Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2016: Martabatkan Bahasa dan Sastra, Rayakan Kebinekaan
Jakarta—Bertepatan dengan 88 tahun Sumpah Pemuda, Bulan Bahasa dan Sastra tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengangkat tema "Martabatkan Bahasa dan Sastra, Rayakan Kebinekaan". Perhelatan puncak acara itu dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy di Hotel Bidakara Jakarta, Jumat, 28 Oktober 2016.
Dalam sambutannya, Muhadjir menyampaikan bahwa kita harus tetap mempertahankan bahasa Indonesia, bahasa nasional kita, bahasa pemersatu kita, dan bahasa yang kelak menjadi bahasa internasional lain yang digunakan di percaturan dunia yang akan datang. Untuk itu, bahasa Indonesia harus terus dikembangkan sebagai menjadi bahasa ilmu, bahasa teknologi informasi, dan bahasa pergaulan di dunia internasional.
“Saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa Austronesia terbesar di dunia, yaitu dengan jumlah penuturnya sudah berada di atas 300 juta orang, yang berarti termasuk bahasa terbesar nomor empat di dunia, lebih besar dari bahasa Jepang, bahkan bahasa Jerman,” ungkap Muhadjir.
Selanjutnya, menurut Muhadjir, dengan potensi seperti itu, sekarang ini, Malaysia bersemangat untuk mencoba mengadaptasi bahasa Melayu yang mereka gunakan dengan menyerap bahasa Indonesia untuk melihat kesesuaian yang ada di antara keduanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar menyampaikan bahwa tema tersebut mengandung makna bahwa bangsa Indonesia patut bersyukur memiliki bahasa Indonesia yang mampu mempersatukan ribuan suku bangsa. Pada saat yang sama, bangsa Indonesia juga patut berbangga memiliki ratusan bahasa daerah dengan kekayaan sastra daerahnya.
“Dengan semangat memartabatkan bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengajak semua unsur masyarakat untuk bersama-sama merayakan berkah kebinekaan bangsa Indonesia melalui keterlibatan dalam kegiatan kebahasaan dan kesastraan,” kata Dadang.
Dadang menambahkan bahwa dalam Bulan Bahasa dan Sastra tahun ini, telah digelar beragam kegiatan kebahasaan dan kesastraan di seluruh Indonesia, baik di pusat (Badan Bahasa Jakarta) maupun di daerah (balai/kantor bahasa) terutama di 30 provinsi. “Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Bahasa di Jakarta, antara lain, Pameran dan Bazar Pustaka Kebahasaan dan Kesastraan, Simulasi dan Layanan Konsultasi Kebahasan dan Kesastraan, Bedah Buku Sastra, Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia, Debat Bahasa Antarmahasiswa se-Jabodetabek, Sayembara Penulisan Karya Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, Sayembara Menulis Surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Seminar Konservasi dan Revitalisasi Bahasa dan Sastra, Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, dan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional,” tutur Dadang.
Sementara itu, sebanyak 150 kegiatan kebahasaan dan kesastraan telah dilaksanakan oleh 30 balai/kantor bahasa di wilayahnya masing-masing, mulai dari kegiatan lomba, sayembara, seminar, dan penghargaan kebahasaan dan kesastraan hingga gerakan cinta bahasa Indonesia, gerakan literasi, dan gerakan membaca. “Semua kegiatan itu melibatkan partisipasi beragam kalangan, yaitu dari ekosistem pendidikan, pegiat dan komunitas, sastrawan, media massa, pelaku usaha, dan masyarakat umum,”ungkap Dadang.
Sejak 1980 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (sekarang Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra sebagai bagian dari peringatan Hari Sumpah Pemuda. Untuk memperingati diikrarkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, semarak kegiatan kebahasaan dan kesastraan dibahanakan menjelang , dan selama bulan Oktober setiap tahun.
Di akhir acara, Mendikbud memberikan penghargaan kepada tokoh dan sastrawan, serta meluncurkan produk kebahasaan dan kesastraan. Sebelumnya, diumumkan sejumlah hasil kegiatan kompetitif kebahasaan dan kesastraan yang melibatkan masyarakat, yaitu (1) Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional, (2) Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional, (3) Festival Literasi Tingkat Nasional, (4) Debat Bahasa Antarmahasiswa se-Jabodetabek, (5) Sayembara Menulis Surat kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, (6) Sayembara Penulisan Karya Ilmiah Kebahasaan dan Kesastraan, (7) Sayembara Penulisan Cerita Anak Berbasis Kearifan Lokal, dan (8) Penilaian Pengutamaan Penggunaan Bahasa Indonesia di Hotel dan Restoran di Wilayah DKI Jakarta. (an)
Berita terkait:
http://www.gatra.com/budaya-1/224568-bahasa-indonesia-bahasa-austronesia-terbesar-di-dunia
http://www.gatra.com/budaya-1/224589-badan-bahasa-apresiasi-11-tokoh-kebahasaan-dan-sastra
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/10/28/ofrfvx282-kbbi-v-diluncurkan-mendikbud
http://www.antaranews.com/berita/592943/empat-aplikasi-bahasa-dorong-kecintaan-bahasa-indonesia