Badan Bahasa Gelar Festival dan Seminar Nasional Bahasa Ibu 2017

Badan Bahasa Gelar Festival dan Seminar Nasional Bahasa Ibu 2017

Jakarta, Badan Bahasa — Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarkan Festival dan Seminar Nasional Bahasa Ibu di Gedung Samudra Badan Bahasa, Jakarta, 21—22 Februari 2017.

“Kalau kita melihat data saat ini (UNESCO) kurang lebih 14 bahasa daerah setiap hari mengalami kepunahan. Untuk itu, kita harus konsentrasi terhadap bahasa daerah, selain pengutamaan bahasa Indonesia," ungkap Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan (Pusbanglin), Dr. Hurip Danu Ismadi saat membuka acara itu, Selasa, 21 Februari 2017.

Ia menjelaskan bahwa pada akhir tahun 2016, Badan Bahasa telah memetakan dan memverifikasi 646 bahasa daerah dari 2.348 daerah penelitian. Pengambilan data pemetaan bahasa daerah yang dilakukan oleh Badan Bahasa itu dilakukan pada rentang tahun 1992 hingga 2014. Verifikasi data bahasa-bahasa daerah di Indonesia tersebut dilakukan untuk pembuatan peta bahasa.

“Pada tahun 2021, target jumlah bahasa daerah yang terpetakan adalah sekitar 720-an bahasa daerah. Target ini memang berat, tetapi tantangan bagi kami,” kata Danu.

Danu menambahkan bahwa terdapat enam prioritas penelitian di Pusbanglin, pertama, penelitian tentang karya sastra yang layak dibaca oleh siswa SD SMP dan SMA, kedua tentang penguasaaan kosakata anak SD SMP dan SMA, ketiga, tentang kajian karya sastra yang memberikan kontribusi terhadap nilai kebangsaan dan kebinekaan, keempat tentang sejarah sastra Indonesia, kelima tentang bahasa Indonesia di media sosial, dan keenam, kajian terhadap pemetaan dan vitalitas bahasa daerah,” tambahnya.

Untuk itu, menurutnya, forum ini sangat tepat sebagai sarana untuk mengeksplorasi bahasa daerah guna memperkaya bahasa Indonesia. “Tidak ada cara lain bahwa untuk melakukan pelestarian bahasa daerah yaitu dengan cara pemetaan dahulu, pengkajian vitalitas, dan ditindaklanjuti dengan konservasi dan revitalisasi,” tutur Danu.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pelindungan, Pusbanglin, Dr. Ganjar Harimansyah mengatakan bahwa kegiatan ini digelar dalam rangka mendukung Hari Bahasa Ibu Internasional yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1999. Penetapan ini dianggap penting karena diperlukan penanaman kesadaran pendidikan bahasa ibu kepada generasi penerus.

“Festival bahasa ibu terdiri atas dua kegiatan yaitu festival anak berbicara dan bercerita, yang akan dikemas dalam bentuk wawancara dengan tokoh (media, medis, dan pendidik), kemudian anak-anak tersebut menceritakan hasil wawancara itu dengan menggunakan bahasa ibunya,” ungkap Ganjar.

Lebih lanjut, Ganjar mengatakan bahwa festival ini juga dimeriahkan dengan inventarisasi pakaian adat, yang bekerja sama dengan Dharma Wanita. Ajang ini diharapkan dapat mengidentifikasi kosakata dari perbendaharaan pakaian-pakaian adat yang ditampilkan, serta makna yang terkandung di dalamnya. (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa