Kongres Bahasa Daerah Nusantara I: Peranan Bahasa Daerah Nusantara dalam Mengokohkan Jati Diri Bangsa

Kongres Bahasa Daerah Nusantara I: Peranan Bahasa Daerah Nusantara dalam Mengokohkan Jati Diri Bangsa

Bandung – Kita harus melestarikan bahasa daerah, jangan sampai jumlah bahasa daerah yang terancam punah bertambah karena tidak ada lagi generasi muda yang mau memakai bahasa daerah. Hal itu, disampaikan Dedi Mizwar, Wakil Gubernur Jawa Barat, saat membuka Kongres Bahasa Daerah Nusantara I yang diselenggarakan oleh Yayasan Kebudayaan Rancage bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika No. 65, Bandung, Selasa, 2 Agustus 2016.

Sementara itu, Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar mengingatkan kembali amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009, khususnya Pasal 42. Kekhawatiran Wagub Dedi Mizwar tentang semakin sedikitnya generasi muda berbahasa daerah dijelaskan oleh Dadang bahwa berdasarkan Undang-Undang itu, pemerintah daerah diamanati untuk mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dalam kaitan dengan itu, “Badan Bahasa yang mempunyai Unit Pelaksana Teknis di 30 provinsi selama ini bekerja sama dengan pemerintah daerah sudah berupaya menjalankan amanat Undang-Undang tersebut, antara lain, dengan menyusun berbagai kamus bahasa daerah dan pendampingan kegiatan kebahasaan dan kesastraan, “ ujar Dadang.

Pembicara yang tampil pada kongres itu, antara lain, Dadang Sunendar, Ajip Rosidi, Remy Sylado, Multamia RMT Lauder, Mahsun MS, Alice Eastwood, Emi Emilia, M. Rapitang, Antonia Soriente, Gufran Ali Ibrahim, Yus Rusyana, dan C.W. Watson. 

Kongres yang dilangsungkan selama tiga hari itu, Selasa—Kamis (2—4 Agustus 2016) didukung juga oleh Balai Bahasa Jawa Barat. Tema yang diusung adalah “Peranan Bahasa Daerah Nusantara dalam Mengokohkan Jati Diri Bangsa” dan peserta yang terlibat dalam perhelatan ini terdiri atas para pakar, seniman, mahasiswa, guru, wartawan, pemuda, birokrat dan pemerhati bahasa daerah yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. (iw/td)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa