Sosialisasi Laboratorium Kebinekaan

Sosialisasi Laboratorium Kebinekaan

Sentul, Jawa Barat—Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) menggelar acara Sosialisasi Laboratorium Kebinekaan, bertempat di Gedung Arjuna, PPSDK, Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada hari Rabu, 14 Desember 2016. Kegiatan sosialisasi itu bertujuan untuk memperkenalkan kekayaan dan keberagaman bahasa di Indonesia, serta keberadaan dan fungsi laboratorium kebinekaan kepada masyarakat sebagai pemangku kepentingan.

Laboratorium kebinekaan tersebut dirancang sebagai sarana pembelajaran untuk siswa, mahasiswa, dan masyarakat luas tentang kebinekaan bahasa di Indonesia. Laboratorium kebinekaan dibangun dengan maksud untuk mendokumentasikan 646 bahasa daerah yang berada di seluruh Indonesia, beserta sastranya. Selain itu, juga menyajikan beberapa unsur kebudayaan yang terkait langsung dengan kebahasaan dan kesastraan.

Laboratorium kebinekaan tersebut menyajikan aplikasi laboratorium kebinekaan, berisi menu informasi yang berkaitan dengan bahasa dan sastra daerah. Antara lain, pertama, deskripsi bahasa daerah di Indonesia; kedua, rekaman video mengenai kosakata dasar bahasa daerah di Indonesia; ketiga, ekspresi bahasa daerah di Indonesia yang meliputi cerita rakyat, sastra, dan kesenian; keempat, transkripsi dan terjemahan cerita rakyat bahasa daerah di Indonesia; kelima, cerita rakyat bahasa daerah di Indonesia; keenam, peta kebinekaan yang berisi menu pencarian di daerah mana bahasa daerah dituturkan; dan ketujuh, kamus bahasa-bahasa daerah di Indonesia.

Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. selaku Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), menerangkan bahwa laboratorium kebinekaan tersebut akan diperkenalkan ke berbagai kalangan. “Apabila sudah diresmikan nantinya, laboratorium kebinekaan ini akan diperkenalkan kepada berbagai kalangan, khususnya para siswa SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Mereka akan diperkenalkan berbagai keberagaman bahasa itu dan diharapkan akan semakin mengingatkan kepada kita bahwa demikian banyak perbedaan yang ada di tanah air ini, tapi kita bisa menjadi sebuah bangsa satu, bangsa yang menghargai berbagai perbedaan” tegasnya.

Dalam sambutannya, Kepala Badan Bahasa juga menjelaskan tentang makna kebinekaan, hal penting yang harus terus kita jaga agar jangan sampai tercerai-berai. “Kita mengenal kata Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkeram dengan erat oleh burung Garuda yang menjadi Lambang Negara Indonesia” jelasnya. “Hal itu memberikan makna yang kuat bahwa seluruh komponen bangsa harus menjaga keragamannya, jangan sampai keragaman itu rusak” terangnya.

Dadang mengatakan bahwa Undang-Undang tentang bahasa negara itu bukan Undang-Undang yang anti bahasa asing, “Tidak boleh orang Badan Bahasa anti bahasa asing, tapi urutannya yang jangan salah, bahasa Indonesia dulu, bahasa daerah dulu, baru bahasa asing” jelasnya. “Kuasai bahasa asing itu adalah perintah Tuhan, kepada seluruh bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia, agar menguasai bahasa asing, kenapa? agar kita bisa bersaing dengan bangsa-bangsa besar lainnya di seluruh dunia” tegasnya. “Agar kita juga dapat menyerap teknologi baru yang berbahasa asing, untuk melakukan berbagai diplomasi” tambahnya. “Jadi artinya, potret masyarakat Indonesia dari sekarang sampai masa depan itu adalah seseorang yang menguasai bahasa Indonesia dengan baik, benar, apik, dan santun. Yang keduanya, menguasai juga minimal satu bahasa daerah, syukur-syukur bisa lebih. Dan yang ketiga, minimal menguasai satu bahasa asing, syukur-syukur bisa lebih” jelas Kepala Badan Bahasa.

Pada kesempatan yang sama, Dadang menjelaskan bahwa di Badan Bahasa terdapat tiga kata kunci, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Bahasa mengajak seluruh peserta untuk mengucapkan ketiga kata kunci itu secara bersama-sama. Hal tersebut disambut dengan antusias seluruh peserta kegiatan, khususnya para siswa yang mendominasi peserta kegiatan tersebut.

Pada kesempatan wawancara dengan Kepala Badan Bahasa, beliau menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi laboratorium kebinekaan itu bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat kekayaan Indonesia yang luar biasa dari sisi bahasa, yang rencananya akan diluncurkan pada tahun 2017 nanti” jelasnya. “masyarakat juga perlu tahu, berhak tahu bahasa-bahasa apa saja yang ada di tanah air kita ini” jelasnya. “Jadi, laboratorium kebinekaan bahasa ini yang akan menjadi miniatur Indonesia dari sisi bahasa, miniatur Indonesia yang harus memperkuat dan menegaskan bahwa NKRI merupakan harga mati bagi rakyat Indonesia” tegasnya.

“Negara kita ini sering diuji, diuji dari sisi ideologinya, dari sisi keberagamannya, kebinekaannya, dan dari berbagai isu yang lain. Dalam beberapa hal kita bisa mendiskusikannya itu, tapi jangan lupa, bahwa kita memiliki salah satu elemen yang luar biasa yang dimiliki bangsa ini, yaitu bahasa, bahasa Indonesia” jelas Dadang. “Bahasa Indonesia yang menjadikan kita bersatu, bahasa Indonesia sebagai pemersatu, yang membesarkan bangsa ini. Jadi ketika ada persoalan keberagaman boleh ada di mana-mana, tapi satu yang sama di luar sisi keberagaman itu, yaitu bahasa Indonesia” tambahnya. “Tentu saja, selain bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, di laboratoium kebinekaan ini, ingin memperkenalkan kekayaan kita melalui bahasa daerah yang ada di tanah air kita. Jadi, bagaimana bahasa Indonesia bisa berdampingan dengan sangat baik dengan bahasa-bahasa daerah yang ada di tanah air kita” ujarnya.

Pada kesempatan lain, Kepala Badan Bahasa juga mengingatkan bahwa saat ini masih banyak tantangan bagi kita dalam menjaga keutuhan peran bahasa Indonesia, baik tantangan dari dalam maupun dari luar negeri ini. “Bukan berarti bahasa negara yang menjadi kesepakatan kita ini tidak ada tantangannya, tantangan dari dalam masih banyak, tantangan dari luar masih banyak. Tantangan dari dalam yang paling kuat adalah hati-hati dengan sikap bahasa, salah satu hal yang menurunkan derajat bahasa negara ini adalah sikap bahasa masyarakat terhadap bahasanya itu sendiri” jelasnya. “Jadi, jangan ada yang malu menggunakan bahasa Indonesia, jangan ada yang gengsi menggunakan bahasa Indonesia, terutama untuk adik-adik generasi saat ini. Tunjukkan bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang bangga akan dirinya sendiri. Bangga dengan jatidirinya sendiri, tunjukkan jatidiri kita” tegasnya. “Gunakan bahwa bahasa Indonesia yang apik, yang santun, jangan melakukan perundungan apapun. Gunakan alat atau teknologi yang Anda pegang itu untuk hal-hal yang baik” tegasnya.

Kegiatan sosialisasi tersebut dihadiri oleh beberapa pejabat di lingkungan Badan Bahasa dan beberapa tamu undangan termasuk dari media massa televisi dan cetak. Peserta kegiatan sosialisasi itu berasal dari SMPN 1 Cibinong, SMAN 1 Cibinong, dam SMA Indocement Citeureup, beserta guru pendampingnya. (Nav)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa