Menulis Cerpen Bersama Damhuri Muhammad

Menulis Cerpen Bersama Damhuri Muhammad

MEDAN – “Hari kedua kegiatan literasi di Balai Bahasa Sumatera Utara yang digelar di kampus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU), Medan. Saya melihat gairah menulis yang menyala-nyala, saya membaca mimpi-mimpi besar para penggerak dunia literasi di Medan,” tulis Damhuri Muhammad dalam akun facebook-nya.

Ungkapan itu ditulis Damhuri usai memberi pelatihan pada “Bengkel Sastra: Proses Kreatif Menulis Cerpen untuk Remaja” yang diselenggarakan Balai Bahasa Sumatera Utara di Gedung Pagelaran FIB USU, Medan, Jumat, 29 April 2016.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu (28 – 29 April 2016) diikuti oleh 50 peserta dari berbagai sekolah dan perguruan tinggi serta komunitas-komunitas menulis yang ada di Kota Medan dan sekitarnya. Pelatihan itu menghadirkan pemateri sastrawan nasional Damhuri Muhammad yang memberikan materi tentang proses kreatif dalam menulis cerpen. Proses kreatif yang diajarkan meliputi pemunculan dan penggarapan unsur-unsur pendukung dalam cerpen serta problematika yang dialami selama proses penulisan.

Dalam penyajiannya, Damhuri menggunakan metode ‘kembang biak kata’ (word breeding). “Kembang biak kata bertujuan untuk kembangkan layar imaji.  Dengan mengembangbiakkan satu kata menjadi lima puluh kata. Lalu, dari kata akan dikembangkan menjadi frasa, kalimat, dan akhirnya paragraf dari sebuah cerita mini,” sebut Damhuri.

Para peserta juga diajak ke area terbuka seperti, kantin, taman, trotoar, dan tempat parkir. Damhuri menilai metode ini sangat membantu peserta untuk mengasah ketajaman dalam mendeskripsikan ruang dan waktu dalam pengisahan. 

Damhuri yang juga redaktur sastra Media Indonesia, menceritakan bagaimana pengalaman dan proses kreatifnya dalam menulis cerpen. Menurutnya, menulis adalah membaca dan mencipta. Dengan menulis kita membagi pengetahuan dan kebahagiaan kepada orang lain. Dan ketika proses kreatif tersebut semakin dilatih dan terus dilatih, akan semakin mudah untuk menulis pengetahuan dan pengalaman itu.

“Menulis cerpen itu harus terluka dulu. Saya mengirim cerpen ke Kompas sejak tahun 1994 dan baru tembus tahun 2005. Jika pun nanti di antara kalian ada yang menjadi penulis andal, itu adalah bonus,” ungkap Damhuri.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Utara, Dr. T. Syarfina, M.Hum. mengatakan, Bengkel Sastra merupakan salah satu program rutin Balai Bahasa Sumatera Utara dan telah dilaksanakan sejak tahun 2002. Bengkel Sastra bertujuan untuk meningkatkan minat dan apresiasi para siswa, mahasiswa, dan guru terhadap karya sastra.

“Sejauh ini, kegiatan Bengkel Sastra telah menjadi bentuk pelatihan sastra yang paling disukai dan dikenal oleh kalangan kampus dan sekolah di Provinsi Sumatera Utara. Kami berharap dengan kegiatan Bengkel Sastra ini, akan tumbuh dan berkembang bakat-bakat menulis sastra di kalangan pelajar dan mahasiswa,” kata Syarfina. (Agus Mulia/Balai Bahasa Sumatera Utara)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa