Mendikbud Buka Kongres Internasional Linguistik Sistemik Fungsional ke-43

Mendikbud Buka Kongres Internasional Linguistik Sistemik Fungsional ke-43

Bandung—Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, Ph.D. membuka secara resmi Kongres Internasional Linguistik Sistemik Fungsional (ILSF) ke-43, di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Bandung, Jawa Barat, Selasa, 19 Juli 2016.

Dalam sambutannya, Anies mengungkapkan bahwa Linguistik Sistemik Fungsional memegang peranan penting dalam perkembangan pengajaran bahasa di Indonesia baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Linguistik Sistemik Fungsional telah diadopsi dalam kurikulum, khususnya bahasa Inggris, melalui implementasi pengajaran berbasis teks sejak dicanangkannya KBK (2004), lalu KTSP (2006), sampai dengan Kurikulum 2013.

“Linguistik fungsional sistemik (LSF) memberikan dampak yang nyata pada pendidikan di seluruh dunia, dan dampak yang paling jelas terlihat pada pendidikan bahasa. Saat ini, LSF juga terlihat dampaknya pada pengajaran di bidang studi lain,”kata Anies.

Literasi dalam penguatan karakter dan budaya baca menjadi salah satu strategi utama pendidikan di Indonesia saat ini. “LSF membantu kita untuk menghasilkan, menganalisa, dan memahami jenis teks yang bermacam karakter. Ketika guru dibantu untuk belajar teori linguistik fungsional sistemik dan memahami berbagai ragamnya, maka mereka sedang didorong untuk memajukan keberhasilan belajar peserta didik,” tutur Mendikbud.

Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kemendikbud, Prof. Dr. Dadang Sunendar mengatakan bahwa kongres ini merupakan sesuatu yang penting dan berguna untuk Badan Bahasa dalam mengambil kebijakan sekaligus mengimplementasikan pengembangan dan pembinaan bahasa di tanah air. Misi Badan Bahasa diantaranya, meningkatkan peran bahasa dan kegunaannya, dan meningkatkan keterlibatan bahasa dalam ekosistem pendidikan dan kebudayaan, “Dengan demikian kebijakan-kebijakan kami berhubungan erat dengan bahasa dan literasi, seperti mengembangkan literasi lisan, penerjemahan, gerakan literasi sekolah dan etnobahasa. Adalah tugas kami untuk mendukung perkembangan penelitian yang melibatkan pengembangan, konservasi, dan pemeliharaaan bahasa-bahasa lokal melalui berbagai kebijakan dan implementasinya,” tutur Dadang.  

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) telah ditunjuk oleh International Systemic Functional Linguistics Association (ISFLA) sebagai wakil Asia dalam penyelenggaraan kongres dan pascakongres Linguistik Sistemik Fungsional (ILSF) ke-43 pada tanggal 19—23 Juli 2016 (kongres) dan 24—26 Juli 2016 (pascakongres). Kongres ISFL diadakan setiap tahun di berbagai negara di empat benua, setiap tahun di benua yang berbeda. Penunjukkan itu juga sesuai dengan tradisi dari ISFLA yang selalu diselenggarakan di perguruan tinggi di setiap negara tiga tahun sebelum kongres diadakan.

UPI adalah tempat yang tepat untuk mendiskusikan hal itu (Linguistik Fungsional Sistemik), “Untuk itu kami menyampaikan terima kasih kepada Rektor UPI, Prof. Furqon, Ph.D. yang telah bekerja sama dengan Badan Bahasa. UPI telah mengerahkan upaya maksimal untuk mengembangkan pedagogi berbasis genre, hal ini menunjukkan pula kalau UPI memiliki tujuan dan minat yang sama dengan Badan Bahasa,” tutup Dadang mengakhiri sambutannya.

Badan Bahasa, Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) bekerja sama dengan Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menyelenggarakan kongres ILSF ke-43 dengan tujuan untuk dapat mendorong kesadaran pentingnya literasi dalam kurikulum pembelajaran.

Kongres ini dihadiri oleh peserta dari 15 negara, yaitu Argentina, Australia, Brazil, Chile, Cina, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Portugal, Singapura, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, dan Thailand. Mereka berpartisipasi sebagai pembicara kunci, pembicara pada sesi paralel, dan peserta. (an)

Informasi rinci tentang kongres ini termuat di http://isfc2016.conference.upi.edu

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa