Badan Bahasa Memberikan Penghargaan Penggunaan Bahasa pada Media Massa Cetak Tahun 2015

Badan Bahasa Memberikan Penghargaan Penggunaan Bahasa pada Media Massa Cetak Tahun 2015

Sentul—Pusat Pembinaan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan penghargaan “Penggunaan Bahasa Indonesia pada Media Cetak Tahun 2015” kepada sepuluh media massa cetak di Aula Gedung B, Pusat Strategi dan Diplomasi Kebahasaan, Sentul, Jawa Barat, Selasa, 29 Desember 2015.  

Pemenang penghargaan itu adalah (1) Kompas, (2) Republika, (3) Koran Tempo, (4) Media Indonesia, (5) Radar Bogor, (6) Suara Pembaruan, (7) Riau Pos, (8) Warta Kota, (9) Solo Pos, dan (10) Jawa Pos.

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi Badan Bahasa kepada media massa cetak, yang diharapkan memicu media untuk berkontribusi dalam peningkatan berbahasa Indonesia. Hal itu diungkapkan Sekretaris Badan Bahasa, Dr. Hurip Danu Ismadi ketika memberikan sambutan pada acara tersebut.

“Penghargaan ini sebagai evaluasi kita sendiri, apakah sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia semaksimal mungkin, refleksinya pada pertemuan dengan atase pendidikan dari berbagai negara yang diadakan di Jakarta belum lama ini, banyak permintaan untuk mengadakan program pembelajaran bahasa Indonesia di setiap negara, untuk itu kita harus lebih mahir, “ ujar Danu.

Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim dalam sambutannya mengatakan bahwa Pusat Pembinaan terus mendorong media untuk merawat dan mengutamakan bahasa Indonesia serta berupaya menggunakan bahasa Indonesia yang Cerdas, Apik, dan Santun (CAS), salah satunya melalui kegiatan penghargaan ini dan kegiatan penyegaran keterampilan berbahasa Indonesia bagi insan media.

Pusat Pembinaan mengadakan kegiatan penilaian penggunaan bahasa di media massa cetak tahun 2015 pada tanggal 12 dan 16 November 2015. Penilaian itu melibatkan pakar bahasa, pakar komunikasi, wartawan, dan organisasi profesi. Media massa yang dinilai berjumlah 45 media massa cetak, terdiri atas media massa cetak nasional dan media massa cetak daerah. Aspek kebahasaan yang dinilai, meliputi (1) Bentuk dan Pilihan Kata, (2) Ejaan), (3) Kalimat, (4) Penalaran, dan (5) Paragraf/Wacana.

Globalisasi dan reformasi telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi strategis yang memungkinkan bahasa tersebut memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia. Kondisi tersebut merupakan fenomena pergeseran ruang gerak penggunaan bahasa Indonesia yang kian sempit. Hal tersebut jika dibiarkan akan berdampak luar biasa terhadap perkembangan bahasa Indonesia ke depan.

Di samping itu, derasnya arus informasi sebagai dampak dari globalisasi telah membuka peluang penggunaan kosakata bahasa asing, khususnya kosakata bahasa Inggris, sebagai kosakata di dalam rubrik-rubrik berita, opini, iklan di media massa maupun elektronik. Kondisi tersebut, kenyataannya, tidak selalu menguntungkan terhadap perkembangan bahasa Indonesia yang selayaknya sebagai bahasa pengantar dan jati diri bangsa.

Penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, tersebut, misalnya, dijumpai dalam isi berita "status audit itu sebagai disclaimer', "prinsip-prinsip pariwisata adalah community based tourism”, “yang diperlukan sekarang adalah overhauf'. Iklan-iklan di media massa, antara lain, tertulis “membutuhkan officer akuntansi”, “paket one step wedding". Di samping itu, dijumpai pula kesalahan pilihan kata, ejaan, kalimat, dan penalaran.

Media massa itu tidak menyadari hal itu akan mengancam bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa karena masyarakat menganggap bahwa penggunaan bahasa di media massa merupakan contoh penggunaan bahasa yang baik dan benar. Di samping itu, mereka melanggar Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu kebangsaan pasal 39 ayat (1) yang berbunyi “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa”. (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa