Badan Bahasa Menggelar Seminar Nasional dan Festival Bahasa Ibu

Badan Bahasa Menggelar Seminar Nasional dan Festival Bahasa Ibu

Jakarta—“Bahasa Ibu merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi dengan sesama anggota masyarakat bahasanya seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya,“ ujar Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Prof. Dr. Dadang Sunendar saat memberikan sambutan pada acara pembukaan Seminar Nasional dan Festival Bahasa Ibu, Selasa, 29 Maret 2016, di Aula Gedung Samudra, Rawamangun, Jakarta.  

Mengutip ungkapan yang dilontarkan George H. Lewis bahwa “Hakikat manusia berbahasa itu ibarat burung yang bersayap, jadi bisa dibayangkan seekor burung tanpa sayap itu tidak bisa apa-apa, semua kekuatan dan energi yang dimiliki seekor burung adalah sayapnya, dia bisa bergerak dan hidup. Bahasa menjadi ciri dari manusia sama seperti sayap yang mencirikan burung,” tutur Dadang.

Bahasa Ibu itu akan menjadi parameter pertama dalam menilai keberhasilan kita dalam sebuah rumah tangga, karena melalui bahasa Ibu perkembangan karakter anak dibentuk. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beruntung karena masyarakatnya sebagian besar telah menjadi dwibahasawan (menguasai dua bahasa sekaligus yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Ibu/daerahnya) sejak dilahirkan.

“Untuk program tahun 2017 nanti perlu ada program yang perlu digairahkan dalam konteks pengembangan dan pelindungan bahasa Ibu sekaligus bahasa daerah, selain itu perlu dilakukan penelitian apakah 659 bahasa daerah (jumlah bahasa daerah yang sudah diidentifikasi dan diverifikasi Badan Bahasa) itu juga merupakan bahasa Ibu,” pesan Dadang mengakhiri sambutannya.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari (29—30 Maret 2016) ini pertama kali digelar oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Bahasa. Untuk ke depannya akan diadakan setiap tahun dalam rangka memperingati hari bahasa Ibu yang jatuh pada tanggal 21 Februari. Dalam kegiatan ini ada tiga kegiatan utama, yaitu pertama, seminar bahasa Ibu (sidang pleno dan sidang panel), dengan pemakalah sidang panel sebanyak 18 orang, dan lima pemakalah utama. Kedua, festival bercerita dan berbicara bahasa Ibu bagi anak-anak usia 10—15 tahun, dan ketiga, inventarisasi kosakata kuliner nusantara. (an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa