatan, aparat dusun, desa, dan kecamatan, serta penutur bahasa lain yang tinggal berdekatan dengan dusun tersebut.  

Untuk kajian vitalitas sastra, misalnya, Tim dari Badan Bahasa melakukan kajian vitalitas sastra tanggomo di Gorontalo.  Tanggomo merupakan tradisi lisan khas Gorontalo yang daya hidupnya termasuk kategori hampir punah. Seni bercerita ini sudah tidak lagi dikenal oleh generasi muda Gorontalo. Bahkan, bahasa Gorontalo yang digunakan sebagai bahasa utama dalam tanggomo ini pun sudah banyak yang tidak menguasai. Oleh karena itu, Badan Bahasa mendatangkan pakar tanggomo yang selama ini sudah sulit ditemukan, yaitu Risno Ahaya dan Anis Husain. Risno Ahaya biasa menuturkan tanggomo dengan iringan alat musik gambus, sedangkan Anis Husain hanya melagukannya tanpa instrumen. Hasil kajian ini merekomendasikan agar tanggomo termasuk sastra daerah yang akan direvitalisasi pada tahun depan.  Selain itu, masih ada lebih dari tiga puluh kajian lainnya yang terkait konservasi dan revitalisasi, baik bahasa maupun sastra.(an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa