Pekan Sastra se-Sumatera 2016: Merajut Nasionalisme melalui Sastra di Bumi Raflesia

Pekan Sastra se-Sumatera 2016: Merajut Nasionalisme melalui Sastra di Bumi Raflesia

Bengkulu—Pemukulan Dol (alat musik gong khas Bengkulu) secara bersamaan oleh Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Dadang Sunendar, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu, Atisar Sulaiman, dan Kepala Kantor Bahasa Bengkulu, Karyono menandai pembukaan secara resmi kegiatan Pekan Sastra Balai dan Kantor Bahasa se-Sumatera Tahun 2016  di Hotel Nala Sea Side Bengkulu, Senin, 5 September 2016.

Dalam sambutannya Wakil Gubernur Provinsi Bengkulu, Rohidin Mersyah merasa bangga dan sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan pekan sastra ini. Kegiatan ini dipastikan akan memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat Bengkulu terutama para generasi muda tentang bagaimana kita melakukan pengembangan dan pembinaan terhadap bahasa Indonesia.

“Kegiatan ini diharapkan mampu menggali dan mengembangkan nilai-nilai sastra , terutama rumpun bahasa melayu yang menjadi kebanggaan kita di pulau Sumatera,” ujarnya.

Selanjutnya, Kepala Badan Bahasa, Dadang Sunendar menuturkan bahwa Sumatera memiliki kekuatan yang luar biasa bukan hanya dalam bidang bahasa, tetapi juga sastra. “Kalau bukan kita yang mengangkat dan menjaga muruah yang luar biasa itu, siapa lagi, kalau bukan pemerintah pusat dibantu dengan pemerintah daerah, lalu siapa lagi, kalau bukan kita yang memberi tempat, memberi kedudukan dan posisi (apresiasi) yang baik kepada adik-adik yang berlomba dalam kegiatan (sastra) ini, siapa lagi,”ungkap Dadang.

Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Bengkulu, Karyono menjelaskan bahwa kegiatan ini mengambil tema “Merajut Nasionalisme melalui Sastra di Bumi Raflesia”. Kegiatan ini melibatkan 205 peserta dari sepuluh provinsi se-Sumatera, dan pelaksanaan kegiatannya selama lima hari (5 – 9 September 2016).

Ada lima materi lomba dalam kegiatan ini, yaitu festival musikalisasi puisi, lomba baca pusi, lomba mendongeng, lomba berdendang syair, dan lomba berbalas pantun, serta tiga kegiatan apresiasi sastra yaitu temu sastrawan, penampilan seni pertunjukan, dan penerbitan antologi sastra.

Pada kesempatan yang sama, Syamsurizal selaku ketua panitia menyampaikan bahwa kegiatan ini memang sudah dijadikan program kerja oleh para kepala balai/kantor se-Sumatera. “Hal itu didasarkan atas pemikiran dan dan kesepakatan bersama para kepala balai/kantor bahasa se-Sumatera untuk mengadakan “Pekan Bahasa” dan “Pekan Sastra”, dengan tujuan untuk mengikat tali silaturahmi antarpelajar di Sumatera dan juga membangkitkan nilai-nilai sastra di bumi melayu  dengan maksud untuk memperkuat rasa nasionalisme,” ujarnya.

“Kegiatan yang bagus untuk diadakan, terutama karena minat generasi muda terhadap bahasa dan sastra sudah menurun. Jadi, dengan kegiatan-kegiatan besar seperti ini lebih memacu mereka untuk berkarya dibidang kebahasaan dan kesastraan, selain itu juga melalui kegiatan ini dapat mempererat hubungan antarsuku Melayu di Sumatera,” tutur Sally Nurhabibi, Duta Bahasa Bengkulu 2014, saat diwawancarai di akhir acara. (jm/hs/an)

Sedang Tren

Ingin mengetahui lebih lanjut?

Kunjungi media sosial Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa