Balai Bahasa Jateng dan Pemprov Jateng Gelar Prakongres Bahasa Jawa VI

Balai Bahasa Jateng dan Pemprov Jateng Gelar Prakongres Bahasa Jawa VI

Semarang, Badan Bahasa – Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sri Puryono KS, mengatakan bahwa bahasa Jawa harus senantiasa dijaga dan dipertahankan, bahkan dikembangkan oleh masyarakat Jawa dalam situasi perkembangan zaman yang terus berubah dengan cepat. Sri Puryono mengharapkan kepada para semua pemangku kepentingan agar memikirkan hal itu dengan sungguh-sungguh melalui kegiatan Prakongres Bahasa Jawa VI yang diadakan di Gedung Wisma Perdamaian, Jalan Imam Bonjol 209, Semarang, Jawa Tengah pada Jumat, 12 Agustus 2016.

Kongres Bahasa Jawa sejak 1991 didukung oleh gubernur di tiga provinsi, Provinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur. Secara bergiliran ketiga provinsi itu mengadakan kongres yang diadakan lima tahun sekali. Pada pergelaran Kongres Bahasa Jawa VI tuan rumah adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Menurut rencana, acara itu akan diselenggarakan di Hotel Inna Garuda,  Yogyakarta pada tanggal 8—12 November 2016. Kongres Bahasa Jawa VI akan dihadiri oleh 500 orang peserta, yaitu 100 orang peserta dari Jawa Tengah, 100 orang peserta dari Jawa Timur, 200 orang peserta dari DI Yogyakarta,dan 100 orang peserta umum termasuk peserta asing dan pemakalah.

Soetomo WE, Ketua Yayasan Studi Bahasa Jawa Kanthil, narasumber acara ini mengatakan bahwa orang Jawa merasakan ada sesuatu yang hilang. Bahasa Jawa yang menjadi pendidikan sumber budi pekerti dihilangkan dari kurikulum pendidikan SD, SMP, dan SMA dan hanya dijadikan mata pelajaran muatan lokal bukan wajib. Hal ini disebabkan pengacuhan bahasa Jawa oleh para pejabat penentu kebijakan dan pengambil keputusan karena adanya ketakutan Jawa bisa menjajah (menguasai) nusantara.

Pada sesi lain, Pardi Suratno, Kepala Balai Bahasa Kantor Bahasa Jawa Tengah menegaskan perlunya kerja secara bersama-sama antarsemua pemangku kepentingankesanggupan pemerintah dalam mengambil peran utama sebagai penjaga nilai-nilai budaya lokal, kesanggupan masyarakat dalam memberi dukungan nyata, dan gotong-royong dari semua pihak dalam menciptakan generasi masa kini dan masa depan yang berbudaya tinggi dalam menjaga dan mengembangkan bahasa Jawa.

Prakongres Bahasa Jawa VI di Semarang bertujuan menggugah kembali kesadaran semua pihak atas pentingnya peran serta dalam penanganan bahasa dan sastra Jawa. Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota diharapkan segera memerankan dirinya dalam penanganan bahasa dan sastra Jawa sesuai dengan amanat kebijakan, peraturan, atau landasan hukum yang telah diundangkan agar Kongres Bahasa Jawa VI dapat terselenggara sukses dan memberikan dampak positif terhadap bahasa dan sastra Jawa. (pad/td)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa