Penganugerahan Penghargaan Badan Bahasa dalam Rangka Bulan Bahasa 2014
Jakarta—Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah menyelenggarakan Penganugerahan Penghargaan Badan Bahasa dalam rangka Bulan Bahasa Tahun 2014 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, 30 Oktober 2014.
    Penghargaan tersebut meliputi Penghargaan Sastra Badan Bahasa, Festival Musikalisasi Tingkat Nasional, dan Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional.
    F. Rahardi yang mewakili dewan juri Penghargaan Sastra Badan Bahasa yang terdiri dari Melani Budianta, Seno Gumira Ajidarma, Linda Christianty, dan dirinya sendiri menyampaikan bahwa setelah membaca 30 karya sastra yang terbit selama lima tahun terakhir diputuskan bahwa pemenang pertama adalah Baju Bulan yang merupakan kumpulan puisi dari Joko Pinurbo, pemenang kedua adalah Gendang Pengembara, kumpulan puisi dari Leon Agusta, dan pemenang ketiga adalah Buli-Buli Lima Laki, kumpulan puisi dari Nirwan Dewanto. Selanjutnya pemenang akan dikirim untuk mengikuti SEA Write Award di Bangkok, Thailand.
    Sementara itu, Embi C. Noer mewakili dewan juri Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional menetapkan peserta dari Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri dari enam orang yaitu Faisal Yunus, Humaerah Auliya Umar, Khusnul Hatimah, Aldi Anwar, Muhamad Aris, dan Andi Abdillah yang berasal dari SMAN 2 Barru sebagai penampil terbaik pertama.
    Selanjutnya, Dra. Ira Hapsari, M.Hum. yang mewakili dewan juri Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional memutuskan bahwa pemenang pertama adalah pasangan Duta Bahasa Provinsi Bali yaitu Ayu Ladah Carolina dan Made Adi Suadnyana.
    Sementara itu, dalam sambutannya, Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Mahsun, M.S. mengatakan bahwa tiga kegiatan ini terkait dengan pemanfaatan bahasa sebagai mediumnya, pertama bagaimana penulis kita memanfaatkan bahasa untuk menuangkan gagasannya, kedua bagaimana melantunkan puisi dengan musik, dan ketiga penguatan kompetensi berbahasa Indonesia (UKBI).
    Berbicara bahasa Indonesia tidak lepas dari NKRI, bagaimana melalui ikrar sumpah pemuda yang merupakan momentum awal revolusi mental, pola pikir kita dari mental yang menganggap kita terdiri dari suku bangsa yang berbeda dengan menempati pulau yang berbeda, kemudian saat sumpah pemuda kita melakukan revolusi mental melalui kesepakatan berbahasa hingga menuju kemerdekaan.
    Lebih lanjut, Mahsun mengatakan bahwa untuk selanjutnya, kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan tidak selalu di Jakarta tetapi di daerah lain sehingga semangat keindonesiaan dapat terus terjaga.
    Kepala Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Dra. Yeyen Maryani, M.Hum. mengatakan bahwa secara umum seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar hanya ada beberapa peserta duta yang sakit ringan. Terkait peran duta bahasa, menurutnya yang terpenting adalah bagaimana badan bahasa memberdayakan duta bahasa dalam konteks membina dan memasyarakatkan bahasa Indonesia sehingga memberikan kontribusi dalam pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa Indonesia. (an)